Hidup di daerah tanpa gesekan suporter bola itu enak, sumpah. Bisa bebas pakai jersey apa saja
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, saya mulai rutin untuk berolahraga nyaris setiap hari. Untuk menunjang kegiatan olahraga saya tersebut. Saya kerap membeli berbagai macam apparel buatan asli Indonesia. Bukan cuma bertujuan untuk memajukan UMKM lokal saja tapi mayoritas brand apparel lokal memiliki harga yang sedikit lebih terjangkau ketimbang apparel luar negeri.
Seiring dengan banyaknya brand apparel olahraga lokal yang saya ketahui. Ternyata itu bersamaan dengan mulai banyaknya apparel lokal yang juga menjadi sponsor dari beberapa klub Indonesia. Hal itu mendorong niat saya untuk ikut mengoleksi beberapa apparel klub lokal Indonesia.
Sebenarnya saya sangat ragu untuk membeli produk apparel lokal yang ada embel-embel klub Indonesia. Sebab saya berasal dari daerah Cikarang, tempat yang kerap terjadi gesekan antarsuporter bola. Akan tetapi, mengingat tempat saya berdomisili sekarang di daerah yang jarang terjadi gesekan antara suporter bola. Akhirnya saya putuskan untuk membeli apparel dari klub lokal.
Dan inilah yang saya rasakan, hidup di tempat yang hampir nggak ada gesekan suporter bola.
#1 Bebas mau pakai jersey klub apa saja
Jika kamu tinggal di Bandung, sebaiknya jangan memakai jersey klub ibu kota saat keluar rumah. Jika kamu plesiran di Malang, sebaiknya nggak menggunakan jersey klub kota pahlawan ketika sedang plesiran. Bahkan ada kelompok kolektor jersey bola yang menyarankan untuk nggak menggunakan jersey beberapa klub tertentu, saat mereka mengikuti Citayam Fashion Week beberapa waktu lalu.
Peraturan yang nggak tertulis seperti itu, nggak berlaku bagi saya yang tinggal di daerah jarang terjadi gesekan suporter sepak bola yang berarti. Makanya saya bebas menggunakan jersey klub Indonesia mana pun. Bahkan kalau saya pake jersey Malaysia atau Thailand juga nggak apa-apa kayanya, tapi ngapain?
#2 Bebas mau pake jersey atau kaos warna apa saja
Saat saya masih duduk pada bangku SMA di Cikarang, saya kerap kali mendapatkan desas-desus terkait penggunaan baju. Saat klub Jakarta bertanding, jangan pakai kaos atau jersey warna biru dan saat klub Bandung bertanding, jangan pakai kaos atau jersey warna oren.
Semua itu saya pikir awalnya hanya sebuah desas-desus. Hingga pada suatu waktu saya yang notabene memang sangat suka kaos berwarna biru, diingatkan oleh salah satu orang yang kerap nonton pertandingan klub Jakarta, agar nggak menggunakan kaos warna biru. Khawatirnya saya jadi korban salah sasaran karena memang suasana gesekan antara kedua suporter sedang panas-panasnya saat itu.
Iya, aneh. Orang nggak boleh pake baju warna tertentu karena berpotensi diserang. Memang aneh.
Untungnya saya sekarang tinggal di daerah yang jarang ada gesekan suporter klub bolanya. Sehingga membuat saya bebas mau pake jersey atau kaos warna apa saja dan kapan saja. Yang penting pake baju, kalau nggak pake baju nanti auratnya terbuka hehe.
#3 Nggak khawatir ada sweeping
Perihal sweeping suporter klub rival, yang dilakukan oleh suporter berbagai daerah di Indonesia, saya kira awalnya hanya gosip belaka. Sampai pada suatu ketika saya membaca berita kakak perempuan dari seorang pemain klub Bandung menjadi korban sweeping dari oknum suporter Bandung. Cuma gara-gara menggunakan plat Jakarta saja.
Pantas saat awal-awal kuliah di Semarang, beberapa teman saya yang berasal dari Jepara, jarang bepergian menggunakan kendaraan pribadi saat klub Semarang berlaga di kandang. Untungnya di daerah yang saya tinggali sekarang, semua sweeping hanya dilakukan oleh aparat kepolisian yang berwenang saja. Nggak ada sweeping karena gesekan suporter bola. Jadi, aman.
Baru dengar kan ada orang merasa beruntung karena adanya sweeping oleh kepolisian?
#4 Merasa aman
Baru kali ini saya merasa aman saat menggunakan jersey dan apparel lainnya dari klub lokal di Indonesia. Mungkin hal ini gara-gara daerah tempat saya tinggal di Sulawesi Tenggara nggak begitu lekat dengan tradisi sepak bola. Paling kalau ada yang suka sepak bola lokal, mayoritas dari mereka menyukai PSM Makassar. Klub yang domisili asalnya sangat jauh dari tempat tinggal saya saat ini, jadi nyaris nggak ada gesekan suporter jenis apa pun ketika saya memakai jersey dari klub lokal lain.
Itulah nikmatnya tinggal di daerah yang nggak ada gesekan suporter bola. Nggak takut jersey disita, nggak perlu ganti plat, nggak perlu merasa terancam hanya karena kebetulan lahir di daerah klub rival. Hidup memang harusnya seperti itu, nggak perlu dibuat lebih susah. Bahagia kan hidup kayak gini?
Semoga para kolektor jersey bisa tenang dan senang ketika menggunakan jersey klub lokal di mana pun berada. Saya harap para suporter mengerti, bahwa semakin banyak kolektor jersey atau masyarakat umum yang nyaman menggunakan jersey klub lokal.
Ingat, gesekan suporter itu nggak harus diwariskan kepada sipil, dan nggak perlu ngelibatin warga sipil juga. Hidup jelas lebih besar ketimbang sepak bola, dan tak boleh ada korban berjatuhan hanya karena hal-hal fana.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 6 Alasan Saya Tidak Jadi Suporter Klub Sepak Bola Indonesia