Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Dear, Orang Tua: Please Banget, Jangan Bonceng Anak Naik Motor dengan Posisi Berdiri, Bahaya!

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
13 September 2021
A A
Dear, Orang Tua_ Please Banget, Jangan Bonceng Anak Naik Motor dengan Posisi Berdiri. Bahaya! terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Baru-baru ini, linimasa Twitter saya menampilkan pertubiran duniawi menarik yang membahas tentang pentingnya peran orang tua dan keselamatan anak. Bukan, yang jelas bukan soal childfree yang beberapa waktu lewat sempat jadi trending topic dan ramai dibahas di berbagai media sosial, media online, juga beberapa forum selama berhari-hari itu. Melainkan, persoalan orang tua yang membiarkan anak dengan posisi berdiri—bertumpu dengan dua kaki—di jok motor atau di paha ibunya ketika naik motor.

Beneran ga paham gw tiap liat anak balita dibawa naek motor kayak gini tuh tujuannya apa?
Deket ke celaka..iya. pic.twitter.com/ih1WxSkqJA

— iamG (@onthesbrew) September 8, 2021

Sudah dicek tautannya? Pertubiran duniawinya seru, ya? Sampai bawa-bawa pembahasan,

“Childfree adalah solusi!”

“Situ belum punya anak, sih. Jadi, nggak akan tahu gimana rasanya menghadapi rewelnya anak!”

“Anak saya bertahun-tahun kayak begitu dibonceng naik motor aman-aman aja, kok. Masih sehat sampai sekarang.”

“Ya, mau gimana, Bang. Adanya motor. Kalau pake mobil pasti bukan begitu gayanya.”

Dan seterusnya, dan seterusnya.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Begini, Uvuvwevwevwe Onyetenvewve Ugwemubwem Ossas. Jika logika berpikir sekaligus opini yang disampaikan oleh ente masih saja serupa itu, mohon maaf, tetap nggak sesuai dengan konteks atau concern-nya, Bung. Inti persoalan yang pengin disampaikan pada postingan tersebut adalah tentang keselamatan sekaligus mawas diri selama berkendara. Wabilkhusus, saat balita atau anak-anak menjadi penumpang tambahan/dibonceng.

Dari sekian gaya yang lebih aman dan nyaman untuk membawa balita atau anak-anak saat berkendara, kenapa harus diberdirikan begitu, sih? Kan bisa duduk di tengah—di antara pengemudi dan yang dibonceng—atau jika sangat memungkinkan, bisa di depan.

Oke. Biar saya nggak kena sindir, “Situ belum punya anak, sih. Mana tahu rasanya anak ketika dibonceng di motor terus rewel,” saya mau menjelaskan terlebih dahulu. Saya adalah seorang bapak dengan anak yang usianya kini 4 tahunan. Bukan berarti saya ujug-ujug mau sotoy atau merasa menjadi sosok yang prerogatif. Bukan itu poin utamanya. Lagi pula, soal keselamatan dalam berkendara, nggak harus punya anak dulu juga, dong, untuk memberi saran.

Ini juga bukan soal punya atau nggak punya mobil, juga kendaraan lainnya yang lebih nyaman dibanding motor. Sekali lagi, ini tentang keselamatan dalam berkendara, yang melibatkan balita atau anak-anak.

Iya, saya paham. Ada kalanya anak-anak “bertingkah” saat dibawa jalan-jalan naik motor. Namun, dari berbagai alternatif dan opsi yang ada, sampai dengan saat ini, saya tidak pernah menawarkan anak untuk berdiri di atas jok motor atau menjadikan paha seseorang yang dibonceng di belakang sebagai pijakan agar anak berdiri selama perjalanan.

Bagi sebagian orang tua, boleh jadi cara tersebut sudah seperti jalan pintas. Menjadi solusi cepat sekaligus opsi yang sangat bisa diandalkan. Untuk membikin seorang anak yang tadinya rewel ketika dibonceng di motor, menjadi ujug-ujug anteng, dan ceria dalam waktu yang singkat. Namun, percayalah, di sisi lain, posisi seperti ini sangat riskan dan punya risiko cukup tinggi dalam memproduksi beberapa hal yang tidak diinginkan.

Dalam hal ini, jangan sampai menjadi seseorang yang saklek dengan pemikiran harus mengalami atau terjadi sesuatu terlebih dahulu, baru bisa memahami. Tolong agar bisa lebih menyesuaikan situasi dan kondisi.

Selain itu, membonceng anak dengan gaya seperti itu juga sangat tidak disarankan dalam rangka membikin anak senang, Pak/Bun. Ini cikal-bakal yang membikin anak jadi nagih melakukan hal ekstrem seperti itu. Tentu saja, anak tidak bisa dikambinghitamkan begitu saja. Justru sebaliknya, orang tua yang harus mengedukasi, memberi pemahaman kepada anak, bahwa hal tersebut membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Jangan sepelekan kemampuan anak dalam mengolah informasi, Pak/Bun.

Coba anaknya diarahkan pelan-pelan, beri penjelasan, bagaimana sebab-akibatnya, dan efeknya akan seperti apa, jika mengikuti tren boncengan dengan gaya demikian. Memang, harus diakui, cara tersebut gampang-susah-susah. Lebih banyak susah dibanding gampangnya. Tapi, sebagai orang tua, kita semua—termasuk saya—wajib mengedukasi anak akan bahaya dari hal tersebut. Biar nggak menjadi kebiasaan buruk, Bun.

Iya, iya. Mau boncengan di motor dengan posisi yang aman, nyaman, dan/atau sesuai anjuran pun, memang tidak ada jaminan sama sekali penumpang akan selamat 100 persen. Namun, dengan logika yang sama—coba dipikir lagi, lagi, dan lagi—pencegahan dalam bentuk apa pun, akan meminimalisir risiko kecelakaan, kan?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 September 2021 oleh

Tags: Anakbonceng motorOrang Tuapilihan redaksi
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Nggak kayak Karyawan SCBD, 5 Alasan PNS Nggak Perlu Bikin Video Flexing Kantor Terminal Mojok.co

Nggak kayak Karyawan SCBD, 5 Alasan PNS Nggak Perlu Bikin Video Flexing Kantor

18 April 2022
PNS Pekerjaan Paling Overrated, Sebuah Peringatan Sebelum Kalian Kecewa Mojok.co

PNS Pekerjaan Paling Overrated, Sebuah Peringatan Sebelum Kalian Kecewa

11 Januari 2024
anakku

Untukmu, Anakku di Masa Depan

26 Juni 2019
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
The Batman: Film Superhero kok Begini?

The Batman: Film Superhero kok Begini?

4 Maret 2022
5 Hal yang Bikin Sate Ayam Ponorogo Istimewa Terminal Mojok

5 Hal yang Bikin Sate Ayam Ponorogo Istimewa

16 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.