Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Serial

Daftar Kejanggalan dalam K-Drama The Devil Judge yang Bikin Gregetan

Maria Monasias Nataliani oleh Maria Monasias Nataliani
24 Juli 2021
A A
Daftar Kejanggalan dalam K-Drama The Devil Judge terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sesungguhnya drakor The Devil Judge berhasil memenangkan hati saya, sama seperti drakor Ji Sung lainnya macam Doctor John, Kill Me Heal Me, Protect The Boss, dan Innocent Defendant. Saya selalu terjebak pada cliffhanger di tiap episode yang bikin saya nggak sabar nonton episode berikutnya. Tentu hal ini didukung banyak aspek seperti kepiawaian akting para pemain dan plot yang nggak mudah ditebak.

Namun, ada beberapa hal yang sedikit mengganjal selama saya nonton drakor satu ini. Mulai dari yang agak mengganjal sampai berpotensi menjadi sebuah plot hole. Ada kejanggalan-kejanggalan minor yang mungkin beberapa penonton bisa mengabaikannya, ada pula yang bikin berpikir lama.

Yuk, kita ulas satu per satu kejanggalan dalam drakor The Devil Judge. Spoiler alert, ya~

#1 Voting dari rakyat

Dari episode pertama, drakor ini menyajikan adegan persidangan yang disiarkan langsung secara live. Nggak hanya itu, ada akses buat masyarakat memberi suara soal bersalah tidaknya terdakwa dengan sistem voting secara real time. Semakin banyak yang voting, semakin naik pula persentase angka yang tampil di layar.

Namun yang menjadi kejanggalan adalah ketidakjelasan kekuatan hukum hasil voting itu. Karena pada akhirnya, vonis terdakwa tetap didasarkan pada penilaian hakim, yang tak lain tak bukan adalah penilaian Kang Yo Han sendiri. Di sebuah episode diceritakan anak Menteri Kehakiman, Lee Young Min, akan dihukum dengan hukum cambuk 30 kali. Hukuman ini pertama kali diceletukkan oleh hakim Kang Yo Han. Dan seakan divalidasi dengan angka voting yang hasilnya menyetujui hukuman itu.

Berkebalikan dengan selarasnya voting dengan penilaian hakim, pada episode 5 justru voting dan penilaian hakim tidak sejalan. Nam Seok Hoon, aktor yang didakwa dengan kasus pelecehan seksual itu dituntut oleh jaksa penuntut hukuman kastrasi/kebiri. Voting pun menunjukkan sebagian besar masyarakat mendukung hal itu. Namun, alih-alih menjatuhkan vonis hukuman kebiri, hakim justru memvonis 20 tahun penjara di penjara Amerika Serikat khusus kasus-kasus pelecehan seksual.

Saya sebagai penonton dibawa bertanya-tanya, sebenarnya seberapa kuat peran voting dalam peradilan terdakwa? Apakah keberadaan voting ini hanya suka-suka saja sesuai maunya hakim? Ataukah memang punya kekuatan hukum tertentu? Karena yang saya lihat perihal voting ini hanyalah inkonsistensi dari episode ke episode.

#2 Kostum hakim

Kostum hakim yang dipakai Kang Yo Han (Ji Sung), Kim Ga On (Jin Young), dan Oh Jin Joo (Kim Jae Kyung) selalu mengundang gelitik tawa buat saya. Okelah kalau drakor ini mau menawarkan sesuatu yang berbeda dengan setting dystopian, tapi bukankah perbedaan itu seharusnya masih dalam kewajaran? Saking tergelaknya saya sama kostum hakim yang dipakai pada adegan persidangan live, saya sampai penasaran seperti apa normalnya kostum hakim itu.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Dari pencarian saya, kostum hakim terdiri dari toga, simare, dan bef. Kostum hakim Korea pun nggak jauh beda dari itu. Ciri khasnya adalah toga dengan lengan lebar dan panjang. Jadi, kalau dilihat mirip sama kostum wisuda mahasiswa. Gombor-gombor gitu. Eh, di drakor The Devil Judge, kostum ini berubah menyerupai pakaian pastor dalam liturgi gereja Katolik yang disebut alba. Nggak percaya? Coba, deh, tonton dan sadari keunikan ini. Hahaha.

#3 Rumah Kang Yo Han

Kita tahu kalau Kang Yo Han mendapat semua harta warisan kakaknya, Isaac, termasuk rumah mirip kastil yang sekarang Yo Han tinggali bersama keponakan dan ahjumma pembantu rumah tangga. Didera dengan trauma psikologis akibat physical abuse yang dilakukan sang ayah saat ia kecil, ingatan trauma itu terkadang muncul kembali di pikiran Kang Yo Han.

Menyadari itu, sayangnya sang hakim seperti nggak berdaya dengan traumanya. Ia membiarkan dirinya hidup di tempat kelam di mana sewaktu-waktu traumanya bisa timbul kembali. Pun tata ruang dan seisinya masih sama persis dengan masa-masa ayahnya masih hidup. Kalau Yo Han saja menyadari traumanya dengan bilang, “This house gives nothing but pain.” Lantas, kenapa Yo Han masih mau bertahan di rumah itu? Mengubah interior atau membangun kembali sesuai keinginannya tentu bukan sesuatu yang illegal, kan?

Kembali lagi, kejanggalan-kejanggalan itu nggak mengalahkan kekuatan cerita The Devil Judge. Meski didera dengan kegelian melihat kostum hakim, bertanya-tanya tentang peranan voting, dan geregetan saat trauma masa kecil Yo Han muncul, saya tetap bisa menikmati drakor satu ini. Tapi kira-kira selain 3 kejanggalan di atas, ada lagi nggak hal-hal yang menurut kalian off dari drama ini?

Sumber Gambar: YouTube VIU Singapore

BACA JUGA 6 Lagu Korea yang Cocok Jadi OST K-Drama dan tulisan Maria Monasias Nataliani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2021 oleh

Tags: drama koreaHiburan Terminalkejanggalanthe devil judge
Maria Monasias Nataliani

Maria Monasias Nataliani

Part-time writer. Full-time doctor. Menggemari Haruki Murakami, Park Chan Wook, dan iced-Americano.

ArtikelTerkait

Reply 1988 vs Hometown Cha-cha-cha: Jelas Homcha Juaranya!

16 Oktober 2021
Gentayangan, Acara TV Supranatural yang Nggak Kaleng-kaleng dan Bikin Bulu Kuduk Merinding terminal mojok

‘Gentayangan’, Acara TV Supranatural yang Nggak Kaleng-kaleng dan Bikin Bulu Kuduk Merinding

5 Juli 2021
6 Drama Korea yang Dirindukan (Part 2). Ada Taxi Driver, lho!

6 Drama Korea yang Dirindukan (Part 2). Ada Taxi Driver, lho!

27 Juni 2023

3 Kasus di Drama Korea ‘Law School’ yang Bisa Ditemukan di Indonesia

9 Juni 2021
6 Judul Drama Korea yang Nggak Nyambung dengan Ceritanya Terminal Mojok.co

6 Judul Drama Korea yang Nggak Nyambung dengan Ceritanya

28 April 2022
15 Hal Klise yang Sering Muncul di Drama Korea Terminal Mojok.co

15 Hal Klise yang Sering Muncul di Drama Korea

10 Mei 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.