Es Cendol Elizabeth, Minuman Legendaris dari Bandung yang Cocok Jadi Hidangan Buka Puasa

Es Cendol Elizabeth, Minuman Legendaris dari Bandung yang Cocok Jadi Hidangan Buka Puasa

Es Cendol Elizabeth, Minuman Legendaris dari Bandung yang Cocok Jadi Hidangan Buka Puasa (Instagram Es Cendol Elizabeth Official)

Warga Bandung siap berburu Es Cendol Elizabeth buat hidangan buka puasa nanti?

Sebelum menulis panjang lebar artikel ini, izinkan saya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi jamaah Mojokiyah yang beragam Islam. Semoga ibadah puasa yang dijalankan di tahun ini dapat membentuk pribadi yang bertakwa dan tentunya mendapatkan nilai ibadah di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Ngomong-ngomong tentang puasa, kamu sudah menyiapkan menu buka puasa apa saja untuk hari ini? Kalau sudah bosan dengan kolak pisang, sirop Marjan, atau bahkan Mixue sebagai hidangan pembuka, mungkin kamu perlu coba alternatif lain. Salah satunya adalah es cendol, sebuah sajian kuliner khas Indonesia berbentuk gumpalan kenyal berwarna hijau yang terbuat dari tepung beras yang diguyur santan dan gula aren. Di wilayah tertentu, es cendol ini dikenal dengan sebutan es dawet.

Buat kamu yang saat ini sedang berada di Bandung, Es Cendol Elizabeth bisa jadi pilihan sebagai hidangan pembuka saat buka puasa nanti. Es cendol ini sangat legendaris karena sudah ada sejak tahun 1972 dan pernah disajikan dalam kegiatan diplomasi pejabat. Salah satunya adalah saat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri Inggris, Elizabeth Truss, tahun 2021 yang lalu. Salah satu sajian yang dihidangkan dalam kegiatan diplomasi itu adalah Es Cendol Elizabeth.

Akan tetapi sebelum membeli es cendol legendaris itu, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang Es Cendol Elizabeth. Apa saja, sih? Nih, saya coba uraikan satu per satu, ya.

Nggak dijual bebas

Ini adalah hal yang paling penting untuk diketahui biar kamu nggak kegocek beli yang palsu. Es Cendol Elizabeth nggak dijual bebas di pinggir-pinggir jalan alias di kaki lima, lho. Kalau mau yang asli, kamu bisa datang langsung ke tokonya di Jalan Inhoftank No. 64, Astana Anyar, Kota Bandung. Kalau nggak mau ribet, kamu juga bisa dapatkan es cendol asli di supermarket terdekat atau pesan online lewat akun Instagramnya di @escendolelizabethofficial.

Kemasan beragam

Es Cendol Elizabeth dikemas dalam bentuk yang beragam. Ada yang dibungkus plastik dengan santan dan gula aren terpisah, ada juga yang dikemas dalam bentuk cup dengan berbagai ukuran. Tapi kalau kamu sengaja datang ke tokonya dan menyantapnya di sana, es cendol ini disajikan ke dalam gelas kaca ukuran sedang.

Cuma ada tiga varian rasa

Ada tiga varian rasa yang ditawarkan oleh Es Cendol Elizabeth ini, yaitu cendol original, cendol toping nangka, dan cendol toping alpukat. Semuanya enak, lho. Kalau nggak percaya, kamu bisa beli dan rasakan sensasi dari ketiga varian rasa itu.

Harganya murah meriah

Meski termasuk sajian legendaris, harganya termasuk murah meriah. Harganya bergantung pada jenis kemasannya. Untuk kemasan cup ukuran reguler sampai large, harganya dibanderol antara 8 ribu sampai 17 ribu rupiah saja. Sedangkan untuk kemasan bungkusan plastik ukuran setengah liter sampai satu liter, harganya ada di kisaran 12 ribu sampai 24 ribu rupiah. Murah banget, kan?

Menyegarkan sekaligus mengenyangkan

Selain menyegarkan, menyantap Es Cendol Elizabeth juga bisa mengenyangkan. Mungkin karena berbahan dasar tepung beras, ditambah dengan guyuran santan dan gula aren, es cendol ini bisa dikategorikan makanan penuh serat. Apalagi kalau es cendolnya ditambah dengan toping alpukat, dijamin rasa lapar dan haus setelah seharian berpuasa akan hilang dalam sekejap.

Saran saya, Es Cendol Elizabeth bisa dijadikan pilihan menu pembuka saat berbuka puasa nanti. Biar menu buka puasanya bervariasi dan nggak itu-itu saja. Iya nggak?

Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Rekomendasi Takjil Bandung yang Wajib Banget Kalian Coba.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version