Dear Jobseeker, Bagaimana Mau Dapat Kerja jika Posisi yang Dilamar Saja Tidak Tahu?

jobseeker

Ketika ditanya pengalaman paling memalukan saya saat jadi jobseeker, saya bakal malu untuk menjawab. Sebab, saya pernah bingung saat ditanya melamar posisi apa oleh recruiter. Bisa jadi, itu adalah hal terbodoh yang pernah terjadi pada saya hingga beberapa waktu ke depan. Dan kadang pun saya masih bertanya-tanya, bisa-bisanya saya lupa melamar posisi apa dan di perusahaan apa.

Saya merasakan betul kepolosan saya saat menjadi fresh graduate kemarin adalah sebuah kesalahan fatal yang ternyata dibenci oleh recruiter, khususnya saya sendiri. Ya, setelah menyelami dunia recruiter, menyaksikan kandidat nggak tahu posisi apa yang dia lamar, dan buta sama sekali soal dia sedang ngelamar di perusahaan apa, adalah sebuah rutinitas yang seringkali saya temui.

Saya hanya ingin para jobseeker di luar sana sadar, banyak faktor yang menentukan lamaranmu diterima. Dan dari banyak faktor tersebut, tahu job desc dan jenis perusahaan yang kau lamar adalah faktor yang penting.

Lalu, kok bisa ada pelaman kerja yang nggak tahu job desk dan perusahaan mana yang ia lamar? Alasan paling mendasar yang saya dengar dari para kandidat adalah mereka terlalu banyak mengirim lamaran. Sampai-sampai nggak tau saat ini dia sedang berhadapan dengan recruiter perusahaan yang mana. 

Padahal kelakuan semacam itu sungguh harus sangat dihindari. Kamu boleh saja mengirim lamaran ke banyak perusahaan, tapi pastikan bahwa kamu setidaknya mencari tahu dulu. Seperti, apa saja tugas umum posisi yang kamu lamar sampai perusahaan yang kamu lamar itu bergerak di bidang apa. Hal tersebut sederhananya adalah upaya dasar bahwa kamu niat melamar dan niat kerja di perusahaan tersebut.

Pertanyaannya, bagaimana perusahaan mau merekrutmu ketika ditanya soal posisi yang dilamar saja nggak tahu? Dan saya sering menemukan kandidat seperti itu. Jujur sih boleh, tapi ayolah, apa sulitnya searching di Google dulu menyoal posisi yang kamu lamar dan cari tahu dulu perusahaan-perusahaan apa saja yang akan kamu lamar.

Bukannya apa, niat bekerja itu sebenarnya bisa dimulai dari hal sederhana. Cukup paling nggak kamu tahu job desc umum posisi yang kamu lamar dan kamu bisa dengan tegas menjelaskan bergerak di bidang apa perusahaan yang kamu lamar. Recruiter juga sudah cukup senang untuk mengajak kamu lanjut ke tahap berikutnya.

Apalagi jika kamu seorang fresh graduate yang nol pengalaman kerja. Saya ingat betul dulu ketika saya masih baru lulus sebagai sarjana Psikologi, saya dengan beringasnya mengirim lamaran ke banyak perusahaan. Baik itu lewat e-mail atau web pencari kerja macam Jobstreet.

Dari semua lamaran, alhamdulillah-nya ada yang nyantol. Walau lebih banyak tawaran jadi sales ketimbang dunia HRD yang saya dambakan. Saya dengan polosnya ngangkat telpon dari para recruiter dan dengan semangatnya bilang nggak tahu sedang berbicara dengan siapa dan mau melamar di posisi apa. Hasilnya sungguh luar biasa, nggak ada telpon, SMS, atau WhatsApp lanjutan setelah telpon pertama. Sebagai sarjana yang baru lulus dan masih bego, tentu saya bingung. Namun seiring waktu saya sadar, pentingnya riset kecil-kecilan sebelum melamar kerja.

Dan ketika saya sudah berada di dunia HRD, saya paham betul bahwa sungguh kecewa mendengar jawaban kandidat yang dengan polosnya bilang, “Saya lupa, Pak posisi yang saya lamar ini. Soalnya saya sudah ngirim banyak lamaran, hehehe.” Atau waktu saya tanya apakah si kandidat ini tau perusahaan saya bergerak di bidang apa yang sebenarnya bisa dia cari di Google, tapi kembali dia dengan polosnya nanya balik ke saya, “memangnya perusahaan Bapak bergerak di bidang apa ya, Pak?” Lah, gimana, kamu mau lamar kerja atau mau blind date sama gebetan.

Kesannya sangat sepele memang. Mengingat posisi yang dilamar dan mencari tahu sedang melamar di perusahaan apa seringkali dilupakan oleh para jobseeker. Okelah CV kamu bagus, okelah cara bicaramu bagus, tapi kalau soal hal sepele saja nggak tahu, ya jatuhnya kamu akan terus nganggur.

Nggak sulit kok mencari tahu apa kerjaan umum posisi yang kamu lamar nanti atau mencari tahu profil perusahaan yang kamu lamar. Selain jadi nilai tambah buat kamu, juga sebagai tindakan pencegahan untuk setidaknya kamu aware. Kalau-kalau ada penipu yang berkedok recruiter atau perusahaan abal-abal yang sedang nyari mangsa buat nipu para Jobseeker.

Jika kamu fresh graduate, sebenarnya nggak punya pengalaman kerja itu bukan menjadi masalah bagi recruiter. Paling nggak recruiter menilai dari pengetahuan dasar soal posisi dan pengetahuanmu soal perusahaan yang kamu lamar. Jika kamu bisa menjelaskan dengan baik, tentu recruiter akan punya kesan lebih ketimbang kamu jujur bilang nggak tahu dan lupa..

Maka dari itu untuk semua jobseeker, ayo lebih peduli soal hal-hal sepele. CV itu penting, skill komunikasi itu penting. Tapi, mencari tahu profil perusahaan dan posisi yang kamu lamar itu juga penting.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version