Baiknya memang dihapus saja
Selama study tour tentu kita doa yang baik-baik, agar perjalanan menyenangkan, pulang dengan riang. Namun di saat ada hal-hal di luar dugaan hingga berbagai kecelakaan terjadi, praktis study tour dianggap sebagai dosa besar. Dan menyeret guru sebagai biang keroknya dengan menggunakan argumen jika guru cuma nyari untung saja. Guru dianggap senang-senang dari uang siswa lantas gak peduli sama siswanya.
Emang susah jadi guru. Selain harus mendidik, guru juga harus punya daya tahan kuat menangkis serangan netizen dan masyarakat atas tuduhan yang tidak benar ini. Sudah benar, sebaiknya program study tour ini dilarang, atau sekalian dihapus saja demi kestabilan kesehatan mental guru.
Penulis: Hanifatul Hijriati
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Di Mata Orang Jember, Jogja Lebih Unggul daripada Bali sebagai Tempat Study Tour




















