Menonton TV tanpa adanya selingan acara hiburan ibaratnya seperti makan sayur tanpa garam: kurang mantap. Sebab, acara hiburan yang biasanya ditayangkan pada jam-jam selepas bekerja tentulah menjadi pilihan tontonan orang-orang sembari mengistirahatkan pinggang dan punggung.
Acara hiburan TV juga bermacam bentuknya, dari lantunan musik, lawak, hingga acara kuis dengan hadiah ratusan juta rupiah yang kerap pindah tayang di beragam stasiun TV. Acara-acara kuis yang biasa muncul dan bertebaran baik di TVIndonesia maupun luar negeri tentunya menghadirkan keseruan yang berbeda. Walaupun acara seperti ini sering pasang-surut karena terkesan monoton, tetapi nggak jarang masih ada peminatnya. Biasaknya karena muncul kembali di layar kaca dengan embel-embel “versi yang berbeda”.
Bagi seseorang yang menyukai acara TV dengan format kuis-kuis pengetahuan ataupun survei, mungkin acara yang baru-baru ini tayang, yakni Dream Box Indonesia bisa menjadi daftar tontonan pilihanmu. Waktu tayangnya yang ada pada jam primetime membuat acara ini layak untuk ditonton bersama keluarga. Sayangnya, ada beberapa hal yang saya soroti ketika acara ini tayang, terutama suasana dan pembawaan kuisnya. Memangnya seperti apa? Mari kita simak bersama.
Dari sisi suasananya, memang tidak bisa disandingkan dengan kuis yang sifatnya serius dan menantang seperti “Who Wants to Be a Millionaire?” atau Kuis “Siapa Berani” yang sempat hits di era 2000-an. Menurut saya, Dream Box Indonesia menawarkan hiburan berkedok kuis yang justru kurang berbobot, baik soal hiburan maupun pertanyaan kuisnya.
Acara TV ini nggak jelas mau dibawa ke mana. Pasalnya, kebanyakan peserta yang diundang berasal dari kalangan komedian. Akan tetapi, lawak yang mereka hadirkan masih jauh dari kata “menghibur”. Namun, kalau memang mau dijadikan acara kuis, pertanyaan yang dihadirkan kurang bermutu.
Pertanyaan kurang bermutu yang saya maksud di sini, pertanyaan yang dilontarkan tersebut kebanyakan soal pengetahuan umum dan sudah familier dengan anak-anak usia sekolah. Ya, mudahnya, pertanyaan tersebut kayak nyontek dari RPUL dan RPAL, lah!
Misalnya, “Di mana letak Menara Pisa?” atau “Apa nama mata angin antara Timur dan Utara?”. Pertanyaan semaacam itu bahkan di bawah standar perlombaan ceras cermat. Pasalnya, biasanya lomba cerdas cermat justru memasukkan pengetahuan umum soal ilmu sosial dan alam yang lebih kompleks. Nggak se-text book itu!
Kalau yang jadi peserta kuisnya adalah orang dewasa, harusnya mereka nggak akan menemukan kesulitan sama sekali dalam menjawab pertanyaan kuis ini. Ya, mohon maaf, nih, masak ya para pesertanya mau-mau aja kelihatan “bodoh” karena nggak bisa jawab pertanyaan pengetahuan umum seperti itu? Oleh karena itu, acara kuis Dream Box Indonesia nggak menghadirkan suasana yang tegang sama sekali selayaknya acara kuis-kuis di TV pada umumnya ataupun kegiatan cerdas cermat di sekolah.
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, ini menjadi sangat nanggung dan nggak jelas karena acara lawak yang coba mereka hadirkan pun nggak tercapai. Lagipula, pembawa acaranya bukan aktor lawak. Ia atlet, pemain film, dan YouTuber. Kalau dia terpaksa harus membawakan acara lawak, ya butuh waktu biar bisa lihai sih, ya.
Harapan saya, semoga tim kreatif Dream Box Indonesia bisa bikin program yang lebih matang biar acaranya nggak serba-nanggung gini. Ini beneran, loh. Saya dan keluarga sebagai penonton kerap dibuat gemas sendiri karena pertanyaan kuis ini bisa dijawab tanpa perlu berpikir lama. Apalagi, semakin nggak masuk akal ketika dibikin kesan “sok serius” antara bingung, benar, atau salah. Kalau kayak gini terus, sih, ganti stasiun TV yang lain adalah solusi paling mudah.
Sumber gambar: Unsplash.com