Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Dear Penyelenggara Seminar, Diskusi sama Tanya Jawab Itu Beda ya, Tolong

Achmad Fauzan Syaikhoni oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
6 Oktober 2023
A A
Dear Penyelenggara Seminar, Diskusi sama Tanya Jawab Itu Beda ya, Tolong

Dear Penyelenggara Seminar, Diskusi sama Tanya Jawab Itu Beda ya, Tolong (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai mahasiswa, apalagi yang tipe kupu-kupu kayak saya, waktu luang sangatlah banyak. Nggak ada alasan buat nggak melakukan kegiatan-kegiatan produktif. Kalau kata motivator, usia muda adalah fase hidup yang harus banyak-banyak investasi otak supaya kehidupan di masa depan lebih mantab. Dan omongan motivator itu coba saya lakoni, salah satunya dengan cara mengikuti acara seminar.

Banyak acara seminar yang saya ikuti. Mulai dari yang online sampai offline, baik itu gratis maupun berbayar. Selama mengikuti banyak seminar, saya mulai sedikit percaya dengan omongan motivator itu. Kalau saya nggak ikut acara seminar, otak saya pasti isinya itu-itu aja. Sebab, selain karena saya adalah mahasiswa kupu-kupu, pun tema yang dikaji dalam acara seminar kebanyakan nggak ada di kurikulum perkuliahan.

Tapi, dari banyaknya seminar yang pernah saya ikuti, kadang beberapa kurang efektif. Tepatnya seminar yang katanya ada sesi diskusi, tapi praktiknya cuma tanya jawab. Sudah lama saya menyimpang kritik dan saran untuk seminar semacam itu. Mau ngadu itu ya ngadu ke mana dan siapa. Kalaupun mau ngadu itu kadang saya nggak enak karena moderator di akhir kalimatnya selalu bilang, “Mohon maaf kalau ada hal-hal yang kurang berkenan selama acara.”

Jadi, semoga saja lewat tulisan ini, para penyelenggara seminar yang merasa menyediakan sesi diskusi, tapi faktanya cuma tanya jawab, segera berbenah diri. Saya bukan benci acara seminar yang kalian adakan, justru saya cinta. Karena itu saya dengan senang hati memberikan kritik sekaligus saran.

Ekspektasi terpatahkan dan pikiran peserta seminar berpotensi tersesat

Sebenarnya, alasanya sederhana. Sebagai manusia yang nggak bisa lepas dari ekspektasi, otomatis ketika sebuah seminar menjanjikan adanya sesi diskusi, para peserta ini sedikit banyak, termasuk saya, pasti kecewa. Berharap bisa berdiskusi; bertanya, dijawab, lalu ngasih feedback ke narasumber, nyatanya nggak bisa karena keterbatasan waktu.

Tentu saja para peserta itu kapasitas otaknya masih jauh dengan sang narasumber. Tapi paling nggak, para peserta bisa memantapkan pandangan-pandangannya; apa-apa yang mereka tangkap selama pemaparan materi, lewat serangkaian diskusi dengan sang narasumber. Kalau cuma lewat tanya jawab, ya nggak kira semua orang pikirannya langsung bisa mantab begitu saja. Apalagi mengingat rata-rata IQ orang Indonesia cuma 78,49 atau setara dengan orang yang keterbelakangan mental.

Saya pikir, jika hanya lewat tanya jawab, orang itu nggak jadi tercerahkan, tapi malah potensi tersesatkan. Entah itu pikirannya kurang nangkap karena penjelasan narasumber terkait pertanyaan terlalu rumit, atau memang ada poin-poin dari narasumber yang menurut peserta belum pas. Sehingga, keterbatasan informasi itu yang memungkinkan pikiran para peserta seminar menyimpulkan pandangannya secara serampangan.

Sesi diskusi, sesi yang (sebenarnya) paling ditunggu

Selain itu, yang ditunggu-tunggu dari acara seminar itu sebenarnya sesi diskusinya. Sesi di mana peserta bisa berdialog dengan narasumber mengenai apa-apa yang sebelumnya sudah ditangkap.

Baca Juga:

Enaknya Jadi Fresh Graduate di Jogja: Nggak Takut Dicap Pengangguran karena Sibuk Ikut Forum Diskusi

Saya Gagal Kuliah di UGM, dan setelah 13 Tahun, Penyesalan Tersebut Tetap Ada

Bahkan, saya yakin, orang yang mengikuti seminar itu sedikit banyak sebelumnya sudah punya pengetahuan terkait tema seminar. Mereka sebelumnya sudah mengetahui poin-poin yang akan disampaikan oleh narasumber, sekalipun masih garis besar. Makanya sesi diskusi itu bisa jadi momen mereka untuk memverifikasi. Dan proses verifikasi itu nggak bisa hanya dibatasi dengan tanya jawab doang.

Bukan berarti pemaparan materi dari narasumber itu nggak ditunggu-tunggu. Tapi bosan rasanya mendengarkan orang ceramah lama panjang lebar, apalagi kalau penjelasannya berputar-putar; poinnya itu-itu aja, hanya bungkusan kalimatnya yang berbeda. Karena bosan, bukan tak mungkin materi dari narasumber akhirnya kurang bisa ditangkap oleh peserta.

Banyakin waktu diskusi ketimbang ceramah narasumber seminar

“Lho, narasumber itu sudah berkompeten, jangan meremehkan!”

Bukan meremehkan. Narasumber juga masih manusia, yang pasti setiap tindak-tanduknya itu nggak luput dari kesalahan. Siapa tahu sang narasumber itu nggak tahu kalau penjelasannya ternyata berputar-putar atau melebar ke mana-mana. Siapa tahu juga, sang narasumber luput menjelaskan poin-poin tertentu gara-gara kepalang asyik berceramah.

Oleh karenanya, saya menyarankan agar banyakin aja waktu diskusi ketimbang ceramah narasumber. Dengan begitu, saya yakin sang narasumber akan lebih berhati-hati untuk menjelaskan poin per poin dengan ringkas dan padat agar nggak sampai berputar-putar atau melebar ke mana-mana. Terlebih lagi, dengan penjelasan yang ringkas dan padat, saya yakin itu akan bisa memantik keingintahuan peserta seminar.

Kalau waktunya terbatas, mending ganti saja jadi sesi tanya jawab

Kalau memang masih nggak bisa karena waktunya terbatas, saya nggak berharap apa-apa. Saya cuma bisa menyarankan mending moderator nggak usah bilang kalau ada sesi diskusi. Seakan-akan acara seminar akan keliatan menarik. Ganti aja sesi diskusi itu dengan tanya jawab biar ekspektasi peserta nggak terpatahkan.

Tapi juga ingat, acara seminar dengan mekanisme seperti itu nggak akan benar-benar efektif. Masalah yang diangkat dalam bentuk tema nggak akan benar-benar bisa selesai. Justru potensi bisa menambah masalah baru lagi karena mekanismenya memungkinkan pikiran peserta menyimpulkan pengetahuannya secara serampangan. Dan konsekuensi terburuknya, seminar akhirnya nggak lebih dari sekadar formalitas saja.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ikut Seminar Bukan buat Dapat Ilmu tapi buat Dapat Snack, Makan, dan Sertifikat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Oktober 2023 oleh

Tags: diskusiseminartanya jawab
Achmad Fauzan Syaikhoni

Achmad Fauzan Syaikhoni

Pemuda setengah matang asal Mojokerto, yang selalu ekstase ingin menulis ketika insomnia. Pemerhati isu kemahasiswaan, lokalitas, dan hal-hal yang berbau cacat logika.

ArtikelTerkait

Please deh, Kalau Lagi Diskusi Jangan Langsung Potong Pembicaraan Terminal Mojok

Please deh, Kalau Lagi Diskusi Jangan Langsung Potong Pembicaraan

18 Januari 2021
Hal yang Seharusnya Tidak Dilakukan Istri Ketika Suami Ngopi-ngopi terminal mojok.co

Kedai Kopi: Tongkrongan Bebas yang Bisa Bikin Orang Murtad

22 Agustus 2019
Focus Gossiping Discussion: Mari Hidupkan Diskusi dengan Bergosip

Focus Gossiping Discussion: Mari Hidupkan Diskusi dengan Bergosip

26 November 2019
Kebahagiaan Bekerja Sesuai Passion Adalah Sebuah Omong Kosong terminal mojok.co

Kenapa sih Kalau Ikut Training atau Seminar, Ucapan ‘Selamat Pagi’ Selalu Diganti dengan ‘Semangat Pagi’?

10 Desember 2019
Sorowajan, Daerah Langganan Ngopi dan Diskusi Ndakik-ndakik Mahasiswa UIN Jogja

Sorowajan, Daerah Langganan Ngopi dan Diskusi Ndakik-ndakik Mahasiswa UIN Jogja

17 April 2023
Benarkah Mahasiswa UNY Adalah (Calon) Mahasiswa yang Terbuang dari UGM? Iya, tapi Nggak Juga Jogja kuliah di UGM warung makan sekitar UGM seleksi masuk ugm jurusan s1 UGM

Saya Gagal Kuliah di UGM, dan setelah 13 Tahun, Penyesalan Tersebut Tetap Ada

14 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.