Sego godog nggak begitu cocok buat lidah orang Pemalang kayak saya. Tapi, tetep recommended, kok!
Berbicara tentang kuliner di Indonesia nggak bakal ada habisnya. Tiap hari, selalu ada cerita baru tentang kuliner. Tiap saat, selalu ada orang mencoba kuliner baru yang bikin dunia mereka salto.
Seperti cerita awal pertama kali tinggal di Magelang, ada salah satu teman saya bercerita baru saja makan sego godog. Saat mendengar nama sego godog, saya langsung berpikir seperti apa tampilan dan rasanya karena baru pertama kali mendengar makanan tersebut. Maklum saja di tempat asal saya, Pemalang, nggak pernah mendengar orang yang menjual sego godog.
Saat bertanya pada beberapa teman yang berasal dari Magelang, ternyata kuliner ini merupakan salah satu makanan khas Magelang.
Karena namanya yang unik yaitu sego godong atau dalam bahasa Indonesia berarti nasi rebus. Untuk menghilangkan rasa penasaran, akhirnya untuk pertama kalinya saya mencoba sego godog.
Saat pertama kali melihat nasi godog disajikan, saya langsung kaget ternyata sangat berbeda jauh dengan ekpetasi yang dibayangkan. Maklum saja, saya nggak mencari tahu terlebih dahulu. Setelah melihat dan mencicipi, saya betul-betul kaget.
Tampilan sego godog
Culture shock pertama saya tentang sego godog adalah tampilannya. Awal pertama kali mendengar namanya saja sudah kaget, karena akan berbentuk seperti apa nasi yang direbus itu. Awal mulanya, saya mengira makanan ini mirip bubur ayam karena bubur ayam juga terbuat dari beras yang direbus dengan air dan menjadi lembek. Tapi setelah bertanya pada teman saya, ternyata tampilan sego godog sangat berbeda jauh dengan bubur ayam.
Oleh karena tebakan saya salah, saya waktu itu sangat yakin berarti tampilannya bakal seperti soto dengan kuah bening. Ternyata setelah melihat langsung ternyata tampilannya jauh dari perkiraan saya. Ternyata, sego godog berisi nasi (ya iyalah) dengan kuah yang berwarna cukup coklat, lalu di dalamnya terdapat mi, sayuran, potongan ayam, dan telur yang dimasak secara bersamaan.
Jujur saja awal pertama kali melihat tampilannya, saya langsung nggak tertarik. Tapi mungkin untuk orang-orang yang menyukai tipe makanan lembek dan berkuah, sego godog ini wajib untuk dicoba.
Rasanya… duh gimana ya
Saat memesan, saya langsung meminta yang paling pedas. Lah ternyata saat saya makan rasanya kok manis, nggak ada pedas-pedasnya. Saat itu saya langsung tanya pada penjualnya barangkali salah melayani, ternyata memang ini level terpedas. Teman saya pun bilang kalau sego godog saya pedes banget. Beginilah derita pencinta pedas di Magelang, agak susah mencari makanan dengan level pedas yang proper.
Saya sih masih bisa berdamai sama manisnya. Tapi, kekurangan lainnya yang menurut saya agak susah diterima adalah amis. Makanan ini dimasak dengan telur, yang artinya rasa amis telur akan tercampur. Kalau nggak suka amis, bikin enek di perut.
Tetapi untuk orang-orang yang menyukai masakan yang dicampur menjadi satu dan luget, nasi godog menjadi pilihan yang tepat. Temen saya pada suka sih. Mungkin saya bukan marketnya.
Meskipun bagi saya sego godog ini kurang cocok di lidah saya, tapi saya akui makanan ini sangat unik. Makanan ini tetap wajib dicoba saat berkunjung ke Magelang. Gas!
Penulis: Hernika Aulia
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Seporsi Sego Godog Pak Pethel untuk Mengusir Masuk Angin