Saya harus akui, cukup susah untuk tidak hormat dan takjub kepada Emmanuel Macron, Presiden Prancis ini.
Dia terlihat begitu parlente dan berwibawa. Melihat beliau, saya seakan-akan melihat Harvey Specter, pengacara mbois di serial Suits. Tampan, gagah, klimis, berwibawa, semua yang bagus dipek kabeh sama beliau. Ketimbang bermimpi jadi Thomas Shelby, kawula muda sekarang baiknya memilih untuk jadi Macron.
Tapi saya tak hanya takjub dengan tampilan beliau yang begitu bersahaja itu. Saya takjub dengan beliau yang perhatian betul dengan rakyatnya. Oh, saya nggak lagi satir ini. Saya serius 3000. Buktinya?
Beliau mau saja repot untuk meyakinkan Kylian Mbappe untuk perpanjang kontrak di PSG. HEBAT BETUL NGGAK TUH?
Presiden mana yang mau membujuk pemain bola, yang jelas-jelas bisa menentukan nasibnya sendiri, untuk bertahan di klub semenjana macam PSG? Kalau nggak peduli negara sendiri, mana mungkin beliau mau capek-capek begini.
Saya yakin kalian akan bilang, fokus Emmanuel Macron itu keliru. Harusnya dia fokus ke gejolak gara-gara pension law reform. Dan sampe sekarang, gejolak tersebut belum terlihat mereda banget. Tapi bukan berarti dia nggak boleh fokus ke rakyatnya yang lain dong. Mbappe itu rakyat Prancis lho. Kalau dia tetap main di PSG, artinya, dia sedang menjaga pundi uang minyak tetap mengalir ke Prancis. Itu semua apa coba kalau bukan demi negara?
Ya demi negara lah, masak karena tunduk sama pemodal gede. Tolong, Emmanuel Macron itu mulia.
Mbappe itu aset negara!
Mbappe itu aset penting ya, tolong. Dan mungkin bagi Macron, Mbappe untuk sementara lebih penting ketimbang orang-orang yang sedang memperjuangkan kesejahteraan.
Mbappe nggak demo, nggak merusak, nggak protes. Protesnya cuman kenapa dia nggak boleh pergi ke Madrid, sih, tim terhebat di dunia. Tapi Macron tahu betul, kalau ambisi pribadi harusnya dikorbankan demi negara. Lho, negara di atas segalanya.
Perkara itu langkah yang amat aneh, ya peduli setan. Coba, orang hebat mana yang tidak dicap aneh. Ini semua tergantung mindset. Mindset orang medioker memang susah memahami langkah 4D chess Macron. Kita-kita ini, yang memahami bahwa kesejahteraan rakyat harus didahulukan, nggak akan paham kenapa Macron malah fokus ke Mbappe.
Tak perlu kaget dengan kelakuan Emmanuel Macron
Kita ini harus paham, bahwa gaji Mbappe itu bisa saja jadi stimulus ekonomi terbaik untuk negara. Saya ngawur aja ini mah, wong saya nggak paham begituan. Tapi anggap aja begitu, soalnya saya berusaha keras untuk membela Emmanuel Macron.
Lho, saya harus bela. Sebab, tindakan Macron untuk menjaga Mbappe agar stay di Prancis ini memang harus diakui kelewat absurd. Dari ratusan masalah yang ada di Prancis, Mbappe jelas bukan prioritas. Tapi, ketika Macron memilih untuk turun tangan, saya merasa ada faktor-faktor lain yang nggak kita tahu. Dan saya harus gali ini.
Setelah saya berusaha keras semalaman, saya menemukan satu asumsi yang sekiranya harus saya bagi.
Bahwa bisa jadi, Emmanuel Macron memang rela turun pada hal-hal tidak penting tapi peduli setan dengan hal yang harusnya ia selesaikan karena emang selo aja jadi presiden. Atau malah tidak peduli-peduli amat dengan rakyat. Dan ya, kita nggak perlu kaget dengan kelakuan Emmanuel Macron yang nggak peduli-peduli amat dengan rakyatnya.
Kita tahu betul rasanya punya pemimpin yang fokus bikin ibu kota baru di saat banyak masalah ekonomi yang nggak terlihat akan kelar. Kita merasakan pemerintahan di mana justru berpihak pada pengusaha, tidak dengan pekerja. Dan kita merasakan pemimpin yang jauh lebih peduli dengan pundi-pundi pemasukan ketimbang kelangsungan alam.
Jadi ya, apa yang dilakukan Emmanuel Macron tak perlu bikin kita kaget. Sebab, kita sendiri menyaksikan itu tiap hari, tiap bulan, tiap tahun.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Rumor Kylian Mbappe ke Real Madrid: Sekadar Rumor Sampah atau Kenyataan yang Mengerikan?