Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Cerita Prihatin yang Mungkin Hanya Dipahami Pedagang Pinggir Jalan Ketika Hujan

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
28 November 2020
A A
Cerita Prihatin yang Mungkin Dipahami Pedagang Pinggir Jalan Ketika Hujan terminal mojok.co

Cerita Prihatin yang Mungkin Dipahami Pedagang Pinggir Jalan Ketika Hujan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa tahun yang lalu, kegabutan menjadi mahasiswa kupu-kupu menyadarkan saya, bahwa semestinya saya mencari pengalaman baru, pengalaman yang mengantarkan saya pada pekerjaan lapangan. Pekerjaan yang saya tuju kali itu adalah berjualan gorengan di sebuah gerobak depan minimarket, resmilah saya menjadi pedagang pinggir jalan.

Dengan lowongan yang saya dapat dari Instagram, saya pikir itu lowongan yang tak memerlukan effort lebih untuk langsung diterima menjadi karyawan. Tapi, justru jenis pekerjaannya yang membutuhkan effort lebih. Terlebih lagi jika bekerja saat hujan lagi kencang-kencangnya berembus di Januari.

Bekerja siang hingga malam di musim penghujan, yang mana jam-jam tersebut memang jam rawan hujan, memang berat. Apalagi sejak hari pertama bekerja sudah merasakan bekerja di bawah tekanan alam. Tapi, tak apalah, saya merasakan layaknya Pandji Pragiwaksono ketika memilih terjun ke politik praktis yang mengorbankan reputasinya. Toh pada akhirnya, dia justru menjadikan pengalamannya itu sebagai bank materi stand up comedy. Setidaknya itulah pengalaman yang saya dapat, walau banyak nggak enaknya juga.

Berjualan di bawah gerobak ketika hujan memang banyak nggak enaknya, seperti yang telah saya rangkum berikut, yang mungkin cuma dipahami mereka pernah jadi pedagang pinggir jalan.

#1 Tenda jualan bocor

Momen seperti ini memang menyebalkan sekaligus merepotkan. Baik melihat air hujan yang terus menetes karena terpal sudah layak diganti atau karena hujan yang teramat betah sampai-sampai terpal tak kuasa menahan air yang perlahan terus merembes. Lebih lagi jika berjualan gorengan, yang mana jika air menetes ke penggorengan akan sangat merepotkan. Hal seperti ini yang membuat banyak pedagang pinggir jalan harus memindah ember dan kursi dari satu tempat ke tempat lain sembari memastikan dirinya baik-baik saja.

#2 Hujan angin

Hujan tipe ini adalah salah satu momok menakutkan pedagang di pinggir jalan. Dan saat hujan seperti ini juga yang sering membuat para pedagang pinggir jalan mengcancel niat berjualan mereka, wajar jika hujan ini tiba beberapa pedagang absen untuk berjualan. Kalaupun sudah terpaksa menyiapkan jualan dari rumah, setidaknya para pedagang akan datang lebih lama. Dan apalah saya yang cuma karyawan, yang mau tidak mau harus menerabas situasi macam ini.

Lebih lagi, hujan seperti ini juga sering membuat PLN mematikan jaringan listrik untuk mengantisipasi pohon-pohon yang rawan tumbang. Artinya situasi seperti akan lebih mencekam jika listrik turut mati pula. Hash. Meromantisasi hujan dengan memutar tembang mellow di bawah terpal pun sama nggak enaknya, suara kencang angin disertai barang-barang berkaburan yang turut menggoyangkan gerobak mau tidak mau hanya bisa diratapi sembari tetap siaga.

#3 Sepi pembeli

Jika saya berada di posisi pembeli dan hujan tak kunjung berhenti, saya akan lebih memilih merebus Indomie atau bablas tidur sembari menikmati hawa dingin hujan. Ketimbang harus repot-repot melarisi pedagang pinggir jalan. Bahkan, seandainya saya adalah pengendara mobil, saya tak mau repot-repot turun dari kendaraan. Situasi seperti ini yang sering membuat pedagang plonga-plongo sembari menatap layar ponsel demi membunuh kegabutan.

Baca Juga:

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

#4 Santai, ada abang ojol

Dagangan boleh jadi sepi, tapi abang ojol adalah perantara antara pembeli yang kebingungan mencari cara untuk melarisi pedagang pinggir jalan dan pedagang yang kadung plonga-plongo meratapi hujan. Biasanya abang-abang ojol akan datang di saat hujan tak kunjung mereda dan dagangan yang tak kunjung laku. Serta biasanya datang dengan pesanan dalam jumlah banyak, atau malah beberapa orderan dari abang berbeda datang di waktu yang bersamaan. Clinggg. “Orderan, Kak!”

#5 Kebanjiran

Situasi inilah yang sering membuat para pedagang pinggir jalan bolak-balik mengecek selokan, lalu berkoordinasi dengan pedagang lain. “Selokan aman?”, “Aman ik, kok bisa banjir ya?” Situasi yang membuat kaki-kaki pedagang harus merasakan rembesan air. Menunggu air surut serta menatap air yang berusaha keluar dari selokan adalah cara berdamai dengannya.

#6 Menyaksikan para pedagang berguguran

Seolah menjadi hal lumrah apabila musim penghujan tiba, kami menyaksikan para prajurit lapangan ini berguguran satu demi satu karena tertikam hawa dingin musim penghujan. Dari yang beristirahat total di rumah sampai yang memaksakan berdagang sembari ditemani jaket tebal, teh hangat, dan jamu masuk angin ala Indonesia. Dan jika situasi ini tiba, basa-basi “Hawanya kok nggak enak gini ya….” adalah basa-basi yang pasti mengawali obrolan di antara para pedagang pinggir jalan.

BACA JUGA Ngekos Bareng Itu Banyak Nggak Enaknya dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2020 oleh

Tags: pedagangumkm
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

Sejarah Singkat Kemunculan Sate Rembiga yang Fenomenal Terminal Mojok

Sejarah Singkat Kemunculan Sate Rembiga, Sate Khas Lombok yang Fenomenal

6 April 2022
Stop Bilang Dagangan UMKM di Tempat Wisata Itu Mahal terminal mojok

Stop Bilang Dagangan UMKM di Tempat Wisata Itu Mahal

13 Februari 2021
Denah Pedagang Pasar Beringharjo: Lantai 1 Gedung Barat terminal mojok.co

Denah Pedagang Pasar Beringharjo: Lantai 1 Gedung Barat

23 Januari 2022
Nase’ Sodu: Sajian Nasi dengan Kuah Lodeh Khas Situbondo

Nase’ Sodu: Sajian Nasi dengan Kuah Lodeh Khas Situbondo

19 April 2022
4 Rekomendasi Toko Sepatu Wanita di Shopee yang Nggak Bikin Kantong Jebol

4 Rekomendasi Toko Sepatu Wanita di Shopee yang Nggak Bikin Kantong Jebol

18 April 2022
Kesal dengan Teman yang Jualan di Akun Instagram Pribadi. Norak Sumpah terminal mojok.co

Kesal dengan Teman yang Jualan di Akun Instagram Pribadinya. Norak Sumpah

17 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.