Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Desa Bengkala di Bali: Surga Bagi Penyandang Tunarungu dan Tunawicara

Yanuar Abdillah Setiadi oleh Yanuar Abdillah Setiadi
12 Juli 2022
A A
Buleleng, Bali. Tempat di mana Desa Bengkala berada. (Unsplash.com)

Buleleng, Bali. Tempat di mana Desa Bengkala berada. (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ini adalah sebuah cerita tentang Desa Bengkala. Sebuah desa di Bali, di mana penyandang tunarungu dan tunawicara hidup bahagia.

Malam tadi, saya membuka kolom Trending di YouTube. Setelah beberapa kali scrolling, saya menemukan video Agung Hapsah yang nangkring di kolom trending nomor 49.

Saya menonton video tersebut sampai selesai. Video milik Agung Hapsah berbicara soal cara efektif untuk belajar Bahasa Inggris. Videonya semacam tutorial itu memang menarik. Namun, perhatian saya justru tertarik oleh sebuah bagian dari video tersebut, yaitu pembahasan soal Desa Bengkala di Bali. 

Memang, pembahasan soal Desa Bengkala di Bali memang hanya disebutkan di awal video. Namun, meski hanya sebentar, rasa ingin tahu saya berhasil tersentuh. Oleh sebab itu, saya langsung mencari tahu lebih jauh tentang desa tersebut.

Jadi, Desa Bengkala adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Sekilas, yang terletak di pegunungan ini terlihat biasa saja. Khas desa-desa di Bali yang berada di ketinggian. Terasa sejuk dan menyenangkan. Namun, desa ini punya keunikan yang sangat menarik, yaitu banyak penduduknya penyandang tunarungu dan tunawicara.

Menurut catatan yang saya baca, penduduk tunarungu dan tunawicara mencapai 2 persen. Cukup banyak, ya. Nah, bagi mereka yang tunarungu disebut dengan sebutan “kolok”. Sementara itu, bagi mereka yang tunawicara disebut dengan sebutan “enget”.

Setelah saya perhatikan, “kolok” dan “enget” ini mendapat tempat yang sewajarnya di tengah masyarakat. Mereka diterima selayaknya dan setara dengan penduduk lain. Mereka hidup berdampingan tanpa diskriminasi. Salah satu buktinya adalah ketika banyak penduduk yang tidak tunarungu dan tunawicara bisa menggunakan bahasa isyarat. Oleh sebab itu, komunikasi di antara SEMUA warga terjalin dengan hangat dan terasa dekat.

Iya, jika berkunjung ke Desa Bengkala di Bali, kalian akan menemui orang-orang yang berbicara dengan bahasa isyarat. Satu sama lain saling tertawa ria dan bersenda gurau lantaran bahasa isyarat yang digunakan simpel dan mudah dipahami. 

Baca Juga:

Fakta Kerja di Bali Tidak Seindah Kata Orang

Sudah Saatnya Banyuwangi Pindah Ibu Kota, agar Pembangunan Kota Ini Merata dan Tidak di Situ-situ Aja

Bahasa isyarat khas “kolok” diajarkan di Sekolah Luar Biasa di Desa Bengkala. Apalagi, pembelajaran bahasa “kolok” ini terbuka untuk siapa saja yang ingin mempelajarinya. Hal ini bertujuan agar komunikasi antara warga dapat berjalan dengan baik. 

Konon, bahasa isyarat yang digunakan di Desa Bengkala ini adalah bahasa isyarat turun-temurun dari nenek moyang. Oleh sebab itu, bahasa isyarat di sana mudah untuk dipahami satu sama lain. 

Untuk saat ini, bahasa isyarat yang digunakan sudah bercampur dengan bahasa isyarat Indonesia. Tujuannya agar komunikasi dengan masyarakat luar tetap bisa terjalin. Selain itu, karena semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali, khususnya desa ini, bahasa isyarat yang dipakai semakin disederhanakan.

Nah, makanya, hubungan antara “kolok” dan “enget” dengan warga lain jadi sangat erat. Satu sama lain saling mendukung dan bersinergi. Meskipun memiliki keterbatasan, “kolok” tidak diam berserah diri. Mereka berupaya hidup sebagaimana masyarakat normal pada umumnya. 

Rata-rata, baik “kolok” maupun “enget” mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghasilannya tidak jauh berbeda dengan masyarakat lain. Sebagaimana masyarakat desa pada umumnya di Bali, masyarakat di Desa Bengkala memiliki profesi sebagai petani, peternakan, pengrajin, dan berbagai produk makanan ringan.

Hasil kreativitas penduduknya di bidang seni adalah sebuah tarian yang disebut Tarian Janger Kolok. Tarian ini bahkan sudah dikenal luas hingga mancanegara. 

Gerakan tarian ini tak beda jauh dengan Tarian Janger pada umumnya. Hal yang membuat Tarian Janger Kolok sedikit berbeda dengan Tarian Janger pada umumnya terletak pada penarinya. Penari Tarian Janger Kolok adalah seorang “kolok” atau “enget”. Tarian ini biasanya dipentaskan kepada wisatawan yang berkunjung ke Desa Bengkala.

Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa penyebab dari banyaknya penyandang tunarungu dan tunawicara di desa ini karena faktor keturunan. Ada pula yang menyebutkan bahwa penduduk desa ini mendapatkan sebuah kutukan dari dewa. 

Terlepas dari berbagai faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, saya sangat kagum dengan salah satu desa yang luar biasa di Bali ini. Desa Bengkala, yang warganya tetap hangat meski ada “perbedaan” di sana. 

Mereka ikhlas mengusahakan kemajuan desa tanpa mempermasalahkan masalah fisik dan diskriminasi. Mereka tertawa bersama, saling bercanda. Dalam hati kecil saya berkata:

“Inilah Indonesia, inilah surga.”

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Rujak Kuah Pindang, Kuliner Khas Bali yang Jarang dilirik Wisatawan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Juli 2022 oleh

Tags: baliDesa Bengkalakoloksengettunarungutunawicara
Yanuar Abdillah Setiadi

Yanuar Abdillah Setiadi

Santri. Murid Cak Nun, Rocky Gerung, Sujiwo Tejo. Instagram: @yanuarabdillahsetiadi

ArtikelTerkait

Mengenal Upacara Nganten Keris, Pernikahan Tanpa Mempelai Pria di Bali terminal mojok

Mengenal Upacara Nganten Keris, Pernikahan Tanpa Mempelai Pria di Bali

4 September 2021
Mengenal Sesajen Bali yang Sering Dikaitkan Cerita Mistis terminal mojok

Mengenal Sesajen Bali yang Sering Dikaitkan Cerita Mistis

23 September 2021
Jabodetabek Adalah Tempat KKL Terbaik

Bukan Bali, Tempat KKL Terbaik Adalah Jabodetabek

7 Oktober 2023
6 Cerita Misteri di Gunung Agung yang Perlu Diketahui terminal mojok.co

6 Cerita tentang Gunung Agung yang Perlu Diketahui Pendaki

31 Desember 2021
Bali Zoo Bali, Kebun Binatang untuk yang Mampu-mampu Aja Mojok.co

Bali Zoo, Kebun Binatang untuk yang Mampu-mampu Aja

22 April 2025
Desa Penglipuran di Bali Berhasil Mematahkan Omong Kosong (Unsplash.com)

Desa Penglipuran di Bali Mematahkan Omong Kosong Pauline Hanson, Senator Australia

10 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.