Cukup Sekali Seumur Hidup, 10 Serial Netflix yang Nggak Perlu Ditonton Ulang

Cukup Sekali Seumur Hidup, 10 Serial Netflix yang Nggak Perlu Ditonton Ulang Terminal Mojok

Cukup Sekali Seumur Hidup, 10 Serial Netflix yang Nggak Perlu Ditonton Ulang (Unsplash.com)

Nggak semua serial Netflix cocok untuk ditonton ulang. Deretan serial berikut misalnya.

Apa yang akan kalian lakukan ketika sedang malas dan bosan? Salah satu hal yang pertama muncul di kepala kalian mungkin nonton. Nonton apa pun, entah film, series, atau hanya video random. Saya pribadi akan langsung buka Netflix dan mencari series yang bisa saya tonton secara maraton. Namun, terkadang saya kena jebakan Batman. Niat hati ingin menghibur diri, malah dapat tontonan yang membosankan dan kadang bikin emosi. 

Nah, biar kalian nggak mengalami hal serupa, saya mau kasih tahu 10 serial Netflix yang cukup ditonton sekali seumur hidup. Kenapa begitu? Karena serial di bawah ini nggak cukup layak untuk ditonton ulang. Kalau penasaran, coba satu atau dua episode saja dulu. Cocok, lanjut. Nggak cocok, berarti selera kalian sama kayak saya. 

#1 Emily In Paris

Emily In Paris memang sangat populer, tetapi bukan berarti itu berbanding lurus dengan kualitasnya. Serial yang dibintangi Lily Collins ini memiliki banyak haters, salah satunya karena penggambaran orang Prancis yang stereotypical dan karakter utamanya, Emily, yang menurut mereka sangat annoying. 

Saya sendiri nggak terlalu mempermasalahkan kedua hal tersebut. Rasanya saya cukup bisa memaklumi, kecuali bagian-bagian yang tampak rasis. Saya nggak menyukai serial ini semata-mata karena ini membosankan. Dan saya nggak pernah merasa perlu untuk menonton serial ini. 

Apakah Emily In Paris seburuk yang orang-orang katakan? Well, memang nggak bagus, tapi menurut saya masih layak ditonton meski cuma sekali. Dan cukup sekali saja.

#2 Haters Back Off

Haters Back Off adalah serial komedi yang sulit saya nilai, apakah ini bagus atau jelek. Saya benar-benar nggak tahu. Sebagian besar bagian di serial Netflix satu ini “mengerikan”. Tapi, ada beberapa hal yang membuat sangat suka.

Di beberapa bagian, humornya kocak, di beberapa bagian lainnya sangat garing. Selain itu, serial ini nggak mampu mengelola bagian yang serius dan bagian absurd secara adil. Yang jelas, serial ini nggak akan saya tonton lagi. 

#3 Super Drags

Super Drags adalah serial televisi streaming komedi animasi dewasa Brasil yang dibuat oleh Anderson Mahanski, Fernando Mendonça, dan Paulo Lescaut untuk Netflix. 

Jika melihat sekilas saja dari trailer atau posternya, mungkin kalian akan berseru, “Cute!” Tapi nyatanya, serial animasi ini sangat ofensif terutama bagi komunitas LGBTQ+. Serial ini terkesan mempermalukan komunitas LGBTQ+ dan membuat seolah-olah itu lucu.

Saya nggak masalah dengan jokes dewasa dan seks di dalamnya, namun saya merasa serial ini terlalu kasar dan nggak nyaman untuk ditonton. Tapi, kalau kalian penyuka dark jokes, ini mungkin cocok buat kalian. 

Buat saya sih, nggak dulu!

#4 Richie Rich

Familier dengan judulnya? Ya, Richie Rich adalah sitkom yang merupakan adaptasi lepas dari komik karya Alfred Harvey dan Warren Kremer. Kalian juga mungkin sudah menonton versi film panjangnya yang dirilis 28 tahun lalu (yang nggak bagus-bagus amat itu).

Seperti versi filmnya, sitkom ini juga terkesan biasa saja. Banyak humor yang gagal bikin ketawa. Kalau kalian ingin menonton yang lucu-lucu, ya bukan ini pilihannya.

#5 Sex/Life

Sex/Life adalah salah satu serial yang sering saya bicarakan. Bukan karena bagus, melainkan karena sebaliknya. Serial Netflix satu ini sangat buruk. Saya merasa punya kewajiban untuk memberi tahu teman-teman saya soal ini. Meski pada akhirnya, mereka tetap nonton sampai habis karena adegan ranjangnya banyak sekali. Itu bisa dimengerti. Tapi, untuk ditonton ulang, rasanya serial ini terlalu buruk. 

Kalau kalian mengunjungi serial ini untuk menonton adegan seks, maka kalian akan mendapatkannya — dan banyak. Tetapi, kalau kalianmencari tontonan yang menghibur, punya plot bagus, punya narasi yang jelas, serial ini sudah jelas akan bikin kalian emosi.

#6 Jinn

Terlepas dari kontroversinya, serial Jinn memang buruk secara artistik. Serial Timur-Tengah ini seharusnya menjadi teen drama yang menyenangkan, adventurous, dan sarat akan makna, namun sayang sekali skenarionya terlampau buruk. Serial ini kewalahan mengatasi narasinya sendiri, dan bahkan nggak berhasil membayar apa yang dijanjikan premisnya. 

Sebaiknya kalian nggak berharap terlalu tinggi pada serial Arab pertama di Netflix ini.

#7 Fuller House

Fuller House adalah sitkom Amerika yang dibuat oleh Jeff Franklin dan diproduksi oleh Warner Bros. Television Group yang mengudara sebagai serial original Netflix, dan merupakan sekuel dari serial televisi 1987–1995 Full House

Satu hal: serial ini nggak dibutuhkan—dan nggak ada yang minta juga, sih. Berusaha menyamai versi lawasnya, tapi jadinya terlihat bodoh dan trying too hard. Bukannya jadi lucu malah bikin geli. Banyak lawakan yang gagal.

#8 Fate: The Winx Saga

Fate: The Winx Saga membuat saya berhenti menonton di tengah-tengah. Buruk. Hal yang paling mengganggu saya adalah dialog yang dipaksakan, bahkan terkadang terdengar menggelikan. Selain itu, bagian yang juga membuat saya berhenti menonton di tengah-tengah adalah trope cinta segitiga yang klise. Dan menurut saya, serial Netflix satu ini nggak memiliki satu pun karakter yang mudah disukai. Cukup ditonton sekali saja.

#9 Riverdale

Saya memiliki trust issue terhadap serial Netflix populer yang terus diperbarui season-nya. Kebanyakan yang pernah saya tonton mengecewakan. Salah satu yang paling mengecewakan adalah Riverdale, padahal saya cukup suka dengan season pertamanya. 

Saya nggak yakin kapan tepatnya kualitas Riverdale menurun, tapi itu sudah terlihat di pertengahan season kedua. Penulisannya mulai amburadul dan banyak hal nggak logis bermunculan. Jelas bagi saya untuk nggak memasukkan serial ini ke daftar “tonton ulang”.

#10 Real Rob

Sitkom Netflix karya Rob Schneider, Real Rob, merupakan cerita yang didasarkan pada kehidupan Rob. Serial ini dibintangi oleh istrinya, Patricia, dan putrinya Miranda. 

Sitkom seharusnya mampu mengundang tawa penonton. Real Rob nggak. Sitkom ini garing dan cringey, bahkan kadang bikin saya bergidik setelah mendengar lawakan-lawakannya. Entah karena saya nggak merasa relatable, atau penulisannya memang buruk. Saya sendiri bukan penggemar stand-up comedy-nya Rob Schneider, tapi saya nggak mengira sitkom yang ditulisnya bisa segaring ini, lebih garing dari show stand-up comedy-nya.

Nah, itulah 10 serial Netflix yang cukup ditonton sekali seumur hidup. Kalau kamu nggak percaya, silakan dicoba, siapa tahu selera kita berbeda. 

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 10 Serial Netflix dengan Alur Paling Sulit Ditebak Sepanjang Masa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version