Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Enaknya Kerja Jadi Teknisi Listrik di Pabrik

Budi oleh Budi
17 November 2020
A A
teknisi listrik mojok

teknisi listrik mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Jadi teknisi itu enak. Kerjanya santai, bisa juga ngerasain refleksi lagi. Iya refleksi, tuh pas menyenggol kabel yang ada arus listriknya.

Saya dan teman seangkatan dulu, ketika mengenyam pendidikan di bangku SMK jika ditanya “lulus mau ngapain?” Tentu saja semua serempak menjawab untuk langsung kerja. Kerja apa pun. Sangat jarang yang menjawab ingin kuliah. Alasan paling mendasar nggak mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sering didasari oleh rasa wegah melihat tumpukan PR, wes wegah mikir.

Saya sedikit shock mendengar pernyataan teman-teman saya ini. Lha gimana ya, ketika masih hidup bukankah manusia akan terus berpikir? Bahkan ada hal-hal sulit yang mengharuskan untuk dipikirkan, yang mana lebih susah saat dibanding dengan sebuah PR, atau ujian-ujian serta mumetnya ngerjain skripsi. Rabi, misale. Selain alasan itu, alasan klasikal lain yaitu menyerempet soal biaya.

Ada permasalahan baru ketika bilang bahwa lulusan SMK yang memang disiapkan untuk langsung bekerja. Masalah lain itu adalah saking banyaknya lulusan SMK, lapangan pekerjaan jadi terasa sedikit. Tak ayal, saya dan teman-teman kesusahan untuk mencari pekerjaan yang sesuai jurusan. Contohnya saja teman saya yang jurusan permesinan. Dari namanya, pekerjaan yang harusnya dia emban adalah mengelas, bubut besi, milling, dan lain-lain. Tapi, fakta berkata lain, dia malah jadi perawat tanaman di suatu pabrik dengan iming-iming gaji UMK.

Saya dan teman-teman seangkatan dulu sepaham, pas lulus nanti paling tidak kudu menjalani pekerjaan yang sesuai jurusan. Berhubung dulu jurusan saya mengenai kelistrikan, tentu saja incaran utama setelah lulus dari SMK menjadi teknisi di salah satu pabrik. Dan biar nggak sia-sia juga belajar kesetrum selama di SMK. Atau paling tidak ya jadi tukang servis AC atau biro teknik listrik (BTL).

Gayung bersambut, saya dan teman seangkatan dulu berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai teknisi dan itu tersebar di beberapa pabrik. Tak jarang kami tetap kompak dan kadang sambat soal kerjaan. Terhitung sudah hampir lima tahun bekerja di  pabrik dan menyandang gelar teknisi.

Gelar ini adalah gelar yang dianggap keren (setidaknya oleh saya) walaupun masih di kalangan pekerja pabrik atau pejuang UMK lainnya. Ada hal-hal menyenangkan ketika bisa menjadi teknisi khususnya listrik di suatu pabrik, setidaknya ini dan teman saya rasakan. Entah yang lain, mungkin beda.

Enaknya jadi teknisi listrik yang pertama adalah kerjanya santai. Namun, harus diingat juga, meski cenderung lebih santai, ada tanggung jawab yang nggak bisa dikerjakan sambil menye-menye. Iya, dibanding bagian lain teknisi cenderung mempunyai ritme kerja yang lebih santai.

Baca Juga:

Saya Banting Setir dari Wartawan Jadi Buruh Pabrik, Berujung Dieksploitasi

4 Tanda Kalian Nggak Cocok Kerja di Pabrik, Tempat Ini Hanya untuk Orang-orang Bakoh dan Disiplin

Bahkan, ada hari-hari di mana teknisi hanya standby saja gitu. Paling cuman melakukan pengecekan karena nggak ada kerusakan yang terjadi pada hari itu. Pokoknya enak banget deh. Nggak jarang para teknisi disebut makan gaji buta. Astaga nggak ngotak yang ngomong begini.

Enaknya jadi teknisi listrik yang kedua adalah terlihat keren. Tingkat kekerenan bakal lebih bertambah jika seorang teknisi punya penampilan yang menarik. Pokoknya kami (merasa) lebih keren dibanding dan jika nggak kuat iman, para teknisi bisa saja jadi fucek boy mengalahkan pria-pria yang naik KLX. Untung saya kuat iman saat menjalani profesi teknisi ini. Terbukti sampai sekarang saya masih jomblo saja.

Kontradiktif ya? Ahhh iyain aja biar saya makin ngerasa keren.

Enaknya jadi teknisi listrik yang ketiga adalah bisa jadi orang kebal. Yup, menjadi teknisi perlahan menjadi seseorang itu malah kebal. Khususnya kebal kesetrum. Kesetrum listrik sudah menjadi suatu yang biasa, tak jarang teman-teman saya tak menganggapnya sebagai suatu hal yang ngeri. Namun, kekebalan itu tak membuat seorang teknisi terlalu takabur. Tetap saja saat menjalankan perbaikan memerhatikan dan menjalankan SOP yang sudah ada tetap dilakukan.

Meski terlihat cukup menyenangkan dan mudah, menjadi teknisi tak jarang dipandang sebelah mata. Bahkan yang lebih frontal muncul anggapan teknisi memakan gaji buta karena pekerjaannya yang cukup santai. Padahal jika melihat risiko kerja sangat besar, contoh simpelnya saja kesetrum. Bisa dibayangkan nggak enaknya badan jika kesetrum. Namun, masih ada saja orang yang menganggap enteng. Enteng ndasmu, pengin nyobain kesetrum pas lagi nyambung kabel apa?

BACA JUGA Untuk yang Suka Pakai Ban Cacing Semoga Cepat Sadar, Bahaya, Bos! dan tulisan Budi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 November 2020 oleh

Tags: pabrikteknisi listrik
Budi

Budi

Seorang montir tinggal di Kudus yang juga menekuni dunia kepenulisan sejak 2019, khususnya esai dan fiksi. Paling suka nulis soal otomotif.

ArtikelTerkait

Pengalaman Bekerja di Pabrik Tekstil dan Pernah Lembur Hingga Jam Tiga Pagi Terminal Mojok

Pengalaman Bekerja di Pabrik Tekstil dan Pernah Lembur Hingga Jam Tiga Pagi

4 Desember 2020
Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

28 Juni 2022
5 Alasan Meme Buruh Pabrik Karawang VS Karyawan SCBD di Twitter Jobstreet Pantas Digugat

5 Alasan Meme Buruh Pabrik Karawang vs Karyawan SCBD di Twitter Jobstreet Pantas Digugat

21 April 2022
Dilema Pabrik di Purbalingga: Meningkatkan Kesejahteraan, Menghajar Lingkungan

Dilema Pabrik di Purbalingga: Meningkatkan Kesejahteraan, Menghajar Lingkungan

1 November 2023
Menerka Alasan Pekerja Cikarang Jarang Flexing Pekerjaan di Media Sosial

5 Alasan Cikarang Adalah Tempat yang Tepat untuk Nyari Duit

19 Juni 2022
Derita Menjadi Buruh di Sayung Demak

Derita Menjadi Buruh di Sayung Demak

1 Mei 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.