Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Dampak Ekonomi Pandemi Corona yang Bisa Bikin Perekonomian Negara Hancur Lebur

Aliurridha oleh Aliurridha
15 Maret 2020
A A
Dampak Ekonomi Corona

Dampak Ekonomi Corona yang Bisa Bikin Perekonomian Negara Hancur Lebur

Share on FacebookShare on Twitter

Kepanikan semakin menjadi-jadi setelah diumumkannya banyak orang terinveksi Corona. Warga kelas menengah sibuk melakukan panic buying yang membuat banyak produk menjadi langka dan harga semakin tinggi. Tidak berhenti sampai di situ kepanikan tidak hanya berhenti pada pasar konvensional namun juga pasar modal. Jika di pasar modal terjadi panic buying maka di pasar modal terjadi panic selling.

Pada tanggal 13 Maret 2019 harga saham anjlok. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang normalnya berharga Rp.6.000 anjlok ke harga Rp.4500 menyusul berubahnya status Corona menjadi pandemi. Status pandemi ini ditetapkan karena perkembangan kasus baru Corona di luar China sudah sembilan kali lebih banyak dari perkembangan kasus baru Corona di China yang merupakan titik awal outbreak. Hal ini membuat harga saham dunia anjlok yang juga berakibat pada pasar modal di Indonesia. Banyak investor panik dan menjual saham mereka karena nilainya yang terus jatuh.

Jadi di saat kelas menengah sibuk melakukan panic buying, para investor juga sibuk melakukan panic selling. Panic selling yang merupakan reaksi yang muncul dari rasa takut berlebihan yang membuat para pemilik saham menjual sahamnya tanpa menggunakan pertimbangan fundamental maupun teknikal yang dipicu oleh perasaan panik yang muncul ketika harga saham yang dimiliki jatuh. Hal ini akan membuat nilai saham gabungan anjlok.

Berkebalikan dengan itu panic buying adalah rasa panik yang memicu tindakan membeli sejumlah produk secara berlebihan untuk mengantisipasi kondisi pasca bencana atau saat bencana. Keduanya merupakan tindakan berbeda yang muncul dari reaksi yang sama yakni kepanikan. Kepanikan memicu seseorang melakukan sesuatu tanpa pertimbangan logis dan hanya memikirkan bagaimana cara bertahan hidup. Kesamaan lainnya kedua reaksi ini hanya bisa dilakukan oleh minimal kelas menengah jika tidak orang kaya.

Panic selling ini tentu saja berbahaya untuk perekonomian dunia, terutamanya Indonesia. Jika terjadi panic selling dan panic buying secara bersama akan menyebabkan kerusakan yang tidak hanya terjadi pada pasar konvensional namun juga pada pasar modal. Syukurnya kemarin Bursa Efek Indonesia sebagai regulator dan pelindung pasar modal sempat merubah kebijakan yaitu penetapan ARB (Auto Reject Bawah) yang semula 10% menjadi 7% guna melindungi ambruknya pasar modal Indonesia.

Sederhananya seperti ini, jika harga sebuah saham telah jatuh sampai 7% maka transaksi jual untuk hari itu pada saham tersebut ditutup yang pada hari-hari normal akan dihentikan pada 10%. Semua itu dilakukan kondisi pasar yang tidak stabil dan mencegah yang bisa membuat kerugian besar pada pasar modal. Syukurnya BEI bergerak cepat untuk merespon kejadian ini dan men-suspend sementara saham-saham yang harganya turun drastis. Bahkan pada pukul 09.15 WIB terjadi trading halt, dihentikannya sementara aktivitas jual beli pasar modal, karena begitu 15 menit dibuka IHSG lansung anjlok 5%.

Betapa mengerikannya jika nilai IHSG menjadi jatuh maka kehancuran perekomian tidak akan terhindarkan. Data statistik memperlihatkan terjadi korelasi antara peningkatan persentase pengangguran dengan naiknya angka kematian. Setiap 1% terjadi PHK maka 40.000 orang akan meninggal dunia. Hal ini berarti kahancuran ekonomi sebenarnya bisa lebih pandemi dari virus Corona bahkan virus paling berbahaya sekalipun.

Saya jadi teringat bagaimana perekomian Amerika hancur pada tahun 2008 akibat anjloknya saham-saham dan surat berharga Amerika sampai bernilai nol. Saat itu jutaan orang kehilangan pekerjaan, jutaan orang juga kehilangan rumah, bahkan para pensiunan kehilangan dana pensiun mereka. Tidak hanya terjadi di Amerika, fenomena kebuntuan finansial ini mempengaruhi seluruh negeri. Kebuntuan finansial ini menyebabar sehingga menyebabkan kegagalan ekonomi hampir seluruh dunia yang bahkan jauh lebih cepat menular dari Corona.

Baca Juga:

Pandemi Berkepanjangan Bikin Penderita Maskne seperti Saya Kewalahan

Wahai Bapak Ibu Dosen, Kenapa Sering Sekali Mengganti Jam Kuliah Online Sih?

Bisa jadi Aming benar mengatakan, “pada akhirnya bukan Corona yang membunuh kita. Tapi saudara-saudara kita yang berduit.dan berbondong-bondong ngeborong sampai stok kosong. Sobat miskin hanya bisa bengong dimatiin saudara sendiri dalam keadaan kelaparan. Siapa yang lebih jahat. Corona atau manusia?”

Namun itu tidak berhenti di sana karena panic selling akan berlanjut yang beresiko merusak pasar modal. Bayangkan jika fenomena panic selling dan panic buying terjadi berbarengan maka akan terjadi kehancuran perekonomian yang dahsyat. Imbasnya tentu saja akan menghancurkan perekonomian dunia.

Jika itu sampai terjadi maka akan ada banyak orang kehilangan pekerjaan, kehilangan dana pensiun, kehilangan rumah yang mungkin akan menyebabkan kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya akan terjadi. Bila skenario terburuk ini sampai terjadi, maka manusia yang selalu mengaku beradab bisa menjadi biadab, manusia bisa kehilangan sisi kemanusiaan itu.

Saya mengajak semua kita untuk lebih tenang menghadapi situasi ini karena kebuntuan finansial tidak kalah menular dari virus corona dan kegagalan ekonomi tidak kalah pandemi dari virus paling berbahaya sekalipun.

BACA JUGA Aming Salah, Orang Kaya Nggak Matiin Orang Miskin Karena Panic Buying atau tulisan Aliurridha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 November 2021 oleh

Tags: dampak ekonomi coronapandemi coronavirus corona
Aliurridha

Aliurridha

Pekerja teks komersial yang sedang berusaha menjadi buruh kebudayaan

ArtikelTerkait

Menakar Pentingnya Punya Dana Pensiun walau Masih Muda terminal mojok.co

Omong Kosong Formula 60:30:10 ala Daniel Kaito

3 Mei 2020
Quarantine Tales, Film Omnibus Lokal yang Merefleksikan Pandemi terminal mojok.co

‘Quarantine Tales’, Film Omnibus Lokal yang Merefleksikan Pandemi

30 Desember 2020
Dunia Perlu Pakar Konspirasi, karena Itu Saya Dukung Bli Jerinx Suntik Corona Ibu Saya Adalah Pakar Virus Corona (Dadakan)

Ibu Saya Adalah Pakar Virus Corona (Dadakan)

26 Maret 2020
Wahai Bapak Ibu Dosen, Kenapa Sering Sekali Mengganti Jam Kuliah Online Sih? terminal mojok.co

Bapak dan Ibu Dosen, Anjuran Kampus Itu Kuliah Online Bukan Ngasih Tugas

27 Maret 2020
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa?

15 Mei 2020
Pak Menteri, Tolong Beri Imbauan Rektor untuk Nurunin UKT Semester Ganjil Nanti!

Pak Menteri, Tolong Beri Imbauan Rektor untuk Nurunin UKT Semester Ganjil Nanti!

3 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.