Akhir tahun kemarin, saya lumayan lama di Cilacap, dalam rangka mudik ke rumah mertua. Hampir 2 minggu di Cilacap, harusnya bikin saya jadi familiar, betah, dan paham dikit daerah Kota Bercahaya tersebut.
Masalahnya, bukannya saya makin paham, saya malah makin bingung.
Bagi saya, Cilacap adalah daerah yang benar-benar mindblowing. Luasnya bikin mindblowing, keadaan jalannya bikin mindblowing, dan tata kotanya juga bikin mindblowing. Ini adalah satu-satunya kota yang bikin saya bingung, dan makin hari, makin bingung.
Tiap saya berkunjung ke suatu tempat, isinya cuman “iki pie toh jane?”. Dari ke Alun-alun, ke “pusat kota”, ke Teluk Penyu, ke rumah sakit, isinya cuma bingung dan bingung. Dan dalam tulisan ini, saya pengin kalian merasakan kebingungan yang saya rasakan.
Semoga saja, kalian ikut bingung. Warga Cilacap sih pasti nggak bingung. Eh nggak tau juga sih.
Geografi yang… gimana ya?
Saya kaget waktu istri saya bilang “ini kita udah masuk Cilacap Utara”. Batin saya, utara mananya neng, ini mah cuman beda berapa kilo dari rumah. Oh iya, rumah istri saya di daerah Kemiren. Kayaknya sih selatan. Kayaknya. Bodo amat aing lupa.
Lalu saya cek di peta. Makin bingung saya. Begini, kalau di peta, Cilacap Utara itu bahkan nggak ada di bagian paling utara kabupaten ini. Maksud saya, Majenang jelas lebih cocok disebut Cilacap Utara. Lha gimana, yang disebut Utara ini cuman beda satu daerah doang sama yang Selatan.
Bingung? Sama.
Kalau daerah Utara sama Selatan itu deketan, dan masih ada bagian yang lebih utara dari yang utara, mending yang namain daerah di Cilacap ini mikir-mikir lagi.
Cilacap itu jauh, JAUH
Pindah ke satu tempat ke tempat lainnya di Cilacap itu kerasa jauh. Jauh banget. Mungkin ini efek saya kelewat lama di Yogyakarta dan lahir di Wonogiri. Kebetulan, kedua daerah ini luasnya sama. Jelas beda dengan Cilacap yang jadi kabupaten terluas di Jawa Tengah.
Itulah yang bikin saya culture shock. Bagi orang yang ke mana-mana nggak ngerasain jauh, di Cilacap serasa bertualang. Kayak waktu saya iseng ngecek seberapa jauh Kemiren dengan Stasiun Kroya. Melihat estimasi perjalanan yang lebih dari sejam, saya kaget. Jancuk, sejam perjalanan kok masih di satu kabupaten.
Untung ada Stasiun Gumilir yang letaknya lumayan di selatan dan dekat dengan rumah mertua. Kayak ngerasa goblok aja berangkat ke Solo pake kereta harus ke Kroya atau Maos. Adoh tenan cuk, tenan.
Baca halaman selanjutnya




















