Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Culture Shock Anak Kabupaten Magelang yang Masuk Pusat Pergaulan Kota Magelang

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
2 Februari 2021
A A
Culture Shock Anak Kabupaten Magelang yang Masuk Pusat Pergaulan Kota Magelang terminal mojok.co

Culture Shock Anak Kabupaten Magelang yang Masuk Pusat Pergaulan Kota Magelang terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang yang pada akhirnya berubah karena pergaulan. Bisa dari tingkah laku, fashion, selera makanan, sampai pada gaya bicara. Ada juga yang memang memaksakan diri untuk mengikuti pergaulan, tapi tak jarang justru ujung-ujungnya wagu.

Culture shock, pada dasarnya bisa terjadi pada siapa pun dan di mana pun. Keadaan yang paling memungkinkan munculnya culture shock ini adalah saat seseorang pergi jauh dari tempat asalnya, ke wilayah yang jauh berbeda. Namun rupanya, culture shock juga bisa terjadi bahkan pada jarak dekat dan tempat yang sepertinya tak terlalu berbeda.

Saya tinggal tak begitu jauh dari alun-alun Kota Magelang. Saya sendiri tinggal di daerah Kabupaten Magelang yang hanya berjarak kurang lebih 8 km dari alun-alun Kota Magelang. Namun, jangan salah, saat remaja dulu, saya sempat mengalami yang namanya culture shock saat masuk pergaulan anak kota. Kadang, yang namanya jarak memang suka menipu, kayaknya dekat, rupanya jauh.

Saat itu, saya masih SMK, masih kinyis-kinyis dan belum punya KTP. Saya sedang senang-senangnya ngeband dan bermusik. Saya sering ikut tampil bersama beberapa band dan musisi Kota Magelang. Lantaran itulah, anak pinggiran ini bisa masuk perkumpulan anak gaul kota.

Saat pertama kali ngumpul dengan komunitas musisi di kota, saya langsung kena tamparan kebudayaan. Gaya pakaian mereka unik dan up to date banget. Saat itu, banyak rambut-rambut model emo jambak yang berseliweran. Namun, itu tak terlalu saya pikirkan, saya juga tak terlalu gumunan, dan cenderung tak kepengin. Lantaran tak lama setelah itu, gaya indie yang edgy menggantikan style emo. Pokoknya urusan fashion saya tak mau mengikuti.

Yang bikin saya heran adalah bahasa yang mereka gunakan. Mereka mencampurkan antara dialek Jawa dan bahasa Indonesia, tentu dengan banyak logat medok Magelangan.

“Kamu, ke mana aja ik, lama nggak nongkrong?”

“Yo, nggak tho, kamu itu yang jarang ngumpul.”

Baca Juga:

Gejayan Jogja dan Gejayan Magelang: Namanya Sama, tapi Nasibnya Jauh Berbeda 

5 Hal yang Dimiliki Magelang dan Nggak Bisa Saya Jumpai di Semarang

Saya sempat berpikir, apa-apaan ini, bahasa kok campur-campur? Di kampung saya, orang ngomong dengan bahasa Jawa yang bebas saja, bahkan penuh diksi yang saru. Namun, di Kota Magelang, anak mudanya memang lain, dan saya harus ikut menyesuaikan diri. Maka saya mencoba meniru. Namun, saya sadar jatuhnya norak dan saya pakai bahasa Jawa biasa saja, toh mereka tetap mengerti.

Selain itu, yang amat membedakan anak Kota Magelang dengan anak Kabupaten Magelang adalah tempat ngumpul. Di wilayah saya, nongkrong di gang dan angkringan pun jadi. Namun, kumpul dengan anak pusat kota, saya harus ikut kumpul di kafe dan warkop yang ada gambar quote di dindingnya. Yang nyebelin, nggak ada nasi kucingnya. Makanan yang ditawarkan juga aneh-aneh. Saya terbiasa dengan nasi goreng magelangan pada umumnya, tapi di kafe-kafe itu adanya nasi goreng biasa yang porsinya sedikit dan rasanya cuma asin, nggak ada manis-manis Jawanya sama sekali. Kopinya juga pahit, padahal lumayan mahal. Selain itu, saya menjumpai banyak remaja perempuan yang nongkrong sampai dini hari. Kalau di kampung saya ada yang begitu, sudah geger satu kampung.

Namun, ada hal yang membuat saya shock tapi kagum, mereka nggak pernah catcalling ciwi-ciwi. Nggak kayak teman sekampung saya, lihat bening dikit singsot. Begitu juga saat mau minum, mereka akan pilih tempat yang baik dan cocok, semacam bar atau ngumpul di rumah siapa. Tak ada yang oleng ciu di pinggir jalan, atau sambil tiduran di rumput taman mbadakan, ramashoook.

Kala itu, yang paling terlihat membedakan antara anak suburban dan pusat kota adalah gadget dan kendaraan. Jika anak kampung saya bisa sombong karena berangkat sekolah naik motor Ninja atau Satria FU, teman saya dari kota rata-rata punya motor matic atau bebek saja. Beberapa justru pakai motor tua, semacam vespa, cb, pitung, dll. Namun, gadget yang mereka miliki lebih ciamik. Jika pada zaman itu teman-teman satu kampung saya masih pakai BB, anak kota sudah punya tablet dan smartphone yang terbaru. Pokoknya, kumpul sama mereka fota-foto terus.

Akan tetapi, dari semua itu, yang paling membagongkan adalah, kebanyakan dari mereka rupanya adalah anak-anak KTP Kabupaten Magelang seperti saya. Namun, tiap ditanya rumahnya mana, pasti jawab Kota Magelang. Rupanya pendatang juga, cuma lebih senior dan lebih wasis jadi anak gaul kota.

BACA JUGA Nasi Senerek, Kuliner Underrated nan Sulit Ditemui di Luar Magelang dan tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Februari 2021 oleh

Tags: kabupaten magelangKota Magelang
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Di Magelang, Ada Ojek yang Bisa Dimakan. Rasanya Enak, Teksturnya Kenyal, Harganya Murah Meriah

Di Magelang, Ada Ojek yang Bisa Dimakan. Rasanya Enak, Teksturnya Kenyal, Harganya Murah Meriah

23 Februari 2024
5 Hal yang Seharusnya Ada di Muntilan Magelang, Hidup Pasti Jadi Lebih Nyaman

5 Hal yang Seharusnya Ada di Muntilan Magelang, Tinggal di Sini Pasti Jadi Lebih Nyaman

14 Februari 2025
Masjid Agung Jawa Tengah Magelang Megah, tapi Toiletnya Nggak Nyaman: Lantainya Becek padahal Toilet Kering

Masjid Agung Jawa Tengah Magelang Megah, tapi Sayang Toiletnya Nggak Nyaman: Lantainya Becek padahal Toilet Kering

12 Mei 2025
3 Wisata Alam Magelang yang Dulu Viral tapi Sekarang Perlahan Ditinggalkan

3 Wisata Alam Magelang yang Dulu Viral tapi Sekarang Perlahan Ditinggalkan

21 September 2024
5 Hal yang Wajib Kamu Lakukan di Muntilan Magelang Minimal Sekali Seumur Hidup

5 Hal yang Wajib Kamu Lakukan di Muntilan Magelang Minimal Sekali Seumur Hidup

20 November 2024
5 Aturan Tidak Tertulis di Magelang, Sederhana tapi kalau Dilanggar Bikin Hidup Kurang Nyaman

5 Aturan Tidak Tertulis di Magelang, Sederhana tapi kalau Dilanggar Bikin Hidup Kurang Nyaman

3 Desember 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.