Mengenal Ciri-ciri Gondes dari Pengamatan Saya Selama Hidup di Bantul, Pusat Gondes di Jogja

Mengenal Ciri-ciri Gondes berdasarkan Pengamatan Saya Selama Hidup di Bantul, Pusat Gondes di Jogja

Mengenal Ciri-ciri Gondes berdasarkan Pengamatan Saya Selama Hidup di Bantul, Pusat Gondes di Jogja (Pixabay.com)

Buat kalian yang penasaran apa itu gondes, akan saya jelaskan, dan saya bisa saja mengaku ahli. Lha gimana, saya hidup di Bantul, tempat para gondes ada dan berlipat ganda

Salah seorang teman menyebut akun media sosial saya di salah satu video yang membahas mengenai gondes. Sejauh pengetahuan saya, gondes sebetulnya merupakan singkatan dari gondrong (n)deso. Walaupun untuk saat ini menjadi gondes nggak harus menunggu rambut gondrong dan tinggal di desa juga, sih.

Teman-teman saya kemudian menodong penjelasan lebih lanjut kepada saya mengenai gondes. Berhubung saya tinggal di Bantul, yang kayaknya menjadi pusat gondes di wilayah Jogja, mereka yang masuk golongan ini jelas akrab di mata dan ingatan saya. Lha bagaimana, cuma motoran 500 meter saja selalu ada kemungkinan ketemu, kok.

Buat kalian yang penasaran apa itu gondes, akan saya jelaskan, dan saya bisa saja mengaku ahli. Lha gimana, fakta bahwa saya hidup di Bantul—seperti yang saya bilang tadi—sudah cukup memberi tanda bahwa saya punya pendapat yang otoritatif perkara ini.

Kaos, hoodie, flanel, starter pack gondes

Sejujurnya, gondes sangat mudah ditebak dari cara berpakaian. Kaos hitam selalu jadi pilihan utama. Yang dipakai, sih bukan kaos polos kayak yang lagi tren sekarang ini. Kaos yang digunakan gondes ini biasanya ada sablonan kalimat yang saya kurang bisa pahami apa maksudnya karena font yang digunakan tuh membuat tulisannya jadi nggak jelas terbaca. Kesannya kayak memindahkan coret-coretan vandalisme dari rolling door warung ke baju. Ini nggak merendahkan, lho, tapi serius seringnya begitu.

Kalau malam hari, sih mereka biasanya pakai hoodie polos, yang lagi-lagi warna favoritnya adalah hitam dan abu-abu. Lebih detail, hoodie-nya harus oversize! Biar nggak kedinginan, walau keluar rumah sampai dini hari cuma pakai celana gemas doang.

Baca halaman selanjutnya: Biasanya mereka juga mengoleksi…
Selain kaos polos dan hoodie, biasanya mereka juga mengoleksi sejumlah kemeja flanel oversize dengan beragam warna untuk acara formal. Yang kerap saya jumpai, sih kemeja flanel merah, biru dan hijau. Cara penggunaannya pun sangat unik. Mereka biasa menggunakan kancing kemeja flanel tersebut sampai atas setara area leher. Duh, saya malah jadi khawatir itu jakunnya pada nggak tertekan apa?

Kalau sekarang lagi tren celana cargo, buat gondes itu nggak main, Bro! Celana jeans-lah pilihan yang paling oke! Ditambah dengan sendal selop yang bisa dipakai acara apa pun. Kalau mau lebih formal sedikit, ya pakai sepatu Vans Checkerboard. Asli, udah paling keren banget itu buat kalangan gondes!

Aksesoris dan fun fact

Nah, kalau untuk aksesoris, sih biasa mereka menggunakan topi baseball yang pengaitnya dikendurkan sedikit ketika digunakan. Selain itu, juga disengaja topinya dipakai secara nggak pas di kepala. Rasanya kalau dilihat kembali foto-foto mereka zaman dulu pada saat ini, sih kepala mereka kelihatan nambah panjang sekitar 5 cm, tapi, ya itu terlihat keren pada masanya, sih.

Selain itu, ketika berfoto, gaya andalannya adalah menunjukkan jemarinya kayak Naruto lagi mau mengeluarkan jurus itu, lho. Saya curiga itu jurus pemikat wanita, sih soalnya walaupun kayaknya cara berpenampilan mereka terlihat kurang berkesan, mereka sebenarnya termasuk keren, lho. Hal ini terbukti karena kebanyakan gondes yang saya kenal itu selalu punya pacar. Walaupun kalau putus selalu memutar lagu kebangsaan “Kimcil Kepolen” dari NDX AKA.

Dan biasanya, para gondes seusia pelajar itu kalau pacaran nggak mengajak makan romantis atau jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Mereka memiliki caranya tersendiri. Misalnya, mengajakmu nonton jathilan yang tiba-tiba ada pas hari Minggu di desa sebelah. Atau ke Sekaten untuk menonton tong setan. Ini serius, gondes selalu punya caranya yang unik, karena saya pun pernah mengalami diberikan setangkai dupa alih-alih sekuntum bunga. Buset, saya memang chindo, sih tapi nggak gini juga kali.

Ya, kira-kira itu, sih ciri-ciri gondes yang saya ketahui. Apakah kamu berminat mempelajari gaya hidupnya untuk bergabung ke kalangan gondes juga? Nggak perlu merasa malu, sih, lha wong saya yakin banget, kok, kalau saja Satria Mahatir tinggal di Bantul, blio pasti juga bakal terkenal sebagai gondes di kampungnya. Sorry, ya this is gondes!

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bantul, Daerah yang Penuh dengan Kejadian (dan Orang) Aneh

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version