Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Cerita Rakyat Nusantara yang Sebenarnya Nggak Cocok untuk Anak-anak

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
7 Januari 2023
A A
Cerita Rakyat Nusantara yang Sebenarnya Nggak Cocok untuk Anak-anak Terminal Mojok

Cerita Rakyat Nusantara yang Sebenarnya Nggak Cocok untuk Anak-anak (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak cara orang tua untuk mengajarkan moralitas kepada buah hati mereka. Salah satu jalan yang kerap ditempuh adalah dengan membacakan cerita. Tak hanya berupa fabel, cerita rakyat yang termasuk dalam kategori legenda pun kerap kali dituturkan secara turun temurun.

Sayangnya, di balik tujuan mulia tersebut, ada sederet cerita rakyat yang mungkin perlu kehati-hatian tingkat tinggi dalam penyampaiannya. Bahkan, mungkin sebaiknya tidak diperdengarkan kepada anak kecil yang masih polos dan belum dapat memproses secara sempurna makna dari kisah yang dibawakan.

#1 Timun Mas

Kisah Timun Mas merupakan salah satu cerita rakyat Nusantara paling populer yang berasal dari tanah Jawa. Cerita ini mengisahkan tentang seorang janda tua yang kesepian serta menginginkan anak guna menemani sisa hidupnya.

Saking kuatnya keinginan tersebut, wanita paruh baya itu menemui sesosok raksasa yang dipercaya mampu mengabulkan keinginannya. Si Raksasa menyanggupi permintaan wanita itu dengan satu syarat, yakni menyerahkan anaknya yang diberi nama Timun Mas ketika sudah dewasa guna dijadikan santapan. Diburu nafsu duniawi, wanita paruh baya itu mengiyakan tanpa berpikir panjang.

Dari penggalan tersebut saja, cerita Timun Mas ini sudah terhitung cukup sadis untuk dituturkan kepada anak kecil. Belum lagi, cerita rakyat satu ini juga seakan membenarkan begitu saja seseorang untuk mengingkari janjinya sebagaimana wanita tersebut yang berupaya menyelamatkan Timun Mas agar tidak dimakan raksasa. Sekilas ibu Timun Mas seperti pahlawan yang menyelamatkan anak kesayangannya. Namun sesungguhnya, tindakan yang dilakukan olehnya tersebut tidak lebih dari usaha untuk menghindari pelunasan janji yang diucapkannya sendiri dengan sadar.

#2 Malin Kundang

Siapa yang belum pernah mendengar cerita Malin Kundang? Hampir setiap orang tua mengisahkan cerita yang berasal dari Sumatra Barat ini.

Alkisah ada seorang anak lelaki bernama Malin Kundang yang memutuskan untuk merantau ke negeri seberang demi mengentaskan kemiskinan yang ia alami bersama ibunya sepanjang hidup. Beruntung, Malin Kundang sukses menjadi seseorang yang kaya raya dan telah menikahi seorang perempuan yang ditemuinya di tanah rantau.

Sebenarnya cerita rakyat ini mungkin bermaksud baik, yaitu mengajari anak untuk tidak bersikap durhaka kepada ibunya. Tidak seperti Malin Kundang yang menyangkal ibunya lantaran malu. Sayangnya, di dalam kisah ini, ibu Malin Kundang tidak segan-segan mengucapkan sumpah serapah yang akhirnya mengutuk anak kandungnya sendiri menjadi batu. Jika tidak berhati-hati, anak dapat menganggap bahwa menyumpahi orang yang membuat sakit hati merupakan hal yang wajar.

Baca Juga:

4 Tipe Orang yang Nggak Cocok Jadi Guru, Sebaiknya Cari Profesi Lain kalau Nggak Ingin Menyesal Seumur Hidup

Alasan Orang Dewasa Masih Suka Nonton Upin Ipin, Ingin Nostalgia hingga Episode yang Ghibah-able

Daripada ditujukan kepada anak-anak, tampaknya cerita rakyat ini lebih tepat sebagai pengingat orang tua agar tidak dengan mudah mengucapkan sesuatu yang dapat mencelakai anaknya. Bukankan katanya ucapan adalah doa?

#3 Sangkuriang

Meski tak banyak orang tahu, Sangkuriang nyatanya merupakan cerita bagi orang dewasa. Hanya karena embel-embel cerita rakyat, tak lantas membuat kisah dari Jawa Barat ini patut dikenalkan kepada anak-anak. Sebab, Sangkuriang memuat cerita percintaan terlarang antara ibu dan anak kandungnya. Begitu terpesona dengan kecantikan Dayang Sumbi yang senyatanya adalah ibunya, Sangkuriang berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi sejumlah persyaratan yang diajukan wanita tersebut terhadapnya.

Dayang Sumbi pun berusaha menggagalkan upaya Sangkuriang. Sangkuriang yang merasa gagal, akhirnya marah dan menjebol tanggul yang dikerjakannya dengan bantuan makhluk gaib. Akibat kemarahannya yang tak terbendung, bencana banjir besar menenggelamkan desa di sekitarnya. Duh, pokoknya dark banget cerita yang satu ini!

#4 Bawang Merah dan Bawang Putih

Bawang Merah dan Bawang Putih mungkin merupakan versi lokal dari dongeng populer Cinderella. Cerita rakyat dari Riau ini sebenarnya mengangkat pesan moral yang baik di mana perbuatan jahat dan serakah akan menuai ganjaran nantinya. Sialnya, karena begitu kuat dan melegenda, kisah Bawang Merah dan Bawang Putih menimbulkan stigma yang kurang baik di masyarakat terhadap ibu tiri dan saudara tiri.

Sampai sekarang, citra ibu tiri masih juga dipandang buruk. Iya, sih, siapa pun yang membawakan kisah ini pasti tidak ada maksud jelek untuk mempengaruhi pemikiran anak atas sosok ibu tiri. Namun yang perlu diingat, proses berpikir anak-anak tidak bisa dibandingkan dengan bagaimana orang dewasa menyikapi suatu informasi. Tak heran jika sampai mereka besar pun, imej jahat seorang ibu tiri telanjur melekat kuat di benak mereka.

#5 Ande Ande Lumut

Kisah pernikahan seorang putri dan putra mahkota memang menjadi favorit banyak anak. Di Jawa Timur, terdapat kisah serupa yang bertajuk Ande Ande Lumut. Bahkan, cerita rakyat ini juga diperdengarkan dalam sebuah lagu berjudul sama yang didendangkan oleh penyanyi “Jangkrik Genggong”, Waljinah. Baik cerita rakyat maupun langgam campursarinya, keduanya tidak pantas untuk dikisahkan kepada anak kecil.

Cerita ini menyiratkan pertukaran tak senonoh antara beberapa orang gadis dengan karakter Yuyu Kangkang. Tersebutlah bahwa para gadis tersebut kesulitan menyeberang sungai lantaran tidak ada sampan yang lewat. Tak lama, muncul Yuyu Kangkang yang bersedia menolong mereka menyeberang sungai dengan satu syarat, yakni para gadis harus mencium Yuyu Kangkang.

Di dalam dongeng, sosok Yuyu Kangkang ini diwujudkan dalam bentuk kepiting sungai raksasa. Namun ada pula yang mengatakan bahwa sejatinya Yuyu Kangkang adalah seorang laki-laki dewasa. Lebih jauh lagi, lirik lagu yang dilantunkan oleh Waljinah secara jelas menyebut kata “sisa” untuk para gadis yang melakukan transaksi tersebut. Jadi mikir ke mana-mana, kan?

Itulah beberapa cerita rakyat Nusantara yang sebaiknya ditunda dikisahkan untuk buah hati kita. Bagaimanapun, merupakan tugas orangtua untuk lebih cermat dalam memilih dongeng yang hendak disampaikan kepada anak mereka. Jangan sampai ketika anak beranjak dewasa, mereka menormalkan sesuatu yang sebenarnya tidak layak dilakukan hanya karena mencontoh dari cerita yang mereka dengar ketika masih kecil.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kisah Batu Lapidde di Barru, Sulawesi Selatan, Mengajarkan Bahayanya Ngomong Kasar.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2023 oleh

Tags: Anak-Anakcerita rakyatlegenda
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Belajar Dewasa di Usia Kepala Dua Itu Rasanya Asyik, Kok!

Belajar Dewasa di Usia Kepala Dua Itu Rasanya Asyik, Kok!

30 November 2019
Stop Menakuti Anak dengan Bilang 'Nanti Disuntik Dokter', Nggak Bener Itu!

Stop Menakuti Anak dengan Bilang ‘Nanti Disuntik Dokter’, Nggak Bener Itu!

28 Januari 2022
cita-cita

Terlambat Punya Cita-cita : Nggak Masalah

24 Juni 2019
Apa Itu Film Semi dan Bagaimana Menjelaskannya Jika Ada Anak-anak yang Bertanya

Apa Itu Film Semi dan Bagaimana Menjelaskannya Jika Ada Anak-anak yang Bertanya

27 Juni 2023
Memetakan Perjalanan Orang Tua Mencari Pendidikan Berkualitas untuk Anak terminal mojok.co

Alasan Saya Memberi Izin kepada Anak untuk Mengotak-atik Gadget

30 September 2020
Menebak Alasan Orang Dewasa Masih Suka Nonton Upin Ipin, Ingin Nostalgia hingga Episode yang Ghibah-able Mojok.co

Alasan Orang Dewasa Masih Suka Nonton Upin Ipin, Ingin Nostalgia hingga Episode yang Ghibah-able

23 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.