Earphone kabel > earphone bluetooth, and no, you can’t change my mind!
Saat ini, banyak smartphone yang mengalami perkembangan pesat. Teknologi layar AMOLED semakin merakyat, start di harga 2 jutaan Anda sudah mendapatkan visual memanjakan mata. Chipset lungsuran smartphone idaman sudah bisa dinikmati untuk main game apa pun di harga kisaran 4 juta. Tapi, ada satu hal yang semakin mahal produk, justru semakin merepotkan, yaitu ketersediaan headphone jack.
Merek HP termasyhur seperti Samsung dan iPhone sudah lama menanggalkan headphone jack sehingga pengguna harus menggunakan bluetooth untuk menyambungkan earphone mereka. Masalahnya, teknologi earphone bluetooth kualitasnya masih kebanting jauh dengan earphone kabel.
Setidaknya ada lima kekurangan fatal earphone bluetooth yang membuat inovasi ini justru berjalan mundur.
Daftar Isi
Koneksi bluetooth itu menguras baterai
Baterai adalah sumber daya yang sensitif karena harganya yang mahal untuk diganti jika masa baktinya sudah habis dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengecas. Setiap aplikasi yang dibuka saja sudah meminta jatah baterai untuk beroperasi, apalagi ditambahkan dengan aktivasi bluetooth. Berbeda dengan earphone kabel yang hemat daya tidak memakan sama sekali porsi baterai.
Selain itu, semakin tua umur HP, kualitas penyimpanan energi baterai juga semakin tidak efisien. Hal ini akan bikin hape mudah panas, apalagi jika dipertemukan dengan aplikasi game berat. Sebuah kombo menakutkan untuk memangkas umur baterai.
Harga earphone bluetooth cenderung lebih mahal
Harga earphone kabel sangat ramah di kantong dan sudah komplit dengan mikrofon di pertengahan kabelnya. Nah, harga terendah yang pernah saya temui dengan kondisi baru dengan merek abal-abal adalah Rp20.000. Pilihan tidak hanya terbatas di harga murahan. Di pasaran juga banyak dijual earphone KW yang siap memukau Anda karena kualitasnya yang tidak jauh berbeda dengan yang asli.
Ada juga earphone kabel mahal dengan kualitas ciamik dan sudah terbukti merajai gadget audio. Kontras dengan gemerlap earphone kabel, pilihan earphone bluetooth sangat terbatas dengan harga yang tidak ramah di kantong. Melihat salah satu e-commerce, harga paling murah untuk merek abal-abal earphone bluetooth adalah Rp35.000, itu pun harga diskon aplikasi. Earphone level ini biasanya bermasalah dengan mikrofon yang tidak jernih bahkan tidak berfungsi. Jika Anda pergi ke toko gadget, merek-merek entry level seperti Baseus masih menawarkan harga paling murah kisaran Rp200.000. Sangat tidak worth it karena dengan Rp200.000 Anda sudah bisa mendapatkan earphone kabel dengan kualitas mengagumkan.
Nggak percaya? Noh coba produk dBE. Kualitasnya gila, harganya lebih gila.
Latency, latency, dan latency
Saat ini, rata-rata jeda latensi earphone bluetooth adalah 40-100 milisecond. Sebagai perbandingan, rata-rata waktu reaksi manusia terhadap stimulus visual adalah 250 milisecond. Jadi, apakah earphone bluetooth jedanya tidak terasa?
Tunggu dulu. 40-100 milisecond adalah nilai rata-rata, itu pun dipermak dalam bahasa marketing, alias tepatnya berapa milisecond kita nggak diberi tahu. Saya sendiri sebagai gamer dan audio editor sangat merasakan jedanya.
Memang, jika Anda hanya menggunakan earphone untuk nonton film atau mendengarkan musik semuanya akan normal-normal saja. Mungkin Anda baru merasakan latensi itu saat film action yang peralihan kameranya lumayan cepat. Tapi jika Anda adalah seorang gamer, 100 milisecond itu waktu yang cukup lama.
Saya saja bisa merasakan jeda di koneksi internet yang nyantol di 70 milisecond, tambahkan dengan latensi earphone sudah menjadi 170 milisecond, sangat terasa! Apalagi dalam proses edit audio baik dalam video ataupun musik, pergeseran 100 milisecond saja bisa memporak-porandakan karya. Bagi Anda yang produktif secara audio, mending pertimbangkan matang-matang dulu sebelum beli gadget yang tidak support headphone jack.
Inovasi earphone bluetooth yang angin-anginan
Kelemahan utama earphone bluetooth dibandingkan dengan kabel adalah latensi. Saat ini, saya menggunakan earphone bluetooth JBL TWS 100 yang dibanderol di harga Rp750.000. Ini merupakan salah satu earphone terbaik di kelasnya karena memang kualitas audionya begitu detail dari semua aspek.
Namun, dengan harga segitu cukup konyol saya harus berganti ke earphone kabel seharga Rp150.000 untuk edit audio dan main Dota. Walaupun di-support Bluetooth 5.0 yang digadang-gadang punya latensi 40 millisecond, saya sangat yakin latensinya berada di antara 100-150 milisecond.
Saat ini juga sedang marak earphone gaming yang diklaim memiliki latensi no delay. Merek seperti EPOS mengakali ini dengan dongle, alias USB yang bisa meminimalisir latensi. Jadi Anda harus menancapkan USB dulu untuk mendapatkan feel latensi rendah. Ya tetap ada jeda sedikit sih terutama saat Anda coba tes main Real Drum. Sedangkan harga earphone ini dibanderol 2,8 juta rupiah. Harga yang super fantastis mahal terutama dengan kualitas audio apa adanya karena hanya difokuskan untuk gaming, bukan musik.
Masalah lain juga bisa timbul karena versi bluetooth antara earphone dan device kurang cocok sehingga koneksinya bisa saja bermasalah.
Kenyamanan produk bagi pengguna
Banyak yang pro bluetooth di aspek ini karena kita bisa bergerak bebas tanpa keserimpet kabel. Nyatanya, pengguna tetap direpotkan dengan cara lain seperti kebutuhan untuk mengecas, menyimpan barang pelengkapnya seperti earphone holder. Belum lagi adanya risiko jatuh atau hilang salah satu earphone atau keduanya sekaligus.
Melihat kelima kekurangan di atas, sudah jelas inovasi earphone bluetooth justru memiliki banyak kekurangan dibandingkan earphone kabel. Sebagai calon konsumen Anda harus benar-benar memperhatikan ketersediaan headphone jack sebelum membeli HP atau laptop.
Siapa tahu Anda di kemudian hari akan banting stir ke dunia profesional yang membutuhkan peran audio, mending pikir-pikir dulu deh sebelum beli.
Penulis: Affan Hasby Winurrahman
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Wireless Earbuds, Sebuah Inovasi yang Justru Meribetkan Diri
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.