Etika Dasar Sebelum dan Saat Menggunakan ATM yang Nggak Dipahami Banyak Orang

Etika Dasar Sebelum dan Saat Menggunakan ATM yang Nggak Dipahami Banyak Orang terminal mojok

Selain pusat perbelanjaan yang semakin ramai mendekati Lebaran, tempat kedua yang cukup dipadati adalah ATM. Orang berbondong-bondong menarik uang transferan Tunjangan Hari Raya (THR) sehingga terciptalah antrean panjang di ATM. Namun, antrean panjang ini tidak murni disebabkan cairnya THR, melainkan lantaran belum banyak orang yang paham etika saat menggunakan mesin ATM.

Banyak hal-hal dasar dan sifatnya sepele yang dilewatkan orang saat menggunakan ATM. Gara-gara hal tersebut, kelancaran pengguna lainnya jadi terganggu. Bukan maksud saya menggurui, sekadar mengingatkan dan sharing demi kemaslahatan umat. Nah, berikut saya beberkan beberapa etika dasar sebelum dan saat menggunakan ATM yang seharusnya, sih, ditempel di pintu masuk.

Pertama, mengingat cukup tidaknya saldo. Ini adalah sebuah hal paling dasar yang harusnya sudah dipahami tiap orang yang hendak menggunakan mesin ATM. Akan tetapi, seringnya sudah antre panjang, eh ternyata saat mau menggunakan ATM saldonya tidak cukup. Waktu kalian jadi terbuang sia-sia. Makanya menyimpan struk ATM adalah sebuah kewajiban.

Kedua, menyiapkan kartu dan nomor yang akan ditransfer. Lakukan hal ini demi mempersingkat transaksi kalian saat tengah berada di depan mesin ATM! Jangan sampai begitu sudah di depan mesin malah sibuk cari kartunya yang ketlingsut entah di mana, atau bingung cari nomor rekening. Hal kayak gini juga biasanya bikin antrean jadi panjang.

Ketiga, mengantrelah sesuai alurnya. Jangan menyerobot antrean orang lain dengan alasan fafifu, ya. Semua orang juga punya kepentingan masing-masing. Saya pernah punya pengalaman nyebelin diserobot seorang ibu saat tengah antre di depan ATM.

“Maaf, Mas. Saya duluan, ya. Bentar aja, kok, saya cuma narik uang dikit aja. Keburu telat, Mas,” kata si ibu.

Saya cuma bisa mbaten, “Lha, mbok pikir aku antre tuku sego goreng opo?”

Sebuah tips tambahan dari saya adalah antrelah di luar. Banyak kasus beberapa orang justru ikut antre masuk ke dalam ruang ATM. Ini justru akan mengganggu privasi transaksi seseorang. Positive thinking saja sih, mungkin ndak betah panas makanya numpang ngadem.

Keempat, lakukan transaksi 2-3 kali saja. Jika kalian ingin melakukan lebih dari itu, silakan antre lagi dari belakang. Jangan sampai kalian egois mementingkan diri kalian sendiri. Masih banyak orang yang antre di belakang, hei. Hal ini sering saya alami. Suatu ketika ada seorang bapak hampir setengah jam di dalam ATM. Saya bingung kenapa bapak ini lama banget. Eh, setelah saya amati, struknya keluar berkali-kali. Ternyata blio melakukan transaksi lebih dari 3 kali. Hmmm, pantes saja. Padahal antrean sudah cukup panjang. Huhuhu.

Mungkin ada beberapa orang kontra dengan etika ini dan berkilah, “Kalau nggak mau antre, silakan cari ATM lain yang sepi, Mas!” Lha, kalau yang lain juga antre gimana? Atau mungkin orang-orang yang ngomong seperti ini tidak pernah hidup di desa di mana jarak antar ATM berjauhan dan cukup memakan bensin, ya.

Jika kalian memang benar-benar ingin melakukan transaksi ke banyak nomor rekening, untuk menyiasati antrean panjang, kalian bisa menggunakan mobile banking. Hal ini juga meminimalisir tenaga kalian untuk keluar mencari ATM yang sepi.

Kelima, jangan berdiskusi di dalam ruangan ATM. Jika kalian mengajak teman atau sahabat untuk masuk bersama ke dalam ruangan ATM, jangan sibuk ngobrol atau malah berdebat. Orang-orang yang antre hanya pengin narik uang, bukannya nunggu dan lihat perdebatan dua orang yang tidak jelas blas.

Itulah etika dasar dan sepele yang tidak semua orang bisa melakukannya. Jika kalian punya etika tambahan, silakan tambahkan saja di kolom komentar. Biar orang lain paham juga, demi kemaslahatan per-ATM-an duniawi.

BACA JUGA Pencinta Truk Oleng Adalah Entitas Pencinta Kendaraan Bermental Baja dan tulisan Wikan Agung Nugroho.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version