Kalau ngomongin battle air putih kemasan, akan muncul beberapa merek prominen. Misalnya saja Aqua, Le Minerale, dan Nestle Pure Life. Ada lagi pendatang baru yang masuk jajaran air kemasan layak diperhitungkan, Crystalline. Sedangkan di sisi lain, ada merek yang banyak dihujat, salah satunya Cleo.
Air minum ini sempat jadi musuh masyarakat karena rasanya yang pahit. Namun ternyata Cleo tetap memiliki penggemar setia tersendiri yang menganggapnya lebih segar dari air merek apa pun.
Saya pernah benci banget dengan Cleo
Selama tingga di Jogja, saya setia berlangganan Aqua untuk urusan minum. Namun setelah lama tidak pulang karena Covid, saya kaget karena orang tua saya menyediakan Cleo di rumah. Air minum yang dihujat karena rasanya yang aneh itu.
Percayalah, dulu saya termasuk kaum pembenci Cleo. Minum Cleo serasa meneguk air putih saat lidah pahit karena nggak enak badan. Pahit sekali sampai nggak enak untuk ditelan. Makanya saya menyesasli keputusan orang tua saya yang menyetok Cleo di rumah.
Sepertinya orang tua saya termakan dengan branding Cleo sebagai air sehat. Dulu sempat beredar rumor bahwa Cleo bisa mendeteksi tingkat kebugaran tubuh. Saat tubuh nggak fit, peminum air ini akan merasakan airnya pahit. Begitupun sebaliknya.
Ternyata kebiasaan menyetok Cleo nggak berhenti bersamaan berakhirnya musim lebaran. Saat ada tahlil, arisan, atau acara apa pun, ibu saya tetap memilih merek ini sebagai minuman pendamping. Barangkali ada yang butuh air putih atau nggak minum manis, begitu alasannya. Anehnya, Cleo itu tetap laku sebagaimana minuman manis yang disediakan. Meskipun heran, saya tetap pada pendirian untuk berpantang minum Cleo.
Membuka hati, membuka nurani
Belum lama ini saya nggak sengaja minum air di botol Cleo saking hausnya. Saya terkejut karena rasanya nggak sepahit biasanya. Bahkan lebih segar dari Aqua yang biasa saya minum. Saya sempat curiga isi botol itu palsu. Namun ibu saya berkata lain. Isi botol itu asli, bukan tipu-tipu. Nggak mau percaya begitu saja, saya coba menyoblos Cleo kemasan gelas kecil untuk tamu. Ternyata rasanya sama, nggak sepahit yang saya kenal dulu.
Akhirnya saya mencari validasi dari beberapa teman. Awalnya mereka nggak mau menuruti permintaan saya karena sama-sama meyakini kalau Cleo pahit. Namun karena didorong rasa penasaran, akhirnya mereka mencoba juga. Dan benar, teman-teman saya mengakui bahwa rasa minuman ini sudah lebih baik. Memang masih ada pahit-pahitnya dibandingkan air minum merek lain. Namun jauh lebih bisa diterima ketimbang Cleo yang dulu. Bonusnya, ada sensasi segar dan adem di tenggorokan meskipun airnya nggak keluar dari kulkas. Nyesss banget!
Sejak saat itu, saya memutuskan untuk membuka hati untuk Cleo. Saya nggak peduli dengan isu yang menghubungkan rasa pahit dengan kondisi kebugaran tubuh. Bagi saya, selama rasa airnya nggak menakutkan, saya akan bersedia meminumnya.
Baca halaman selanjutnya