Saya sering mendengar keluhan seseorang terkait jam tidur yang berantakan, baik itu melalui teman yang menceritakannya secara langsung kepada saya atau melalui cuitan di Twitter yang lewat linimasa saya. Banyaknya keluhan membuat saya juga menemukan banyak tips untuk memperbaiki jam tidur.
Tapi, saya melihat setidaknya ada satu hal penting yang luput dari kumpulan tips untuk memperbaiki jam tidur. Tips paling ampuh bagi saya untuk bisa memiliki jam tidur normal adalah tanggung jawab.
Saya sendiri sudah beberapa kali mengganti jam tidur. Awalnya—sama seperti manusia pada umumnya—saya tidur pulas pada waktu malam, dan terbangun pada pagi. Semenjak selesai UN SMK dan menuju bangku perkuliahan, ada beberapa bulan waktu nganggur. Inilah yang membuat jam tidur saya banyak berubah untuk pertama kalinya.
Jika saat sekolah saya memiliki tanggung jawab untuk bangun pagi dan berangkat ke sekolah, saat memasuki masa-masa nganggur, saya jadi tidak memiliki tanggung jawab tersebut. Oleh karena tidak memiliki tanggung jawab untuk bangun pagi dan beraktivitas saat pagi, ini membuat saya jadi memundurkan jam tidur yang mengakibatkan saya jadi sering bangun siang dan lebih banyak beraktivitas saat malam.
Setelah beberapa bulan menganggur, perkuliahan dimulai. Secara kebetulan saya mendapatkan banyak kelas saat pagi. Dalam kondisi ini, jam tidur saya kembali menjadi normal. Saya kembali terlelap saat malam dan beraktivitas saat pagi. Mengubah pola tidur ini memang tidak mudah, harus menahan kantuk, agar tetap mengikuti perkuliahan. Tapi, tidak sampai tiga hari, saya sudah mulai terbiasa kembali untuk tidur saat malam dan bangun saat pagi.
Tanggung jawab untuk masuk kelas pagi lah yang membuat saya kembali memiliki jam tidur yang normal kembali. Kalaupun ada tugas yang harus membuat saya begadang, saya tetap bisa bangun pagi, dan tetap beraktivitas saat pagi. Paling saat siang, atau sore saya akan mencuri waktu tidur di perpustakaan, masjid, atau ruangan UKM.
Jam tidur saya rusak untuk kedua kalinya saat memasuki masa skripsi. Saat skripsi, saya benar-benar tidak memiliki tanggung jawab untuk masuk kelas pagi, bimbingan saya dengan dosen juga biasa dilakukan saat sore atau selepas maghrib. Bermain dengan tema, maupun pacaran tidak pernah dilaksanakan saat pagi. Situasi ini membuat saya kembali kehilangan tanggung jawab untuk bangun pagi, dan ini menyebabkan pola tidur saya kembali rusak.
Entah mengapa saat itu saya juga merasakan momen di mana saya lebih bisa berpikir dengan jernih saat malam. Saat sudah memasuki pukul sebelas, barulah rasanya nikmat sekali mengerjakan skripsi. Seperti tidak ada gangguan apapun. Setelah tiga-empat jam kemudian, rasa kantuk baru menyerang.
Setelah saya lulus kuliah, saya memutuskan untuk belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris. Untuk menunjang pembelajaran biar makin mantap, saat itu saya memutuskan mengambil camp untuk tempat tinggal.
Kebetulan camp yang saya tempati rasanya mirip sekali dengan pesantren. Saya harus melaksanakan salat subuh berjamaah tepat waktu, setelah salat tentu saya tidak boleh kembali tidur. Saya harus mengikuti rutinitas belajar camp pagi, setelah itu saya harus siap-siap masuk kelas pagi untuk belajar. Pagi saya, yang sebelumnya hanya untuk tidur, sekarang penuh dengan kegiatan belajar.
Rutinitas pagi yang luar biasa tersebut menandakan bahwa saya memiliki tanggung jawab, untuk beraktivitas di saat pagi. Tentu saja jam tidur saya akhirnya kembali menjadi normal. Saya jadi terbiasa bangun pukul empat, dan tidur saat pukul sebelas. Oleh karena waktu tidur yang masih terasa kurang, saya jadi biasa menebus ketertinggalannya saat siang. Saat di Kampung Inggris, saya dan teman-teman jadi rutin tidur siang.
Jam tidur saya kembali hancur berantakan saat saya harus pulang dari Kampung Inggris. Berstatus sebagai pengangguran, tentu saya tidak memiliki tanggung jawab untuk harus bangun pagi. Kehilangan tanggung jawab bangun pagi inilah yang membuat saya kembali tidur di saat pagi dan melek di saat malam.
Sesekali, saya memang masih harus bangun pagi untuk nganter bapak ke rumah sakit atau untuk menghadiri wawancara kerja. Tapi, karena kegiatan tersebut tidak dilakukan secara rutin, akhirnya tetap tidak bisa memperbaiki jam tidur saya.
Saya tidak pernah khawatir dengan jam tidur saya yang saat ini berantakan. Sebab, saya yakin, jika suatu saat saya menjadi pegawai kantoran yang dituntut untuk absen pagi di kantor, jam tidur saya juga akan kembali normal. Saya yakin, akan kembali bisa beraktivitas saat pagi, dan terlelap saat malam.
Tulisan ini memang bukan tulisan ilmiah, tidak ada riset apapun yang saya cantumkan. Saya juga tidak tahu, apakah jam tidur yang berubah-ubah ini menimbulkan efek negatif bagi kesehatan atau tidak. Tapi, saya meyakini, berdasarkan pengalaman saya pribadi, cara ampuh untuk memperbaiki jam tidur adalah dengan memiliki tanggung jawab besar untuk beraktivitas saat pagi.
Bagi orang yang jam tidurnya sudah berantakan, awalnya mungkin akan sulit untuk melawan kantuk saat harus beraktivitas waktu pagi. Di situlah gunanya kafein. Tapi, kalau memang tidak memiliki tanggung jawab bangun pagi, ngapain juga harus bangun, mending juga bobo lagi.
BACA JUGA NFL Fans Indonesia, Tempat yang Tepat Untuk Mulai Memahami American Football dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.