Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Eksistensi Media Sosial Adalah Sumber Penghancur Kemesraan Umat Manusia dengan Buku

Munawir Mandjo oleh Munawir Mandjo
6 Maret 2021
A A
Fix, Eksistensi Media Sosial Adalah Salah Satu Sumber Penghancur Kemesraan Kita dengan Buku Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap orang punya cara masing-masing saat ingin menikmati waktunya membaca. Ada yang senang membaca sambil ditemani alunan musik, ada juga yang senang membaca saat situasi benar-benar tenang tanpa adanya gangguan suara. Kondisi-kondisi itu tentu sangat memengaruhi proses internalisasi pengetahuan serta kualitas penghayatan terhadap isi buku. Saya sendiri termasuk jenis orang yang terakhir ini, memperoleh kenikmatan membaca hanya saat situasi benar-benar tenang. Namun, kerap kali saat kondisi ini telah terpenuhi, hasrat untuk membuka media sosial seperti mengecek notifikasi, memantau lalu lintas beranda, dan membalas komentar, menjadi tak terelakkan. Hasilnya, kondisi itu tak jarang menyebabkan kita lebih banyak menghabiskan waktu berlama-lama bermain media sosial ketimbang menghabiskan waktu untuk membaca.

Memang sangat mudah untuk terhindar dari kondisi demikian. Tinggal menggunakan mode terbang, menyetel suara senyap, atau sekalian mematikan ponsel. Namun, entah mengapa dorongan untuk membuka dan memantau lalu lintas beranda sangatlah besar. Walau berusaha sekeras mungkin untuk jauh dari ponsel pintar dan fokus mengakrabi buku, pikiran-pikiran kerap terasa lebih dekat dengan ponsel pintar ketimbang isi bacaan.

Kondisi itu memang sulit terelakkan, apalagi di saat teknologi internet sudah memasuki ranah paling revolusioner. Akses informasi yang diperoleh dengan menggunakan internet hadir dalam setiap genggaman. Pun saat ini hampir semua orang mudah memperoleh ponsel pintar dengan harga yang cukup terjangkau, sehingga kesempatan mengakses internet tentu akan lebih mudah.

Data yang diperoleh dari Kumparan menjelaskan bahwa menurut riset platform manajemen media sosial HootSuite dan agensi marketing sosial We Are Social bertajuk Global Digital Reports 2020, hampir 64 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet.

Riset yang dirilis pada akhir Januari 2020 itu menyebutkan jumlah penguna internet di Indonesia sudah mencapai 175,4 juta orang, sementara total jumlah penduduk Indonesia sekitar 272,1 juta. Dibanding tahun 2019 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau 25 juta pengguna.

Kemenangan telepon pintar ini tentu menyebabkan transformasi perilaku di dalam kehidupan keseharian orang-orang. Khususnya dalam soal penggunaan media sosial. Media sosial seolah mendorong dan menuntut kita agar senantiasa mencurahkan diri berlama-lama bersamanya. Media sosial lewat telepon pintar ini secara tak langsung telah menggambarkan konsep klasik Mc Luhan “media is message”, media itulah yang menunjukkan seperti apa masyarakat yang menggunakannya. Media yang membentuk masyarakat dan bukan sebaliknya.

Selain itu tak bisa dimungkiri, saat ini terjadi pergeseran dalam pemaknaan individu ketika menggunakan media sosial. Media sosial yang awalnya sebatas instrumen komunikasi tak langsung, berubah menjadi ekspresi komunikasi yang beragam. Mereka membentuk citra diri dari: berapa jumlah jempol yang mereka peroleh, jumlah komen yang meramaikan postingan mereka, jumlah orang yang membagikan postingan mereka, serta jumlah followers yang mereka miliki. Alhasil media sosial kemudian menjadi penanda status sosial di tengah masyarakat.

Penawaran atas pencapaian identitas diri yang bisa diperoleh lewat media sosial ini lantas mampu membuat orang sulit mengambil jarak terlalu lama dengan media sosial. Muaranya, kondisi itulah yang kemudian kerap membuat sebagian orang merasa sulit fokus membaca buku dan lebih memilih menghabiskan waktu bermain dengan media sosial. Untuk terbebas dari kondisi demikian memang cukup sulit. Sebab diri harus siap bergelut dengan dorongan untuk senantiasa mengecek arus notifikasi atau beranda media sosial.

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Namun, ada beberapa kiat yang bisa kita coba. Salah satunya ialah membangun komitmen untuk membagi porsi waktu antara bermain media sosial dan waktu untuk membaca. Misal dalam sehari, kita bisa menentukan berapa waktu yang akan kita gunakan untuk berjelajah dalam jejaring media sosial, dan berapa waktu yang akan kita luangkan untuk membaca.

Kita juga mampu melatih diri dengan belajar menentukan jumlah halaman yang akan kita baca dalam sehari. Semacam program #10halamansehari yang dikampanyekan oleh Klub Buku Narasi. Tentunya dengan pembagian porsi ini setidaknya kita bisa fokus menghabiskan waktu berkualitas saat bermesraan dengan buku. Paham kapan waktu untuk bermedia sosial dan paham kapan waktu yang harus kita habiskan untuk membaca.

Namun harus tetap kita perhatikan, saat membaca ada baiknya kita membiasakan mematikan ponsel pintar atau menggunakan mode senyap dan menyimpannya jauh dari jangkauan pandangan kita.

BACA JUGA Buku RPUL Adalah Google Zaman Old yang Dirindukan dan tulisan Munawir Mandjo lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Maret 2021 oleh

Tags: Baca BukuMedia Sosial
Munawir Mandjo

Munawir Mandjo

Aparatur Sipir Negara

ArtikelTerkait

Dari Kasus Dhea Regista Terbukti bahwa Doxing Hanyalah Onani Moral

24 Agustus 2021
Percayalah, Punya Akun LinkedIn Itu Nggak Penting-penting Amat

Percayalah, Punya Akun LinkedIn Itu Nggak Penting-penting Amat

13 April 2022
Konten Crazy Rich Nggak Laku Lagi dan Perlahan Dilupakan Terminal Mojok

Konten Crazy Rich: Nggak Laku Lagi dan Perlahan Dilupakan

18 September 2022

5 Alasan Orang Mute Status WhatsApp

22 Mei 2021
[injam buku teman buku bajakan etika meminjam buku bacaan terminal mojok.co

3 Cara Menghindari Rasa Nggak Enak Saat Teman Pinjam Buku tapi Kita Nggak Mau

26 Agustus 2020
Tips Melayangkan Kritik Pemerintah tanpa Ditangkap Polisi terminal mojok.co

Kalimat ‘Siap, Bang Jago!’ dan Tanda bahwa Kita Sukar Menerima Kritik  

9 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.