Berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk berbelanja di luar rumah? Sejam, dua jam, tiga jam, atau bahkan lebih? Untuk kalian yang memiliki kesibukan yang luar biasa padat, mungkin tidak sempat untuk meluangkan waktu hanya untuk sekadar berbelanja di mal. Pasti akan lebih mudah untuk berbelanja via online. Selain tidak perlu bermacet-macet ria di jalan, tidak perlu membayar parkir, dengan belanja online juga memudahkan kita lebih leluasa memilih produk-produk dengan harga yang lebih murah dibandingkan di mal tanpa perlu capek-capek berkeliling dari satu toko ke toko yang lain.
Kehadiran marketplace di Indonesia juga semakin mempermudah kegiatan kita dalam belanja online. Sebut saja Tokopedia, Lazada, Bukalapak, hingga Shopee, semua merupakan marketplace yang memfasilitasi jutaan penjual dalam menjajakan barang dagangan mereka. Melalui marketplace tersebut kita sebagai pembeli akan lebih mudah mencari barang yang akan kita beli. Fitur-fitur yang tersedia juga dapat membuat kita memilih barang mulai dari harga termurah, lokasi terdekat, juga barang terlaris yang dijual.
Selain itu dengan berbelanja melalui marketplace, keamanan uang kita akan terjamin. Pembayaran yang dilakukan via marketplace akan dihold terlebih dahulu sampai kita mengkonfirmasi bahwa barang yang kita beli sudah diterima. Karena apabila barang tersebut tidak diterima atau tidak dikirim, maka uang yang telah kita bayar akan dikembalikan. Berbeda apabila kita melakukan transaksi di luar marketplace dengan melakukan transfer langsung ke rekening penjual, masih ada kemungkinan penjual tidak mengirim barang yang kita pesan dan hanguslah uang kita.
Selain fitur-fitur tersebut, beberapa marketplace juga menyediakan kolom ulasan produk yang telah kita beli serta penilaian kepada si penjual barang. Dengan hadirnya kolom review ini dapat memudahkan kita untuk menilai apakah seller tersebut memang terpercaya atau tidak. Gampangnya jika kita menjumpai seller dengan jumlah bintang yang tinggi, maka berarti banyak pembeli yang telah menyelesaikan pesanannya dan memberikan ulasan positif.
Pun sebaliknya jika kita jumpai penjual dengan jumlah bintang yang kecil, maka itu berarti banyak pembeli yang kecewa dengan produk yang ia beli atau tidak puas dengan performa si penjual. Di kolom review ini banyak sekali saya jumpai hal-hal yang nyeleneh. Mulai dari ulasan pembeli yang tidak sesuai dengan produk yang dibeli alias tidak nyambung, pembeli yang memberikan review hanya berupa emotikon saja. Bahkan tak jarang pula melihat kolom review malah diisi curhatan masalah cinta si pembeli. Asli ini sih ngasal abis.
Apalagi sekarang beberapa marketplace memberikan iming-iming koin tambahan jika pembeli memberikan penilaian serta ulasan pada barang yang telah mereka beli. Tentu saja makin banyak pembeli yang mengisi ulasan dengan asal-asalan. Asal karakter cukup dan dapat koin saja.
Karena memiliki kecenderungan membaca review terlebih dahulu sebelum membeli suatu produk, tentu membiasakan membaca kolom review penjual di marketplace merupakan hal yang sering saya lakukan. Dan sering pula saya mengamati banyak sekali oknum-oknum seller yang tidak segan untuk memblokir akun pembeli yang telah memberikan rating kecil dan ulasan yang buruk. Di sini saya menyebut oknum ya, karena tidak semua seller melakukan hal tersebut.
Biasanya penjual-penjual seperti ini sudah mencantumkan di deskripsi toko mereka seperti : “Bintang 1 auto blokir”, atau “Bintang 1 tidak akan dilayani jika beli lagi.” Menurut saya sih itu hal yang wajar dilakukan jika si pembeli memang memberikan penilaian buruk tanpa alasan yang jelas, karena tentu dapat memengaruhi rating si penjual. Tetapi lain hal jika si pembeli telah mencoba menjelaskan alasannya memberikan bintang 1 dan ulasan negatif dengan bahasa yang sopan, tetapi balasan seller jauh lebih nyolot dibanding ibu-ibu yang kehilangan tupperwarenya. Serem abis.
Jika mendapati toko yang penjualnya seperti ini otomatis saya langsung mengurungkan niat untuk membeli di sana. Lebih baik membeli di toko lain yang pelayanannya lebih ramah dan komunikatif bila terdapat masalah dengan produk yang telah dibeli. Karena menurut saya sebuah penilaian dan ulasan itu bebas diberikan dan merupakan hak si pembeli. Jika pembeli yang memberikan penilaian buruk langsung saja dibungkam, apakah mungkin si penjual berasal dari sisa-sisa kepemimpinan orba yang anti kritik?.
Bagi saya pribadi, setiap pembeli bebas menyatakan rasa puas atau tidaknya dengan performa penjual maupun dengan produk yang dibeli. Dengan catatan ulasan dan penilaian disampaikan dengan rasional, nyambung dan juga sopan. Begitu juga penjual sebaiknya menghargai review yang telah diberikan dengan cara mengkomunikasikan hal-hal yang dinilai belum membuat si pembeli puas.
Dari ulasan tersebut juga bisa diambil sebagai pertimbangan seller untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Dengan adanya perbaikan dari pelayanan dan produk yang dijual tentu pembeli akan lebih banyak yang datang. Pembeli puas, dagangan penjual pun tandas.
Tapi kalau nggak baca review, nggak baca deskripsi, terus ngasih bintang satu seenak jidat sih sebaiknya dibungkus trus masukin tempat sampah.
BACA JUGA Siapa sih yang Memulai Tradisi Beli Baju Baru Menjelang Lebaran? atau tulisan Sri Pramiraswari Hayuning Ishtara lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.