Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Emang Kenapa Kalau Telpon Orang Lain Pakai Fitur Voice Call pada WhatsApp?

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
29 Februari 2020
A A
Emang Kenapa Kalau Telpon Orang Lain Pakai Fitur Voice Call pada WhatsApp?
Share on FacebookShare on Twitter

Pada suatu siang, saat saya berkumpul dengan beberapa teman, salah seorang teman mendapat telepon dari temannya yang lain. Tidak lama setelahnya, dia langsung merogoh saku celana dan melihat siapa yang menelepon. Setelah itu, bukannya langsung dijawab, eh, dia malah mangkel dan berkata, “Ini orang kalau nelepon yang bener bisa nggak, sih?! Nggak sopan.”

Setelah itu, hapenya malah ditaruh kembali di saku celananya. Lalu ia malah lanjut mengobrol dengan teman-teman yang lain sampai akhirnya nada dering telepon berakhir—tanda telepon sudah diakhiri tanpa di-reject. Kemudian, tiba-tiba dia ngedumel sendiri sembari berkata kasar.

Lantaran beberapa teman termasuk saya agak kaget dengan responsnya, akhirnya saya bertanya, “Emang ada apa, sih? Kok marah-marah gitu? Ada masalah sama yang nelepon?” Tanpa pikir panjang, dia langsung menjawab dengan nada ketus, “Nggak suka gue kalau ada orang nelepon pake WhatsApp. Suka nggak jelas suaranya, sering delay suaranya. Jadi nggak nyaman aja. Mending chatting-an aja, deh”.

Di satu sisi, saya paham kenapa teman saya merasa mangkel dan apa yang dia maksud dengan percakapan yang delay. Belum lagi jika sinyal internet sedang tidak stabil. Sudah tersambungnya lama, sekalinya tersambung suara terputus-putus. Kan, nyebelin. Namun, di sisi yang lain saya juga jadi kepikiran, masa sih sampai sebegitunya—ketika nerima telepon dari orang lain menggunakan fitur voice call pada WhatsApp?

Sebagai gambaran umum dan sekadar mengingatkan kembali, WhatsApp mulai rilis sekira awal tahun 2009. Dan kini semakin banyak fitur yang ditambah pada aplikasinya. Selain chatting, kini WhatsApp juga memiliki banyak fitur unggulan, dua di antaranya: voice call dan video call.

Jika ditelaah lagi, sebetulnya saya pun sering menerima telepon dari beberapa teman menggunakan fitur voice call pada WhatsApp. Saya sih nggak masalah sama sekali dengan hal tersebut. Malah ngertiin aja, mungkin dia lagi nggak ada pulsa, sinyal internet terlampau bagus, atau ya mau memanfaatkan fitur di salah satu aplikasi chatting-an saja. Meski nggak bisa dimungkiri, percakapan delay tidak bisa dihindari.

Jika sudah terlanjur seperti itu, saya akan memutus telepon lalu langsung WhatsApp untuk menanyakan kembali keperluannya. Dan biasanya, akan saya telepon kembali menggunakan pulsa reguler. Ya, saling memahami aja sih, barangkali apa yang ingin disampaikan memang penting. Lagipula, nggak rugi juga kok kalau saya telepon balik pakai pulsa reguler.

Sebenarnya, alasan serupa sudah sering saya dengar dari beberapa teman yang enggan merespons telepon dari orang lain dengan menggunakan fitur voice call pada WhatsApp. Alasan mereka identik, suara terputus-putus dan sering delay. Mereka juga tidak segan memberi rating bintang satu saat selesai menggunakan voice call pada WhatsApp. Teman saya berdalih, agar kualitas suara saat voice call menjadi lebih baik, clear, dan terus dibenahi.

Baca Juga:

4 Siasat Bertahan di Grup WhatsApp Keluarga Besar 

Alasan Saya Tidak Suka Menerima Telepon Tanpa Janjian Dulu

Disamping itu, saya pikir, salah satu alasan WhatsApp mengadakan fitur voice dan video call pada aplikasinya, tentu agar menambah variasi dan mempermudah dalam berkomunikasi. Dari mulai voice dan video call, juga voice note, pasti memiliki fungsinya masing-masing yang akan diberdayakan oleh penggunanya sesuai kebutuhan.

Intinya, kalau semua-muanya sudah semakin membaik, satu sama lain pun pasti tidak akan ragu menggunakan fitur voice call ini. Mau bagaimana pun kan lumayan, bisa menghemat pulsa reguler dan menjadi solusi ketika tidak memiliki pulsa sama sekali. Cukup bermodalkan kuota internet, akhirnya kita semua bisa mengobrol dengan beberapa variasi.

Pada akhirnya, saya coba menjelaskan kepada teman saya perihal tidak masalah memanfaatkan fitur voice call untuk berkomunikasi. Toh, fitur tersebut diciptakan memang untuk digunakan oleh banyak penggunanya, kan. Bukan hanya sekadar hiasan, pelengkap, apalagi tanpa fungsi sama sekali. Jadi, apa salahnya memaksimalkan salah satu fitur terbaik dalam suatu aplikasi?

Setelah dijelaskan, awalnya teman saya masih merasa mangkel dan tidak terima. Bagi dirinya, menelepon itu lebih baik menggunakan pulsa reguler. Tapi, secara perlahan akhirnya dia bisa memahami. Lagipula, sejak kapan sih menelepon dengan menggunakan fitur voice call pada WhatsApp itu dikategorikan tidak sopan?

Padahal kan ada yang lebih nyebelin, yaitu orang yang masih saja menggunakan huruf “P” sebagai pembuka obrolan atau agar chat segera dibalas. Berkali-kali pula. Ini sudah 2020, Bung. Masih aja pakai cara itu.

BACA JUGA Polemik Fitur Delete Message WhatsApp: Bukannya Menyelesaikan Persoalan Malah Menimbulkan Pertanyaan atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Februari 2020 oleh

Tags: teleponvoice callWhatsapp
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Jangan Ngambek Dulu, Inilah Alasan Orang Baca Chat tapi Nggak Mau Bales chat wa whatsapp oke sip jawaban hasto kristiyanto sekjen pdip harun masiku kasus saeful bahri suap pergantian antarwaktu anggota drp ri mojok

Jangan Ngambek Dulu, Inilah Alasan Orang Baca Chat tapi Nggak Mau Bales

13 Mei 2020
fleet Mereka yang Pura-pura Cari Penjual Netflix di Twitter Itu Menganggu Banget terminal mojok.co

3 Fitur ini Lebih Dibutuhkan Twitter daripada Fleet

29 November 2020
Ketiadaan Emoji Makanan Khas Indonesia Bukti bahwa WhatsApp Nggak Peka emoticon makanan food emoji

Ketiadaan Emoji Makanan Khas Indonesia Bukti bahwa WhatsApp Nggak Peka

10 Januari 2021
Orang yang Menumpuk Notifikasi dan Melarikan Diri Perlu Dirukyah Ningsih Tinampi mojok.co

Orang yang Menumpuk Notifikasi Sebaiknya Dirukyah Ningsih Tinampi

25 Oktober 2020
Polemik Fitur Delete Message WhatsApp: Bukannya Menyelesaikan Persoalan Malah Menimbulkan Pertanyaan

Polemik Fitur Delete Message WhatsApp: Bukannya Menyelesaikan Persoalan Malah Menimbulkan Pertanyaan

25 Februari 2020
wag

Dilema Admin Tunggal WhatsApp Group (WAG) yang Nggak Laku

10 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.