Anda tidak salah baca. Judul di atas bukan clickbait atau judul karya fiksi ilmiah. CONPLAN 8888-11 adalah bentuk pelatihan bagi tentara Amerika Serikat untuk menghadapi serangan zombi. Benar, serangan organisme mati yang hidup kembali menjadi kekhawatiran sendiri bagi militer Amerika Serikat. Dan dalam kasus ini, termasuk serangan zombi ayam.
Mungkin Anda bingung, mengapa negara adikuasa yang self-proclaimed sebagai polisi dunia sangat selo memikirkan ancaman yang muncul dalam fiksi ilmiah? Entahlah, yang jelas CONPLAN 8888-11 jadi buktinya. Dokumen ini riuh diperbincangkan di berbagai media, apalagi semenjak pandemi Covid-19 meneror dunia. Banyak yang berpendapat, CONPLAN 8888-11 bisa menjadi solusi jika korban Covid-19 menjadi awal dari kiamat zombi.
Mari kita mengenal strategi gila CONPLAN 8888-11
CONPLAN 8888-11 (juga dikenal sebagai rencana “Counter Zombie Domination”) adalah dokumen yang diterbitkan Departemen Komando Strategi Pertahanan Amerika Serikat. Dokumen ini adalah bagian dari CONOP (Concept of Operations), yakni sekumpulan pelatihan strategi pertahanan yang menjadi dasar pelatihan tentara Amerika Serikat. Jadi CONPLAN 8888-11 bukanlah gurauan orang dalam militer.
Dokumen CONPLAN 8888-11 terbit pada 30 April 2011. Anda bisa mengunduh isi dokumen pada web ini. Dokumen ini dibuka dengan pernyataan bahwa “rencana ini tidak dibuat sebagai lelucon”. Sepertinya konseptor rencana ini menyadari karya mereka akan dianggap sebagai lelucon bahkan kebodohan.
Menurut Forbes, CONPLAN 8888-11 dimanfaatkan untuk memberi pelatihan khusus tanpa menyebut nama musuh secara spesifik. Alasannya, penyebutan musuh spesifik dalam pelatihan tentara dapat menimbulkan gesekan dengan negara lain yang merasa dianggap sebagai musuh. Tentu sangat berbahaya jika Pentagon membuat rencana berjudul “Kiat-kiat Menggulingkan Kim Jong-un”.
Sampai di sini Anda mungkin menghela nafas. Sepertinya, istilah “zombi” hanyalah nama samaran dari pihak yang dianggap musuh. Saya juga berpikir demikian. Namun, pikiran ini segera tertepis ketika mendalami isi dokumen tadi. Terutama bagian delapan jenis ancaman zombi.
Kedelapan jenis ancaman zombi terdiri atas:
- Pathogenic Zombi, yang tercipta dari organisme terinfeksi virus ataupun bakteri;
- Radiation zombi, yang tercipta dari organisme yang terpapar elektromagnet atau partikel radiasi berdosis tinggi;
- Evil Magic Zombi, yang tercipta dari serangkaian eksperimen mistis;
- Space Zombi, yang datang dari luar angkasa, kontaminasi racun alien, serta satelit zombi;
- Weaponized zombi, yang tercipta dari teknologi bio-mekanis;
- Symbiant-Inducted Zombi, yang tercipta dari simbiosis patogen dengan inang;
- Vegetarian Zombi, yaitu segala jenis zombi namun hanya menyerang tumbuhan (mirip game Plant VS Zombie, hahaha);
dan yang terakhir…
- Chicken Zombi, yang dianggap sebagai zombi sebenarnya dan telah terbukti ada.
Tentu kita bertanya-tanya, jika zombi adalah kedok, mengapa ada klasifikasi di atas? Apakah ada negara yang memiliki senjata berupa zombi vegetarian? Atau negara yang bersenjata makhluk alien? Tentu sulit bagi kita untuk percaya begitu saja bahwa CONPLAN 8888-11 adalah kedok pelatihan militer semata.
Menurut saya, chicken zombie/zombi ayam adalah yang paling menarik. Kita belum pernah melihat langsung 7 zombi di atas. Namun, zombi ayam adalah wujud paling nyata dan telah terbukti. Bahkan telah dikaji oleh organisasi penentang kekejaman pada hewan.
Sederhananya, zombi ayam berasal dari ayam petelur yang sudah tidak produktif. Untuk menekan biaya produksi, ayam ini dimusnahkan dengan karbon monoksida. Namun, beberapa ayam tidak terbunuh oleh gas ini dan “hidup” selayaknya mayat hidup atau zombi. Untuk detailnya, mungkin akan saya bahas di lain waktu. Jadi mohon bersabar ya, Mylov.
Kembali lagi pada urusan zombi yang nyeleneh ini. Bagaimana legalitas dokumen penanganan zombi ini? Dalam CONPLAN 8888-11, pihak militer dibebaskan untuk melakukan tindakan perlawanan tanpa memperhatikan hukum Amerika Serikat maupun internasional. Wah, sepertinya ancaman zombi lebih berbahaya daripada kepemilikan senjata nuklir
Ketika ancaman zombi muncul di sebuah negara, negara tersebut ada di bawah martial law (darurat militer) yang mengizinkan militer mengambil keputusan sepihak. Hak ini termasuk menunda hukum lain yang menghalangi penanganan serangan zombi ini.
Lalu, bagaimana cara mengalahkan zombi ini? Menurut CONPLAN 8888-11, zombi tidak dapat diajak bernegosiasi, tidak memiliki rasa takut, serta kebal dari rasa sakit. Strategi pengendalian kerusuhan dipandang tidak akan efektif mengatasi makhluk tersebut. Lalu bagaimana kita menghadapi makhluk yang sudah dua kali hidup seperti ini?
Menurut CONPLAN 8888-11, cara terbaik membunuh zombi adalah dengan menembak kepala, tepatnya bagian otak sebagai pusat berpikir. Sedangkan untuk melenyapkan zombi mati adalah dengan membakar si mayat hidup. Tujuannya untuk menghentikan persebaran infeksi lebih luas. Dokumen ini juga menambahkan bahwa zombi tidak bisa berenang. Beruntunglah kalian yang hobi berenang, kalian selamat dari ancaman zombi.
Keberadaan CONPLAN 8888-11 dipenuhi pro dan kontra. Beberapa pihak yang percaya pada kiamat zombi menganggap Amerika Serikat telah satu langkah lebih maju dari negara lain. Pihak yang kontra menganggap CONPLAN 8888-11 adalah kedok untuk memudahkan militer dalam melakukan kontrol sosial bahkan aneksasi ke negara lain berkedok ancaman zombi. Saya sih setuju dengan pendapat terakhir.
Namun, saya juga melihat nilai lain dari keberadaan CONPLAN 8888-11. Terlepas dari tujuan sebenarnya strategi pertahanan ini, saya melihat bahwa urusan mistis dan fiksi bukan melulu dimiliki negara berkembang. Mungkin Anda pernah membaca komentar seperti “Negara lain sudah ke luar angkasa, kita masih mengurusi mistis”. Nah, komentar itu dibantah oleh kehadiran CONPLAN 8888-11.
Jadi, jangan merasa Indonesia adalah satu-satunya negara yang terlalu memikirkan urusan klenik ataupun “fiksi ilmiah”. Nyatanya, Amerika Serikat pun overthinking perihal ancaman zombi. Jika masyarakat Indonesia masih takut kualat dan pamali, Amerika Serikat takut diserang atau dijajah segerombol ayam yang mati segan hidup tak mau.
BACA JUGA Belajar Bersyukur dari Kisah Tsutomu Yamaguchi dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.