Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Cari Kerja Memang Susah, tapi Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Juga Nggak Ada Gunanya

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
30 Oktober 2025
A A
Cari Kerja Memang Susah, tapi Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Juga Nggak Ada Gunanya

Cari Kerja Memang Susah, tapi Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Juga Nggak Ada Gunanya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap kali membuka Reels Instagram, saya sering melihat keluhan soal susahnya mencari kerja. Bahkan beberapa mantan rekan kerja saya kerap membagikan ulang atau membuat story yang intinya kurang lebih begini: cari kerja itu susah, jadi syukurilah pekerjaanmu sekarang. Hmmm, saya tidak sedang membantah pentingnya bersyukur. Tetapi jujur saja, rasanya kasihan juga melihat orang-orang menelan mentah-mentah kalimat motivasi itu.

Saya sendiri tak punya masalah dengan pengalaman kerja masa lalu. Justru saya menghormati perusahaan yang mau menerima saya saat masih fresh graduate. Namun, saya ingin berbagi sudut pandang berbeda tentang bertahan atau meninggalkan lingkungan kerja yang toxic. Bersyukur atas pekerjaan itu sah-sah saja, tapi penting juga melihat sistem kerja dan kondisi nyata di baliknya.

Sebagai pekerja, tentu kita jangan sampai memvalidasi narasi yang sebenarnya bisa merugikan diri sendiri, bahkan kadang dibuat untuk menutupi eksploitatifnya sistem kerja. Misalnya, gaji yang tak setimpal, kesehatan yang terus tergerus, dan waktu hidup yang habis hanya untuk bekerja. Pokoknya situasinya bisa dibilang serba toxic.

Bersyukur itu penting, tapi jangan dijadikan alasan untuk selalu pasrah

Saya setuju, bersyukur itu penting. Tapi bersyukur tidak berarti harus menelan semua aturan kantor yang nggak masuk akal. Dulu, saat bekerja di kantor lama, saya pernah harus izin karena sakit. Semua prosedur sudah saya lakoni. Surat dokter lengkap, ada keterangan nomor telepon puskesmas yang bisa dihubungi jika perusahaan ingin konfirmasi.

Akan tetapi sama saja, sanksi tetap datang. Gaji memang tidak dipotong, tapi kesempatan mendapat bonus hilang. Izin sakit pun harus mengganti hari kerja di waktu lain. Dan selama tiga bulan berturut-turut, bonus tidak akan cair. Pertanyaannya, apakah ini masih termasuk golongan pekerjaan yang layak tetap “disyukuri”?

Bagi saya, hidup terlalu singkat jika hanya untuk mengorbankan waktu, energi, dan kesehatan demi sistem kerja yang tidak adil. Terlalu gegabah juga kalau saya menyempitkan rezeki Tuhan dan memilih bertahan di lingkungan kerja dengan kebijakan konyol semacam itu.

Kalimat motivasi jangan ditelan mentah-mentah

Kalimat motivasi memang terasa menenangkan, tapi saran saya, jangan ditelan mentah-mentah, ya. Ungkapan seperti, “Nikmati pekerjaan yang kamu miliki sekarang”, mungkin memang terdengar cukup realistis di tengah kondisi ekonomi saat ini. Tetapi buat orang yang tiap hari digasak sistem kerja toxic, itu cuma mantra basi yang nggak kepakai.

Nggak semua orang bisa diberi bualan motivasi soal rasa syukur, sementara sistem kerjanya memang ngawur—gaji tak jelas, lembur tanpa akhir, bonus dicoret seenaknya—siapa juga yang mau ikhlas batinnya? Jujur, kata motivasi tidak akan mampu menutupi kenyataan pahit di tempat kerja yang masih merugikan karyawannya.

Baca Juga:

3 Istilah dalam Dunia Kerja yang Patut Diwaspadai karena Punya Makna Berbeda dari Pikiran Karyawan

Pengalaman Kerja di Rumah Bekas Pembunuhan: Lebih Takut Miskin daripada Setan

Resign dari lingkungan kerja sekarang bukan bentuk ingkar atas rasa syukur

Jangan lantas menganggap orang yang memutuskan resign sebagai sosok yang tidak tahu bersyukur, lho. Resign bukan berarti tidak menghargai kesempatan yang sudah diberikan, melainkan bentuk paling jujur dari rasa hormat terhadap diri sendiri.

Nggak perlu takut berlebihan kalau memang ingin resign. Dunia kerja itu luas, bukan hanya berisi lembur tanpa akhir, aturan konyol, atau bonus yang menguap entah ke mana. Masih banyak tempat kerja yang bisa menghargai karyawan, tim yang saling mendukung, dan sistem yang lebih manusiawi. Melepaskan diri dari lingkungan kerja toxic bukanlah suatu hal yang memalukan.

Rasa syukur itu memang penting, tapi bukan dalih untuk terus bertahan di tempat kerja yang kadung semrawut. Sekali lagi, resign bukan bentuk pengkhianatan terhadap rasa syukur. Sebaliknya, justru itu cara paling rasional untuk mencari tempat kerja yang benar-benar menghargaimu, bukan sekadar menguras tenagamu. Karena menjaga terpenuhinya hak diri sendiri juga merupakan bagian dari rasa syukur itu sendiri.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Derita Punya Wajah Kurang Good Looking: Dari Kehilangan Percaya Diri hingga Berakhir Pengangguran Selama 8 Bulan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Oktober 2025 oleh

Tags: bekerjacari kerjakerjaLingkungan Kerjalingkungan kerja toxicresignresign kerja
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

Pengangguran Terjadi Bukan Karena Keadaan, Tapi Faktor Gengsi sarjana mahasiswa lowongan kerja terminal mojok.co

Bekerja Kok untuk Duit, Aneh

28 Agustus 2020
sekolah untuk cari kerja

Sekolah Tinggi-Tinggi Demi Masa Depan yang Haha Hihi

16 Mei 2019
driver ojol

Curhatan Seorang Sarjana yang Melamar dan Bekerja Sebagai Driver Ojol

29 Juli 2019
gaji pertama

Perlu Nggak Sih Traktiran Gaji Pertama Itu?

18 September 2019
Rahasia Kerja di Coffee Shop Jadi Lebih Produktif

Rahasia Kerja di Coffee Shop Jadi Lebih Produktif

25 Juni 2023
Bekerja Sesuai Passion Itu Klise, Layaknya Kata Manis yang Bikin Diabetes terminal mojok.co

Kunci Sukses Mana yang Lebih Menentukan: Membangun Relasi atau Mengasah Soft Skill Dulu?

23 Mei 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.