Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Duka Penjual Ikan Hias Keliling di Malang Kala Ramadan, Hanya Ingin Laku agar Ada Uang untuk Lebaran

Iqbal AR oleh Iqbal AR
21 Maret 2024
A A
Duka Penjual Ikan Hias Keliling di Malang Kala Ramadan, Hanya Ingin Laku agar Ada Uang untuk Lebaran

Duka Penjual Ikan Hias Keliling di Malang Kala Ramadan, Hanya Ingin Laku agar Ada Uang untuk Lebaran (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pak Yanto, salah satu penjual ikan hias keliling di Malang ini hanya ingin dagangannya laku agar punya sedikit uang saat Lebaran.

Semasa saya kecil, setidaknya ada tiga hal yang bisa membuat saya senang: mainan, es krim, dan ikan hias. Mainan dan es krim sepertinya masih wajar. Namanya juga anak kecil. Tapi soal ikan hias ini yang menarik. Waktu saya kecil, di mana pun ada penjual ikan hias keliling yang saya temui, mau di jalan atau di depan sekolah SD, saya pasti sudah minta orang tua saya untuk belikan, atau saya beli sendiri kalau ada barang dua ribu atau tiga ribu di kantong.

Nah, soal ikan hias ini menarik. Di keluarga saya sebenarnya tidak ada yang menjadi pencinta ikan. Ayah saya juga bukan pecinta ikan, bukan die hard fans ikan hias pula. Ayah saya hanya punya satu akuarium yang tidak terlalu besar di ruang tamu, yang bisa menampung sekitar dua puluhan lebih ikan hias kecil berharga murah itu. Sekadar untuk mempercantik ruang tamu rumah saja.

Dari situlah sepertinya kesukaan saya dengan ikan muncul. Sebagai anak kecil, melihat ikan-ikan kecil berenang di dalam akuarium itu rasanya menyenangkan. Dulu—ini cerita dari ibu saya—saya bisa menghabiskan setidaknya satu jam untuk duduk di depan akuarium, memandangi berbagai macam ikan yang kebanyakan dibeli dari penjual ikan hias keliling, memberi mereka makan. Bahkan ketika pulang sekolah, akuarium di ruang tamu adalah tempat pertama yang saya tuju, bukan dapur, kamar, atau kamar mandi.

Tapi itu dulu, ketika saya masih kecil. Semakin bertumbuh dewasa, kecintaan saya terhadap ikan-ikan hias kecil ini makin pudar. Beberapa ikan di akuarium sudah banyak yang mati. Akuariumnya pun beberapa kali bermasalah, hingga akhirnya rusak dan tidak terpakai. Ayah saya juga makin malas memelihara ikan dan membetulkan akuarium. Dan, seiring bertambahnya waktu dan usia, saya sudah jarang sekali menemui penjual ikan hias keliling.

Senjakala penjual ikan hias keliling

Suatu siang, tidak jauh dari warung kopi milik teman saya di daerah Dau, Kabupaten Malang, saya menemui seorang penjual ikan hias keliling yang kebetulan sedang “mangkal” di depan SD Negeri 1 Mulyoagung, Dau. Namanya Pak Yanto. Saya luput menanyakan usia, tapi kalau dilihat dari fisiknya, sepertinya Pak Yanto ini berusia 50 tahunan. Motor Supra X milik Pak Yanto sudah dipasangi semacam gerobak di belakangnya dengan belasan plastik berisi ikan-ikan hias kecil, mulai dari ikan mas koki, platy santa, hingga cupang.

Namanya juga penjual ikan hias keliling, Pak Yanto tidak punya spot khusus untuk berjualan. Beliau kadang berjualan ikan hias di depan SD atau beberapa sekolah lain, kadang keliling di sekitar Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, bahkan tidak jarang Pak Yanto berkeliling ke arah Tlogomas, Dinoyo dan sekitarnya. Meski tidak punya spot khusus berjualan, Pak Yanto mengaku bahwa berjualan di depan sekolah memang paling enak.

“Pokoknya di mana ada sekolah, apalagi sekolah SD, ya saya coba jualan di situ. Masih ada anak kecil yang suka ikan, Mas. Tapi kalau nggak di sekolah, paling ya keliling, mutar-mutar kampung aja,” ujar Pak Yanto kepada saya.

Baca Juga:

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Meski menurut beliau masih ada anak kecil yang suka ikan, Pak Yanto sadar betul bahwa berjualan ikan hias keliling sekarang ini tidak semenjanjikan dulu. Pak Yanto yang sudah lebih dari 10 tahun berjualan ikan hias keliling mengaku bahwa ada penurunan minat terhadap ikan hias. Pak Yanto bilang, bahwa dulu lapaknya bisa dikerubungi anak sekolah. Sekarang, ada dua atau tiga anak yang datang ke lapaknya saja sudah bagus.

Pandemi sempat ramai, tapi kini kembali sepi

Pak Yanto juga mengakui bahwa sekarang pendapatannya menurun. Sekarang, bisa mendapat 50-100 ribu sehari saja sudah bagus banget. Tapi kalau sedang sepi, tidak jarang Pak Yanto pulang dengan tangan hampa. Kalau dulu, Pak Yanto bisa mendapat lebih. Pendapatan Pak Yanto juga sempat naik cukup signifikan ketika tren ikan cupang kembali naik di masa pandemi.

“Dulu, waktu rame ikan cupang, cukup enak jualannya. Saya jualan cupang yang murah-murah aja, 10-20 ribuan, bisa banyak anak-anak yang beli. Lumayan itu, bisa laku sekitar 10 ikan sehari,” ujar Pak Yanto. Tapi sayangnya tren ikan cupang tidak bertahan lama, dan pendapatan Pak Yanto kembali turun.

Selain itu, keberadaan para penjual ikan hias keliling memang juga sudah sedikit. Pak Yanto mungkin adalah satu dari sedikit penjual ikan hias keliling yang masih bertahan sampai sekarang. Pak Yanto bahkan mengatakan bahwa ketika sedang keliling, jarang sekali beliau menjumpai sesama penjual ikan hias keliling. “Koyok gak ono koncone, Mas,” ujar Pak Yanto dengan diselingi tertawa kecil.

Bulan Ramadan, ujian sebenarnya bagi penjual ikan hias keliling

“Jualan ikan hias kayak gini untungnya sedikit, Mas. Apalagi sekarang peminatnya sedikit, untungnya juga malah jadi lebih sedikit. Besok posoan (bulan puasa) ini juga nggak tahu bakal gimana jualannya,” jawab Pak Yanto ketika saya tanya tentang bagaimana jualan di bulan Ramadan besok.

Ramadan besok adalah ujian sebenarnya bagi penjual ikan hias keliling seperti Pak Yanto. Dibanding penjual makanan, Pak Yanto mungkin masih bisa berjualan di siang hari, keliling dari sekolah ke sekolah, dari kampung ke kampung. Tapi, Pak Yanto tidak yakin apakah anak-anak sekolah itu  dapat uang jajan dari orang tuanya ketika bulan Ramadan. Belum lagi akan ada libur puasa-lebaran juga. Ini membuat Pak Yanto harus benar-benar memutar otak agak jualannya tetap bisa laku ketika bulan Ramadan.

“Gampang ae, Mas. Saya cuma pengin jualan saya ini laku. Wes, itu aja. Biar ada uang buat rioyoan (lebaran),” ujar Pak Yanto ketika saya tanya harapan beliau nanti di bulan Ramadan. Bahkan ketika saya tanya apakah Pak Yanto tidak kepikiran cari sampingan di bulan Ramadan, Pak Yanto juga masih bingung. “Nggak tahu, Mas. Belum kepikiran. Lihat nanti aja,” lanjut Pak Yanto.

Ikan hias ini tak tahu buat apa

Mendengar jawaban terakhir Pak Yanto, saya diam saja sambil mengangguk, membatin “amin” dalam hati. Saya tidak membayangkan bagaimana beratnya ujian hidup Pak Yanto, apalagi di bulan Ramadan. Saya saja, yang secara penghasilan sedikit di atas Pak Yanto, masih kesusahan untuk menyambung hidup, apalagi ketika harga bahan pokok makin mahal.

Tidak lama setelah itu, saya pamitan sama Pak Yanto, yang juga akan pergi keliling menjajakan jualannya lagi. Sebagai ucapan terima kasih karena sudah mau diajak ngobrol, saya beli dua plastik ikan cupang kecil yang harga per ekornya 10 ribu. Kami bertukar terima kasih dan salam pamit. 

Satu ikan cupang saya berikan ke teman saya. Mungkin bisa dimasukkan ke dalam bak mandi toilet warkopnya. Satu lagi saya bawa pulang, dan sampai sekarang masih ada di dalam plastik. Saya juga belum tahu akan buat apa.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Dosa Pemilik Ikan Hias yang Bikin Ikan Tersiksa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Maret 2024 oleh

Tags: ikan hiasLebaranMalangpenjual ikan hias kelilingRamadan
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Mustahil Hidup Tentram di Lingkungan Pecinta Sound Horeg Banyuwangi (Pexels)

Mereka yang Menemukan Cinta dan Keindahan dalam Gelegar Sound Horeg

27 April 2025
minta maaf online

Memangnya Kenapa Kalau Minta Maaf Online?

6 Juni 2019
Keripik Apel Adalah Oleh-oleh Malang Paling Aneh yang Pernah Saya Cicipi

Keripik Apel Adalah Oleh-oleh Malang Paling Aneh yang Pernah Saya Cicipi

3 September 2025
hujan di bulan juni

Bulan Juni Kali Ini Tidak Hanya Soal Hujan Ala Pak Sapardi

2 Juni 2019
Repost Story Hampers Kiriman Sendiri Itu Maksudnya Gimana_ terminal mojok

Mohon Maaf, Repost Story Hampers Kiriman Sendiri Itu Maksudnya Gimana?

13 Mei 2021
Bakso President Malang Sering Disalahpahami Kuliner Overrated. Padahal Bakso Ini Memang Legend karena Perjalanan dan Rasanya Mojok.co

Bakso President Sering Disalahpahami Kuliner Overrated di Malang, padahal Bakso Ini Memang Legend karena Perjalanan dan Rasanya

27 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.