Buat masyarakat umum, Cikarang lebih dikenal sebagai daerah industri dan tempat merantau yang menjanjikan. Maklum, UMK sini adalah salah satu yang sangat menjanjikan. Nah, meski menjanjikan, sebenarnya ada sebuah salah paham di sini. Sebuah kesalahpahaman yang membuat saya menjadi sangat iri dengan Jakarta. Begini penjelasannya.
Kesempatan kerja di Cikarang terlalu seragam
Mungkin keirian saya yang pertama ini terkesan aneh bagi kamu. Pasalnya, kesempatan kerja di Cikarang itu nggak sedikit. Pabrik besar dari dalam dan luar negeri berjejer di sini. Makanya, lowongan kerja nyaris selalu ada setiap bulannya.
Sayangnya, loker di sini cenderung seragam. Mayoritas buat lulusan SMK/SMA guna mengisi posisi operator pabrik. Sementara itu, loker untuk lulusan sarjana agak jarang. Saya yakin banyak yang masih salah paham soal ini.
Kondisi tersebut berbeda dengan Jakarta. Loker di ibu kota lebih variatif, terutama bagi lulusan S1. Makanya, waktu masih fresh graduate, saya lebih sering mendapat panggilan wawancara kerja di Jakarta ketimbang.
Wajib merantau untuk pendidikan tinggi yang lebih baik
Bocah Cikarang yang mau kuliah di PTN wajib merantau. Tidak bisa tidak. Seenggaknya merantau ke kabupaten tetangga, yaitu Karawang. Soalnya, di sini belum ada PTN, sedangkan di Karawang sudah ada.
Kalau mau pendidikan tinggi yang lebih baik lagi, minimal ke Jakarta. Saya sendiri terpaksa harus merantau ke Semarang, tepatnya di UIN Walisongo. Meski menjadi jujugan mencari gaji tinggi, soal pendidikan, anak muda setempat perlu merantau. Kamu pasti belum tahu kenyataan ini.
Baca halaman selanjutnya: Harus ke Jakarta untuk mendapatkan perbelanjaan terlengkap…