Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Cepu Blora Adalah Daerah Serba Tanggung: Masuk Jawa Tengah, tapi Lebih Dekat dengan Jawa Timur

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
13 Juni 2025
A A
Stasiun Cepu Blora, Stasiun Kecil di Jalur Pantura Timur yang Nggak Bisa Disepelekan

Stasiun Cepu Blora, Stasiun Kecil di Jalur Pantura Timur yang Nggak Bisa Disepelekan (Adhi Kurniawan via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Tinggal di daerah perbatasan kerap membawa dilema identitas yang tidak sederhana bagi masyarakatnya. Hal semacam itu juga dirasakan oleh warga Kecamatan Cepu, Blora. Wilayah paling timur di Jawa Tengah yang justru lebih dekat, baik secara geografis, ekonomi, maupun sosial budaya, dengan kawasan Jawa Timur seperti Bojonegoro dan Ngawi.

Saya memang bukan penduduk resmi Cepu—nama saya bahkan tak tercantum dalam KTP di kecamatan ini—tetapi selama lebih dari dua dekade, daerah ini menjadi semacam pelabuhan kecil bagi saya untuk sekadar melepas penat, bertemu kawan lama, menyeruput kopi kothok, hingga menyelesaikan pendidikan SMA. Bukan tanpa alasan—kecamatan yang saya huni letaknya hanya selemparan batu dari Cepu.

Secara struktural, Cepu memang masuk menjadi bagian dari Jawa Tengah. Namun dalam praktik sehari-hari, keputusan-keputusan penting warganya—entah itu soal pendidikan, belanja, layanan kesehatan, hingga akses transportasi—lebih banyak mengarah ke wilayah timur. Hal ini menempatkan masyarakat Cepu dalam situasi yang tak selalu sederhana: antara identitas resmi dan kenyataan hidup yang harus dijalani. Di atas kertas, mereka adalah warga Jawa Tengah. Tapi dalam banyak aspek, mereka tumbuh dan terhubung erat dengan ritme hidup Jawa Timur.

Inilah yang menjadikan Cepu Blora sebagai daerah yang serba tanggung. Masuk Jawa Tengah, tapi bergerak seakan bagian dari provinsi tetangga. Keunikan posisi administratif ini memengaruhi banyak sisi yang akan saya ceritakan dan uraikan dalam beberapa bagian sebagai berikut.

Warga Cepu justru lebih akrab dengan rute wilayah Jawa Timur

Letaknya yang hanya dipisahkan oleh Sungai Bengawan Solo membuat pergerakan warga lebih sering mengarah ke timur. Bahkan daerah Bojonegoro bisa ditempuh dalam waktu kurang dari setengah jam. Jika ingin menuju Ngawi bisa dilalui tak sampai satu jam jika dijangkau lewat jalur darat yang relatif memiliki infrastuktur jalan lebih manusiawi. Akibatnya, jangan heran jika banyak warga di sekitar Cepu hafal betul rute-rute ke arah timur. Bahkan sampai tahu titik-titik kuliner pinggir jalan yang enak tapi murah di sepanjang jalur Bojonegoro atau Ngawi.

Saya pribadi juga begitu. Sedikit banyak, saya justru merasa lebih akrab dengan wisata dan suasana kota-kota di sisi timur. Kalau ditanya pilih jalan-jalan ke Semarang atau ke Surabaya, banyak warga Cepu akan lebih memilih Surabaya tanpa pikir panjang. Alasannya sederhana: lebih cepat, lebih familiar, dan suasananya lebih “nyambung.”

Kalau dihitung waktu tempuh antara Cepu–Surabaya bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar tiga jam jika tidak lewat tol, sementara Cepu–Semarang bisa memakan waktu hingga empat jam lebih melalui jalur pantura yang sering berlubang dan membuat kelelahan di perjalanan. Jadi, meski peta berkata Cepu itu wilayah Jawa Tengah, keseharian warganya tetap lebih akrab dengan Jawa Timur.

Cepu lebih dikenal ketimbang Blora

Bagi banyak orang yang belum pernah menginjakkan kaki di Kabupaten Blora, nama daerah ini cenderung terdengar asing. Padahal bisa jadi mereka pernah melintasinya. Berbeda dengan Cepu, yang namanya sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat umum. Karena memang Cepu punya daya tarik tersendiri di benak banyak orang, terutama karena identitasnya dengan dunia migas.

Baca Juga:

3 Fakta Menarik tentang Kota Batu yang Jarang Dibicarakan Orang, Salah Satunya Pernah Terkenal dengan Perkebunan Kina

Sebagai Orang Surabaya, Saya Lebih Memilih Study Tour ke Malang ketimbang Jogja

Potensi migas yang sudah dikelola sejak zaman kolonial hingga kini, ditambah keberadaan Pusdiklat Migas seperti Pertamina EP Cepu (PEPC) dan PEM Akamigas, menjadikan Cepu lekat dengan citra industri energi secara nasional. Belum lagi jika bicara soal jalur penting rel kereta api lintas utara yang melewati stasiun Cepu membuat nama daerah ini lebih sering terdengar dalam percakapan dan jadwal perjalanan.

Tak ayal jika Kecamatan Cepu tumbuh sebagai simpul ekonomi dan logistik, sementara Blora sebagai kabupaten induk justru belum berhasil membangun daya tarik serupa. Nama Cepu lebih dikenal, lebih ramai, dan lebih terasa hidup di peta publik.

Kecamatan yang diminta menggendong kabupaten

Keunikan terakhir yang membuat Cepu menjadi daerah tanggung dan sekaligus menyimpan ironi adalah besarnya ekspektasi yang terus-menerus dibebankan pada Cepu lewat wacana pengembangan kawasan “Cepu Raya.” Ini bukan konsep baru. Sudah sejak lama menjadi bagian dari narasi pembangunan yang tercantum dalam berbagai rencana strategis dan dokumen perencanaan. Bahkan sempat beberapa kali menjadi materi unggulan dalam forum-forum resmi pemerintah daerah.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, wacana ini kembali memperoleh sorotan setelah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno—yang juga putra daerah Bojonegoro—mengangkatnya kembali ke permukaan. Beliau menyatakan bahwa Cepu akan diarahkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi untuk empat kabupaten: Blora, Bojonegoro, Tuban, dan Ngawi. Sebuah visi besar yang menempatkan satu kecamatan kecil di posisi krusial sebagai poros ekonomi lintas provinsi.

Secara geografis dan sumber daya, potensi Cepu memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Letaknya yang strategis dan kekayaan alamnya menjadikan wilayah ini sangat relevan, bahkan lebih menguntungkan bagi kabupaten-kabupaten di Jawa Timur ketimbang bagi Blora sendiri.

Namun, inilah letak paradoksnya: ketika daerah lain sudah bersiap menyambut manfaat dari geliat pembangunan Cepu, Blora justru masih terjebak dalam persoalan klasik yang belum terselesaikan. Akses jalan yang masih berlubang di banyak titik, bandara yang belum sepenuhnya berfungsi, dan geliat pariwisata yang lebih sering berhenti di baliho promosi ketimbang realisasi lapangan.

Semoga Blora ikut kecipratan

Status Cepu sebagai “hanya” sebuah kecamatan justru membuatnya harus memikul peran yang tidak ringan. Nama Cepu terus didorong sebagai ikon pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah, seolah-olah seluruh beban pembangunan kawasan bisa digantungkan kepadanya. Padahal, fasilitas dasar di sini masih belum mampu menopang ambisi sebesar itu. Bandara Ngloram kelewat sunyi, dan denyut ekonomi pusat kotanya pun belum mampu bersaing dengan Bojonegoro yang sudah lebih dulu berkembang secara nyata.

Alhasil beginilah nasib Cepu. Secara administratif bagian dari Jawa Tengah, tapi justru menjadi harapan besar bagi Jawa Timur. Daerah yang secara letak berada di batas, tapi secara peran justru melampaui batas. Dan sebagai seseorang yang pernah tumbuh bersama kecamatan kecil ini, tentu saya juga menyimpan harapan besar agar Cepu suatu hari tak lagi hanya jadi nama yang dijual dalam rencana pembangunan, tapi benar-benar menjadi wilayah yang tumbuh dan berkembang secara merata. Bukan hanya bagi daerah orang lain, tapi juga bagi Kabupaten Blora sendiri.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mempertanyakan Alasan Cepu Bisa Jadi Kecamatan yang Ramai di Tengah Kabupaten Blora yang Sepi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Juni 2025 oleh

Tags: bloraBojonegorocepu blorajawa timurmigas
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Terbesar yang Mencerminkan Karakter Orang Surabaya

Stasiun Gubeng, Stasiun Terbesar yang Mencerminkan Karakter Orang Surabaya

1 Juli 2023
Jalan Mastrip Jombang, Jalur Utama Jombang-Mojokerto-Surabaya yang Bikin Anda Selangkah Lebih Dekat dengan Maut

Jalan Mastrip Jombang, Jalur Utama Jombang-Mojokerto-Surabaya yang Bikin Anda Selangkah Lebih Dekat dengan Maut

24 Januari 2024
Pengalaman Motoran Lamongan-Jogja: Mulai Jalur Rusak sampai Alas Ngawi yang Menghipnotis untuk Tidur Sesaat

Pengalaman Motoran Lamongan-Jogja: Mulai Jalur Rusak sampai Alas Ngawi yang Menghipnotis untuk Tidur Sesaat

25 Oktober 2025
Pasar Jongkok Wonokromo, Pasar Maling Surabaya yang Bikin Pembeli Berprasangka Buruk

Pasar Jongkok Wonokromo, Pasar “Maling” Surabaya yang Bikin Pembeli Berprasangka Buruk

20 Februari 2024
Alun-alun Surabaya, Tempat Wisata Baru yang Menarik untuk Dikunjungi

Alun-alun Surabaya, Tempat Wisata Baru yang Menarik untuk Dikunjungi

6 Maret 2022
Meromantisisasi Lamongan Adalah Hal yang Mustahil, Kota ini Tercipta untuk Dicintai Apa Adanya

Meromantisisasi Lamongan Adalah Hal yang Mustahil, Kota Ini Tercipta untuk Dicintai Apa Adanya

17 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.