Kampung Inggris Pare adalah satu-satunya tempat paling nyaman untuk melarikan diri dari kenyataan dengan alasan belajar bahasa Inggris. Sebenarnya alasan orang-orang belajar bahasa Inggris di sini beragam. Ada yang fokus belajar speaking demi melamar pekerjaan, ada yang fokus belajar grammar biar bisa mengajar, ada yang fokus belajar grammar sekaligus speaking sampai ke TOEFL dan IELTS untuk memburu beasiswa, dan masih banyak alasan lainnya. Tak jarang, ada juga yang datang jauh-jauh ke Pare cuma demi menghindari perjodohan, nggak mau jadi pengangguran, dan bahkan menghindari omongan tetangga yang menyebalkan!
Di Kampung Inggris Pare terdapat puluhan tempat kursus bahasa Inggris yang akan membuat kalian kebingungan untuk memilih tempat kursus terbaik di antara yang terbaik. Tapi sebelum mendaftar, ada baiknya kalian memastikan terlebih dahulu ingin fokus belajar apa. Ingin fokus ke grammar, speaking, TOEFL, atau IELTS?
Sebagus-bagusnya tempat kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare, pasti tetap ada kekurangannya. Setelah belajar di sini selama beberapa waktu, saya mengamati setidaknya ada tiga dosa besar yang bikin siswa kecewa.
#1 Promosi yang kurang sehat
Tempat kursus yang baik harusnya memiliki program pembelajaran yang baik juga. Selain metode pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan konsep pembelajaran yang baik, sebuah tempat kursus juga harus memiliki titik fokus pembelajaran bahasa Inggris. Misalnya, di tempat kursus A fokus pembelajarannya adalah grammar, maka sistem pembelajarannya akan berfokus pada grammar sekalipun tempat kursus tersebut juga memiliki program kelas speaking, writing, TOEFL, dll.
Saya belajar bahasa Inggris di tempat kursus yang fokus pembelajarannya pada grammar. Saya hampir nggak menemukan sedikit pun cela di sana selama satu bulan. Hingga suatu hari salah seorang teman bertanya mengenai gerund. Tutor kami bilang kalau ingin mengetahui tentang gerund, masuk saja ke kelas selanjutnya. Hal seperti ini nggak cuma terjadi satu atau dua kali, lho.
Konyol banget nggak, sih? Mosok ada ada siswa yang kebingungan, malah disuruh masuk ke kelas selanjutnya hanya untuk mendapat jawaban dari pertanyaannya.
Sebenarnya saya tahu sih, tutor kami ingin para siswa belajar secara bertahap. Kalau materi yang diajarkan loncat-loncat kan kurang efektif juga. Tapi mbok ya jangan promosiin kelas selanjutnya dengan cara begitu, dong. Tinggal jawab aja pertanyaan siswa, lalu kalau ternyata si siswa masih kurang puas dengan materi yang diajarkan kan bisa diajak untuk ikut ke kelas selanjutnya. Hal kayak gini nggak cuma terjadi di tempat kursus saya aja, lho, di beberapa tempat kursus lain bahkan ada yang lebih parah.
Baca halaman selanjutnya
#2 Memainkan skor TOEFL
Tempat kursus yang bagus untuk belajar TOEFL adalah yang memiliki tips dan trik menjawab soal-soal TOEFL. Hampir setiap tempat kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang fokus pada TOEFL punya trik dan tips agar siswa bisa menjawab soal dengan cepat dan tepat. Sayangnya di balik itu semua, ada dosa besar yang mereka lakukan, yakni dengan memainkan skor TOEFL siswa agar seolah-olah mencapai target sehingga siswa puas belajar di sana.
Kalau kayak gini kan jatuhnya udah bohong ya, Gaes, dan bohong itu dosa. Apalagi kalau mempermainkan siswa yang nggak tahu apa-apa. Mending tempat kursus yang melanggengkan praktik kayak gini cepat bertobat deh biar dosanya nggak makin banyak.
#3 Jargon yang menyesatkan
Iklan merupakan jantung dari sebuah bisnis. Menurut saya sih begitu sekalipun saya bukan pebisnis. Tapi, setiap produk pasti lekat kayak permen karet dengan yang namanya iklan. Begitu juga dengan tempat kursus yang memiliki jargon dalam promosinya.
Ada salah satu tempat kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang memiliki jargon kurang lebih gini “cas-cis-cus bisa ngomong Inggris dalam waktu dua minggu dengan native speaker!” Teman saya yang kursus di sana pernah ngedumel gara-gara sudah satu bulan tinggal di sana, tapi belum juga bisa ngomong pakai bahasa Inggris. Padahal menurut teman saya, jargon tempat kursusnya kayak meyakinkan banget.
Kalau saya sih cuma bisa tertawa mendengar keluh kesah teman saya. Ya siapa suruh percaya iklan. Tapi memang sebaiknya tempat kursus nggak terlalu berlebihan ketika melakukan promosi atau jargon gitu. Jadi siswa yang belajar di sana juga nggak kecewa-kecewa amat kalau ternyata belum sesuai harapan.
Nah, kalau kalian memiliki keinginan untuk belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare, saya sarankan untuk cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai tempat kursus di sana. Jadi, jangan main berangkat aja asal punya uang. Selain itu, usahakan untuk mencari informasi ini dari orang-orang yang pernah belajar di sana. Saya ngomong gini bukan karena saya sok tahu ya, tapi saya takut kalian kena tipu, Gaes.
Penulis: Elyatul Muawanah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Gelar Kampung Inggris yang Membebani Warga Pare.