Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Di Medan, Mati Lampu di Bulan Puasa Adalah Keniscayaan

Abul Muamar oleh Abul Muamar
17 Mei 2019
A A
mati lampu

mati lampu

Share on FacebookShare on Twitter

Ada satu hal yang membuat saya cemas setiap kali mudik ke kampung halaman di Medan: mati lampu. Betul saja, apa yang saya cemaskan itu betul-betul terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Ya, sejak Kamis pekan lalu, dengan kejamnya PLN memadamkan listrik di beberapa wilayah di Sumatera Utara. Kampung saya, Perbaungan, Kabupaten Serdangbedagai, termasuk salah satunya. Bagaimana tidak kejam, PLN memadamkan listrik saat jam orang-orang hendak sahur. Sialnya lagi, waktu itu orang-orang juga ingin menonton pertandingan penting semi final Liga Champions antara Ajax Amsterdam versus Tottenham Hotspurs.

Dalam kondisi gelap-gelapan, orang-orang jadinya cuma mengandalkan insting. Meraba-raba sambil menerka-nerka. Mukena yang tergantung dikira orang sedang salat. Lengkuas di dalam rendang dikira daging. Kecoa di piring pun disangka kurma.

Mati listrik di Sumatera Utara memang sudah cukup terkenal. Saking terkenalnya, orang-orang dari luar daerah sampai tahu. “Oh, Medan, yang sering mati lampu ya.” Parahnya, bukan Ramadan kali ini saja, Ramadan-Ramadan tahun-tahun sebelumnya juga terjadi hal yang sama. Pendeknya, di kampung saya, mati lampu di bulan Ramadan adalah sebuah keniscayaan.

PLN di kampung kami memang sering tak kenal waktu dalam memadamkan listrik. Tak seperti di Jogja dan wilayah Jawa lainnya yang saya tahu, PLN di Sumut jarang menyampaikan pemberitahuan bahwa akan ada pemadaman listrik. Mati lampu sering tak terduga kedatangannya—tak terkecuali saat bulan puasa.

Sebenarnya kami bisa mafhum mengapa mereka tidak menyampaikan pemberitahuan. Ya, apalagi kalau bukan mereka takut kami maki-maki. Kalau sudah begini, PLN memang lebih kejam daripada ibu tiri. Saat orang-orang hendak beribadah, mereka malah memadamkan lampu. Kadang-kadang bahkan ketika orang sedang salat tarawih.

Yang membuat kami tambah kesal, PLN Sumut sudah berjanji bahwa pasokan listrik di wilayah Sumut akan aman 24 jam selama bulan Ramadhan. Janji itu berkali-kali mereka posting di akun Instagram @plnsumut. Terakhir kali mereka posting tanggal 8 Mei lalu. Namun nyatanya, seperti tahun-tahun yang lalu, mereka lagi-lagi gagal memenuhi janji itu.

Belakangan, PLN beralasan bahwa pemadaman listrik terjadi karena ada kerusakan pada sejumlah pembangkit listrik di Sumatera bagian utara, antara lain PLTU Nagan Raya 1 dan 2, PLTU Pangkalan Susu 2, PLTGU Belawan, dan PLTG Marine Vessel Power Plant dan Belawan.

Baca Juga:

Sebagai Orang Surabaya, Saya Pikir Jalanan Medan Sudah Paling Barbar, Ternyata Jalan Jamin Ginting Jalur Karo Lebih Tidak Beradab

Pengalaman Saya Berkunjung ke Medan Nggak Sesuai dengan Ekspektasi, Benar-benar Bikin Kaget!

Alasan ini sudah sangat klasik. Tiap kali terjadi pemadaman, PLN cabang Sumut selalu mengandalkan alasan itu. Sampai-sampai kami orang-orang Medan sudah hafal kalimat-kalimat mereka. “Kami dari PLN meminta maaf atas ketidaknyamanannya. Saat ini sedang terjadi kerusakan pada pembangkit listrik bla..bla..bla….”

Makanya jangan heran kalau orang-orang Medan pada menyumpah serapah dalam beberapa hari terakhir. Dalam hal ini, PLN harus bertanggungjawab atas berkurangnya kadar pahala puasa orang-orang Medan. Tanggung jawab kau, PLN, tanggung jawab!

Sebagai anak yang merantau ke Jawa, kepulangan saya ke Medan membuat saya sedih. Bagaimana tidak. Selama tiga tahun tinggal di Jogja, bisa dihitung berapa kali saya merasakan mati lampu. Tak lebih dari sepuluh kali seingat saya. Itupun tak lama. Tak sampai 12 jam listrik sudah kembali menyala.

Kondisi ini memperkuat anggapan saya dan banyak orang bahwa keadaan di luar Pulau Jawa memang masih sangat tertinggal dalam banyak hal. Termasuk Pulau Sumatera yang disebut-sebut sebagai pulau termaju nomor dua setelah Jawa. Entah maju dari segi apanya, saya pun tak tahu.

Bayangkan, di Jawa, khususnya di Jogja, orang-orang sudah pada ngomongin buku-buku, mengulasnya habis-habisan. Masyarakat di Jogja, meski kebanyakan makan cuma seadanya, dengan lauk kerupuk atau tempe goreng, bisa hidup tentram tanpa kendala infrastruktur yang berarti.

Soal infrastruktur ini akan panjang ceritanya kalau mau diurai. Saya sebut saja jalan dan drainase. Di Jawa, hampir tak pernah saya menemukan jalanan yang parah. Bahkan jalanan di pelosok desa sekalipun, mulus seperti jalan protokol di kota-kota. Terlepas bahwa di desa-desa itu ada objek wisatanya.

Kondisi itu jomplang sekali dengan kondisi jalan di Sumatera Utara. Bahkan di ibukotanya sekalipun, di Kota Medan, jalan berlubang dan bopengan ada di mana-mana. Main-mainlah ke Medan kalau tak percaya.

Itu baru jalan. Belum lagi kondisi drainasenya. Bisa dipastikan, setiap kali turun hujan, Kota Medan akan dilanda banjir. Siapapun wali kotanya, sejak dulu kondisi ini tak kunjung berubah. Sampai-sampai, selain disebut sebagai kotanya para ketua alias preman, Medan juga dikenal sebagai kota banjir. Julukan ini muncul saking bingungnya kami kalau ditanya, “Medan itu kota apa?”

Makanya, kami orang Medan akan sangat senang setiap kali Presiden datang berkunjung. Kenapa? Karena kalau presiden datang, jalanan di kota kami tiba-tiba mendadak mulus. Seperti disulap, jalanan yang jelek dan berlubang menjadi cantik, mulus dan bersih hanya dalam hitungan hari. Tidak cuma itu, trotoarnya pun menjadi indah karena dihiasi dengan bunga-bunga. Dan banjir pun seketika lenyap entah bagaimana caranya.

Mengenai sulap jalan ini, ternyata tidak cuma di kota kami saja. Di daerah lain pun, seperti Parigi Moutong, Sulawasi Tengah, yang saya kunjungi beberapa waktu lalu, misalnya, kondisinya juga sama. Orang Parigi bilang, jalanan di kota mereka mendadak mulus dan bagus karena kunjungan presiden. Barangkali cuma Indonesia yang punya sulap seperti itu.

Karena itu, kami pun berdoa, semoga bapak presiden segera berkunjung ke Medan lagi. Kalau bisa dalam bulan Ramadan ini segera. Jangan menunggu hasil akhir penghitungan KPU, jangan pula menunggu pelantikan.

Tak perlulah ada sulap-sulapan. Kami ingin yang rasional-rasional saja. Supaya PLN tidak lagi memadamkan listrik. Supaya PLN bekerja lebih serius agar punya alternatif-alternatif sumber listrik bila terjadi kerusakan. Supaya PLN berpikir keras bagaimana caranya agar aliran listrik tidak sampai harus dipadamkan. Tak peduli jika harus minta bantuan Thor, superhero Avengers itu.

Sebab saat Ramadan, kami orang Medan nggak mau makan kecoa yang kami sangka kurma saat mati lampu. (*)

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: mati lampumati listrikMedanPLN
Abul Muamar

Abul Muamar

Petualang, pengincar buah-buahan yang tumbuh di pinggir jalan.

ArtikelTerkait

Bika Ambon, si Manis Legit yang Ternyata Berasal dari Medan

Bika Ambon, si Manis Legit yang Ternyata Berasal dari Medan

30 Agustus 2022
bahasa medan Kata 'Apa' dalam Konteks Bahasa Medan Itu Sakti dan Serbaguna terminal mojok.co

Jangan Asal Manggil Uwak di Medan

12 Maret 2021
8 Tempat Wisata di Medan yang Menurut Warlok Wajib Dikunjungi Wisatawan Mojok.co

8 Tempat Wisata di Medan yang Menurut Warga Lokal Wajib Dikunjungi Wisatawan

4 November 2025
Takengon Aceh yang Serba Lambat Bikin Kaget Orang Medan yang Terbiasa “Barbar” Mojok.co

Takengon Aceh yang Serba Lambat Bikin Kaget Orang Medan yang Terbiasa “Barbar”

15 September 2025
Kesawan, Malioboro Medan yang Penuh Sejarah dan Bikin Jatuh Cinta

Kesawan, Malioboro Medan yang Penuh Sejarah dan Bikin Jatuh Cinta

5 November 2025
istilah medan yang dianggap aneh di jawa mojok.co

5 Istilah Medan yang Dianggap Nyeleneh di Jawa

26 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.