Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dilema Orang Cirebon: Sunda di Tanah Jawa, Jawa di Tanah Sunda

Nuriel Shiami Indiraphasa oleh Nuriel Shiami Indiraphasa
23 Desember 2020
A A
Dilema Orang Cirebon Sunda di Tanah Jawa, Jawa di Tanah Sunda Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dulu waktu awal mulai berdomisili di Bandung, tiap ketemu orang Cirebon, saya berasa ketemu saudara sendiri. Begini, saya mondok di Brebes selama 6 tahun. Waktu yang lama buat saya hingga akhirnya bisa ngomong pakai bahasa Jawa. Dan selama di sana, saya jadi kenal beragam dialek Jawa dari beragam orang, termasuk Cirebon.

Setelah beres mondok, saya kuliah di Bandung. Bandung waktu itu masih asing banget buat saya, mengingat saya pernah sekali doang ke Bandung, hingga akhirnya kuliah di sana. Benar-benar asing. Saking asingnya, saya saja nggak ngerti arti “ceunah” itu apaan, dah. Saya kira ceunah itu pembantunya Kang Mus. Bukan, bukan. Itu mah Ceu Edoh!

Sampai kemudian saya bertemu dan kenalan dengan banyak orang. Kenalan sama orang Bandung, Garut, Sukabumi, Purwakarta, Cianjur, dan banyak manusia Sunda lainnya. Di situ saya kurang merasa hidup, merasa hampa, dan kalau dalam bahasa Sunda mah, “Mana euy, balad aing teh?”

Hingga tiba waktunya saya ketemu dan kenalan dengan orang Cirebon. Mata saya auto membelalak, hati senang berdebar-debar, bibir tersenyum lebar penuh keikhlasan, dan mulut spontan berkata, “Cirebon? Cirebone endi, jeh…”

Nanya saja gitu. Padahal, saya sendiri nggak ngerti banyak kawasan-kawasan di Cirebon. Sok iye saja dulu. Menemukan orang Cirebon di Bandung itu berasa kayak minum Sprite, nyatanya nyegerin~

Sebagai orang yang sempat lama tinggal di Jawa, datang pertama kali ke tanah Sunda itu asing. Makanya, berjumpa dengan orang Cirebon yang notabene akan mengerti jika saya ajak ngobrol pakai bahasa Jawa, membuat saya merasa lebih klik saat itu. Dan ini nggak terjadi dengan Cirebon saja, tapi juga Jawa lainnya.

Nah, loh. Di sinilah dilema hadir. Pertanyaan klise tentang Cirebon mucul, “Cirebon kuh Sunda tah Jawa?”

Jadi begini, Cirebon adalah salah satu daerah yang berada dalam payung Provinsi Jawa Barat di pesisir utara Pulau Jawa. Dilihat secara geografis, Cirebon berada di tanah Sunda. Namun pada alasan lain, Cirebon tampak seperti Jawa lantaran bahasa yang digunakannya adalah bahasa Cirebon.

Baca Juga:

Taman Krucuk Cirebon Lebih Cocok Disebut Kuburan ketimbang Taman

Pungli di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Adalah Bentuk Kebobrokan Pemerintah Daerah

Jika melihat dari bebasan halus bahasa Cirebon, ada banyak sekali kosakata yang sama dengan bahasa Jawa. Hal ini jelas tidak akan menyulitkan orang Cirebon untuk berkomunikasi dengan orang Jawa. Contoh yang terdekat, Tegal dan Brebes misalnya.

Selain orang akan melihat bahasa dominan yang dipakai di Cirebon, sebenarnya ada alasan lain yang kasat mata, sih…

Biasanya orang Cirebon merasa ciut atau dilema buat ngaku Sunda karena ada manusia-manusia lain yang merasa lebih atau paling Sunda. Hahaha.

Apalagi di Bandung, yang Sundanya tuh berasa murni banget dah kayak Susu Nasional. Ditambah lagi para pendatang luar Bandung yang mayoritas juga masih didominasi orang Sunda, misalnya dari Tasik, Garut, Sumedang, Sukabumi, dan Cianjur, yang mana di daerah tersebut ada satu kebudayaan dan bahasa daerah dominan yang dipakai, yakni bahasa Sunda.

Berbeda dengan Cirebon yang secara jelas menggunakan banyak bahasa daerah seperti Cirebon, Jawa, dan Sunda. Selain itu, jika dilihat dari sejumlah kosakata bebasan halus bahasa Cirebon yang didominasi kosakata Bahasa Jawa, penutur bahasa selain Sunda pun lebih banyak jumlahnya dibanding penutur Sunda. Hal ini yang membuat orang Cirebon tampak condong seperti orang Jawa jika berada di Bandung, misalnya.

Lain halnya jika orang Cirebon yang berada di Jawa rada lebih ke tengah sampai timur. Karena perbendaharaan kosakata Jawanya yang cukup berbeda, orang Cirebon dinobatkan sebagai makhluk Sunda dengan pertimbangan letak wilayahnya yang berada di bawah Provinsi Jawa Barat.

Gimana? Kalau kata orang Cirebon sendiri sih, “Gemah ripah loh kok gitu?” Anu, loh jinawi maksude kita, kuh.

Meski demikian, dilema tentang Cirebon ini seharusnya tidak boleh sampai mengusik pihak mana pun. Ibarat muara, Cirebon adalah tempat bertemunya dua hal berbeda, yakni para penutur bahasa Jawa dan Sunda. Dan tentu saja diharapkan dapat menjadi sumber energi baru bagi nusa, bangsa, dan agama. Amin.

Sumber Gambar: republika.co.id

BACA JUGA Beberapa Hal pada Sinetron Indonesia yang Bikin Ruwet dan tulisan Nuriel Shiami Indiraphasa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Desember 2020 oleh

Tags: bahasa daerahcirebon
Nuriel Shiami Indiraphasa

Nuriel Shiami Indiraphasa

Jangan terlalu ngambis, nanti malah nangis.

ArtikelTerkait

Memahami Bahasa Medan Sehari-hari biar Kamu Nggak Ngerasa Digas

Mengenal Bahasa Medan Sehari-hari biar Kamu Nggak Ngerasa Digas

10 April 2020
Daftar Kata dalam Bahasa Makassar dan Bahasa Indonesia yang Serupa, namun Memiliki Arti Berbeda terminal mojok

Daftar Kata dalam Bahasa Makassar dan Bahasa Indonesia yang Serupa, namun Memiliki Arti Berbeda

7 Juli 2021
3 Makanan Underrated Khas Cirebon terminal mojok

3 Makanan Underrated Khas Cirebon

12 Desember 2021
3 Alasan Bahasa Betawi Ora Layak Jadi Muatan Lokal di Depok terminal mojok.co

3 Alasan Bahasa Betawi Ora Layak Jadi Muatan Lokal di Depok

27 Desember 2021
Ciayumajakuning: Kawasan yang Sudah Layak Jadi Provinsi Sendiri

Ciayumajakuning, Kawasan yang Sudah Layak Jadi Provinsi Sendiri

19 Maret 2024
orang desa, anak kuliahan

5 Gaya Komunikasi Pandeglang yang Jadi Ciri Khas

20 November 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.