Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Dialek Magelang yang Sulit Dipahami Orang dari Luar Magelang

Wulan Maulina oleh Wulan Maulina
21 Februari 2024
A A
Dialek Magelang yang Sulit Dipahami Orang dari Luar Magelang

Dialek Magelang yang Sulit Dipahami Orang dari Luar Magelang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Indonesia adalah negara yang kaya dan penuh keberagaman. Selain kekayaan alam yang melimpah, budaya di tiap daerah juga berbeda. Bahkan, alat komunikasi alias bahasa yang digunakan tiap daerah berbeda dan punya ciri khas masing-masing. Misalnya saja di Magelang, meski sama-sama berada di provinsi Jawa Tengah dengan Semarang, Solo, bahkan Purwokerto, daerah ini memiliki dialek yang berbeda.

Ada beberapa kosakata yang menandakan dialek Magelang yang membuat pendatang atau wisatawan yang datang ke sini sedikit kebingungan. Sebab, dialeknya terdengar asing dan unik. Contohnya beberapa kata di bawah ini.

#1 Dialek Magelang yang kerap terdengar sehari-hari, “njo”

Kata “njo” sering diucapkan warga Magelang, entah di kota maupun kabupaten. Awal-awal tinggal di sini, saya cukup kaget mendengar kata satu ini. Hingga sekarang sebenarnya saya masih kurang paham maknanya, tapi sepertinya mirip dengan kata ajakan “ayo” dalam bahasa Indonesia.

Biasanya “njo” digunakan dalam kalimat seperti ini: “Njo nang pasar” yang berarti “ayo ke pasar”.

#2 “Leh” biasa digunakan warlok untuk sapaan atau menguatkan argumen kepada lawan bicara

Selanjutnya ada kata “leh” yang hingga kini bikin saya bingung. Namun kalau melihat pembicaraan orang Magelang, “leh” digunakan untuk sapaan atau penguatan ketika berbicara dengan orang lain. Misalnya pada kalimat “Ora leh.” Dalam kalimat tersebut, “leh” berarti menguatkan argumen orang yang berbicara kepada lawan bicaranya. Mirip seperti “Ora yo.” Memang jika dideskripsikan, “leh” ini sedikit membingungkan artinya.

#3 Dialek Magelang yang sulit dipahami orang dari luar Magelang, “ndara”

Selanjutnya ada “ndara” yang lagi-lagi baru saya dengar ketika tinggal di Magelang. Namun tak seperti “leh” yang sulit dimaknai, pemaknaan kata “ndara” lebih mudah. “Ndara” merupakan kependekan dari kata “ndak ora”. Biasanya digunakan untuk mempertanyakan sesuatu. Misalnya, “Wingi udan ndara?” yang artinya “Kemarin hujan, kan?”

#4 “Njuk” diartikan sebagai kata “terus”

Di daerah Solo, Semarang, kata “njuk” ini berasal dari kata “njaluk” yang artinya meminta. Namun begitu di Magelang, saya baru tahu kalau “njuk” di sini artinya “terus”. Kalimat yang biasa muncul dalam percakapan sehari-hari biasanya begini, “Njuk koe meh pie?” yang berarti “Terus, kamu mau gimana?”

#5 Kosakata yang menandakan dialek Magelang, “mberuh”

Selanjutnya ada kata “mberuh” yang sama artinya dengan “embuh” alias terserah dalam dialek Magelang. Kata ini bisa digunakan untuk menjawab ketika dalam keadaan nggak tahu apa-apa. Misalnya, “Mberuh ra reti” yang berarti “Entah nggak tahu”. Atau kalau ada orang pacaran lagi marahan, biasanya pakai kata ini, “Mberuh!” ke pacarnya.

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

#6 “Njagong” di Magelang artinya berbeda dengan di daerah lain seperti Solo dan Semarang

Kata selanjutnya yang menandakan dialek Magelang adalah “njagong”. Saya agak kaget sih mendengar kata ini waktu tinggal di Magelang. Sebab, di daerah Solo dan Semarang, “njagong” artinya menghadiri kondangan. Beda kalau di Magelang yang artinya duduk bercengkerama.

Kata “njagong” sering digunakan ketika akan menyapa atau mengajak seseorang mampir ke rumah. Misalnya, “Kene njagong sek,” yang berarti “Sini duduk dulu.” Bagi orang dari luar Magelang seperti saya, kata ini maknanya cukup kompleks dan membingungkan.

Itulah kekhasan dialek Magelang yang sulit dipahami pendatang dari Semarang seperti saya. Keunikan dan perbedaan makna kata di atas cukup banyak. Tapi hal ini bisa digunakan sebagai bahan refleksi, jika datang ke tempat baru pastikan selalu menjaga tutur kata yang sopan dan nggak asal nyeplos. Sebab, beda daerah, beda kultur bahasa dan kosakata yang digunakan. Semoga setelah ini perantau yang berada di Magelang nggak bingung lagi saat berinteraksi dengan warga lokal, ya!

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Di Magelang, Jangan Keluar Rumah Lebih dari Jam 9 Malam, Pokoknya Jangan!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2024 oleh

Tags: dialekjawa tengahkabupaten magelangKota MagelangmagelangOrang Magelang
Wulan Maulina

Wulan Maulina

Lulusan Bahasa Indonesia Universitas Tidar. Suka menulis tentang kearifan lokal dan punya minat besar terhadap Pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Beranggapan memelihara kata ternyata lebih aman daripada memelihara harapan.

ArtikelTerkait

Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja

Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja

22 Mei 2022
Jalan Raya Ambarawa-Magelang, Jalan Penghubung Demak-Jogja yang Diam-diam Mematikan. Kalau Siang Indah, tapi kalau Malam, Beda Cerita

Jalan Raya Ambarawa-Magelang, Jalan Penghubung Demak-Jogja yang Diam-diam Mematikan. Kalau Siang Indah, tapi kalau Malam, Beda Cerita

3 Juli 2024
Magelang Bukan Tempat yang Cocok untuk Slow Living (Unsplash)

Magelang Bukan Tempat yang Cocok untuk Slow Living, Tolong Hentikan Cita-citamu Itu

21 April 2025
Jalan Kertek Wonosobo, Jadi Pusat Ekonomi tapi Bikin Sengsara (Unsplash)

Kecamatan Kertek Wonosobo Bakal Menjadi Pusat Ekonomi, sekaligus Menambah Besar Potensi Masalah yang Bikin Sengsara Warga

14 Mei 2024
Asem-asem Koh Liem Kuliner Legendaris Semarang yang Sayang untuk Dilewatkan Terminal Mojok

Asem-asem Koh Liem: Kuliner Legendaris Semarang yang Sayang untuk Dilewatkan

29 Juli 2022
3 Oleh-oleh Muntilan Magelang yang Bisa Dibawa Pulang selain Jajanan Toko Nyonya Pang

3 Oleh-oleh Muntilan Magelang yang Bisa Dibawa Pulang selain Jajanan Toko Nyonya Pang

22 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nyatanya Guru Tak Pernah Mulia, Sejak Dulu Isinya Hanya Luka MOJOK.CO

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

28 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.