ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Cara Menemukan Maling di Asrama dengan Ilmu Investigasi Sederhana

Tazkia Royyan Hikmatiar oleh Tazkia Royyan Hikmatiar
2 Oktober 2020
A A
Belajar Ilmu Investigasi Saat Berupaya Menemukan Maling di Asrama

Belajar Ilmu Investigasi Saat Berupaya Menemukan Maling di Asrama

Share on FacebookShare on Twitter

Langit-langit ruangan yang nggak terlalu besar itu menangkap semua ketegangan di dalamnya. Setelah ada salah satu anak asrama yang melapor kehilangan gawai ke pengurus asrama, seluruh penghuni asrama dikumpulkan dalam satu ruangan itu. Berkali-kali suara-suara keras terdengar di sana. “Cepat ngaku, siapa?” teriak salah satu kakak kelas yang jadi pengurus untuk membuktikan ada maling asrama ini. Tinjunya melayang ke tembok dekat salah satu muka teman saya.

Semua orang masih diam. Tetiba dari luar, pintu digebrak dengan keras, pengurus asrama lain masuk dan langsung menendang salah satu lemari kayu hingga bolong. “Ngaku anjing! Ngapain jauh-jauh sekolah ke sini kalau jadi maling!”. Situasi makin tegang. Nggak jelas siapa yang jadi pelaku, tapi kalau udah urusan maling ini, semua anak asrama pasti kena getahnya. Saya beberapa kali mengambil napas panjang, menenangkan diri.

Saya tahu, situasi tegang itu emang sengaja diciptakan sebagai semacam deteksi buat bikin pelaku seenggaknya kelihatan khawatir dan takut. Para pengurus asrama itu udah kayak polisi yang lagi cari mangsa waktu razia. Sepintar apa pun orang sembunyikan muka gugup dan takutnya, mereka sudah tahu gimiknya. Tentu itu berkat pengalaman. Sebab, nggak satu-dua kali ada maling di asrama dan pelakunya penghuni asrama sendiri.

Bukan hal aneh kalau ada penghuni asrama yang maling barang penghuni asrama lain. Sebab, ada beberapa yang emang telat dikirimi uang orang tuanya atau bahkan emang ada yang sengaja “dibuang” orang tuanya ke asrama biar mandiri. Nah, karena nggak bisa menunggu uang itu, akhirnya mau nggak mau mereka maling kalau ada kesempatan. Belum lagi banyak anak asrama yang teledor menyimpan barang. Jadilah sasaran empuk pencurian.

Sebelum acara marah-marah itu, korban memaparkan kronologis kejadiannya. Korban juga memaparkan secara detail jam berapa hilangnya, siapa aja yang ada di tempat kejadian, dan hal spesifik lain yang bisa membantu pencarian. Nah, orang-orang yang ada di tempat kejadian inilah yang kemudian jadi tersangka. Kalau sudah mengerucut gitu, biasanya semua anak asrama disuruh balik lagi berkegiatan seperti biasa. Orang-orang yang jadi tersangka itu diinterogasi lebih jauh.

Sebab saya bukan termasuk orang tersangka itu, saya nggak ikut interogasi. Beberapa hari setelah itu, saya cuma tahu tetiba si pelaku udah ditemuin dan diserahkan ke guru. Wah, gila emang. Saya penasaran, kok bisa itu orang ketemu? Buat memadamkan rasa penasaran itu, saya kemudian tanya salah satu teman yang ikut mengintrogasi. Dia akhirnya jelasin panjang-lebar prosesnya.

Teman saya bercerita, sebelum lanjut menginterogasi tersangka pelaku maling di asrama, si korban disuruh nyebutin satu nama yang paling dia curigai. Meski ragu, sebab takut pertemanan jadi hancur karena tuduhan itu, mau nggak mau korban harus sebutin biar kasusnya selesai. Setelah disebutin, tentu dong para tersangka itu mukanya makin beragam. Kalau sangkaan si korban benar, maka muka yang disangkakan pasti tegang banget. Tapi kalau salah, maka mimik muka dan gestur tubuh si pelaku asli bakal lebih tenang. Logis, kan?

Pada akhirnya, semua tersangka itu ditanya mendetail terkait apa saja yang mereka lakuin waktu kejadian. Ada siapa aja, lihat gawai si korban atau nggak, dan pertanyaan lainnya. Udah gitu mereka dibubarin. Nggak ada acara geledah-geledah ruang privasi anak asrama. Teman saya bercerita, setelah dicurigai, para tersangka diawasi ketat kalau ke mana-mana, meskipun nggak diikuti. Tapi, para pengurus asrama seenggaknya tahu ke mana mereka pergi. Setelah itu, bagian paling penting adalah menebak pikiran si pelaku.

Sebab waktu kejadian pencurian dan dikumpulkannya semua anak asrama nggak bertaut lama jarak waktunya, si pelaku pasti belum sempat apa-apa. Kecuali menyimpan barang curian di tempat aman. 

Gawai itu nggak mungkin langsung dipakai si pelaku, teman saya berpikir bahwa pasti gawainya akan dijual sesegera mungkin karena takut ketahuan. Itulah yang saya maksud dengan menebak pikiran si pelaku.

Lantas, ke mana lagi jual gawai cepat kalau nggak ke konter? Itu adalah langkah umum yang pasti bakal dilakuin orang kalau lagi gugup. Makanya, setelah tahu salah satu tersangka keluar dari madrasah beberapa jam, para pengurus asrama mulai melakukan investigasinya. Mencari foto muka si tersangka, foto gawai yang dicuri, dan tentu bawa si korban buat telusuri semua konter. Sebab si tersangka tadi cuma beberapa jam keluar dari madrasah, maka bisa dipastikan kalau dia nggak jual ke konter yang jauh.

Akhirnya ketemu, deh. Setelah beberapa kali datangi konter dan tanya-tanya dengan bukti yang ada, si pelaku ketahuan.

Mendengar cerita itu saya terkesima sekali. Setelah ikut bergelut di dunia pers, saya akhirnya tahu kalau denger cerita itu amat berarti buat saya. Pasalnya, dalam dunia pers dibutuhkan sekali ilmu investigasi yang simple begitu buat menemukan jawaban dari suatu perkara. 

Sebab, kasus yang besar juga pasti punya pola, dan menemukan pola itulah yang paling penting dari suatu investigasi. Pahami kronologi, hadirkan saksi, menebak pikiran pelaku, dan cari fakta di lapangan!

Pada akhirnya, hidup di asrama emang nggak cuma buat bikin saya hidup mandiri dan belajar agama lebih tekun. Hidup di asrama juga bikin saya bisa belajar psikologi buat pahami teman, belajar investigasi penelusuran maling di asrama, belajar mengatur uang biar cukup sampai kiriman berikutnya, dan banyak lagi. Maka, beruntunglah kamu yang “dibuang” ke asrama karena dinilai nakal.

BACA JUGA Pengalaman Nggak Enak Saat Kerja Jadi Marbot Masjid dan tulisan Tazkia Royyan Hikmatiar lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Oktober 2020 oleh

Tags: asramaPondok Pesantren
Tazkia Royyan Hikmatiar

Tazkia Royyan Hikmatiar

Lahir sebagai anak kelima dari enam bersaudara, alhamdulilah lahirnya di bidan bukan sama orang pintar daerah Bandung. Setelah tahu bahwa kata ternyata bisa membuat dia bahagia, akhirnya saya memutuskan untuk mendalami sastra di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Sempat mengikuti banyak komunitas kepenulisan, namun sekarang lebih fokus bekerja untuk keabadian di Pers Mahasiswa Poros UAD. Saya bisa dihubungi lewat WA di 088216427712

ArtikelTerkait

4 Alasan Nggak Betah Kuliah di UIN Palembang Mojok.co

4 Alasan Nggak Betah Kuliah di UIN Palembang

16 November 2023
Curhatan Santri: Kami Juga Manusia, Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian Mojok.co

Curhatan Santri: Kami Juga Manusia, Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian

10 Agustus 2024
Santri pondok pesantren Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

Santri Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

23 Oktober 2023
Mempertanyakan Mengapa Santri Dilarang Punya Rambut Gondrong terminal mojok.co

Pembelaan Atas Stigma Orang Tua yang Menyekolahkan Anaknya di Pondok Pesantren

2 Oktober 2020
Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Kuliah di UIN? Ini 5 Culture Shock yang Dirasakan Lulusan SMA

20 Juni 2022
pondok pesantren di sekitar uin jakarta ciputat mojok

4 Rekomendasi Pondok Pesantren Mahasiswa di Sekitar UIN Jakarta

16 September 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Hunter x Hunter: Anime yang Menabrak Tabu dan Menyingkirkan Klise gon killua anime terbaik terminal mojok.co

Hunter x Hunter: Anime yang Menabrak Tabu dan Menyingkirkan Klise

tun abdul jalil majapahit samudera pasai mojok

Akhir Tragis Cerita Cinta Tun Abdul Jalil dan Raden Galuh Gemerencang

Acara Keluarga Artis Menjamur, Tanda Pertelevisian Indonesia Sudah Kacau terminal mojok.co

Acara Gosip: Sudah Miskin Moral, Kini Miskin Kreativitas

Terpopuler Sepekan

Bintaro, Kelurahan yang Krisis Identitas. Disangka Tangerang Selatan padahal Jakarta Selatan

Bintaro, Kelurahan yang Krisis Identitas. Disangka Tangerang Selatan padahal Jakarta Selatan

13 Mei 2025
Keresahan Saya Sebagai Warga Gununghalu, Kecamatan di Bandung Barat yang Nggak Diakui Masyarakat

Keresahan Saya Sebagai Warga Gununghalu, Kecamatan di Bandung Barat yang Nggak Diakui Masyarakat

14 Mei 2025
Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren (Unsplash)

Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren Berharap Bisa Rasengan Kayak Naruto

19 Mei 2025
Semarang Tak Selalu Menyimpan Sisi Gelap, Ada Sisi Terang Juga yang Tidak Diketahui Banyak Orang

5 Tipe Orang yang Kurang Cocok Berwisata ke Semarang, Bukannya Healing, Malah Jadi Sinting!

17 Mei 2025
Jepara Ketinggalan Zaman, tapi Warganya Tetap Bahagia

Jepara Ketinggalan Zaman, tapi Warganya Tetap Bahagia

17 Mei 2025
Surat Terbuka untuk Pak Eri Cahyadi: Anak Muda Surabaya Butuh Perpustakaan 24 Jam, Pak!

Ironi Surabaya: (Mengaku) Kota Pendidikan tapi Perpustakaan Umum Tutup Awal

19 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Pengunjung Candi Borobudur Capai 100 Ribu Orang Selama Libur Waisak, Ekonomi Daerah Meningkat
  • Perantau di Manggarai Jakarta Selatan Hidup Sambil Memelihara Kecemasan karena Tawuran Bisa Terjadi Kapan Saja
  • Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”
  • Puluhan Tahun Tinggal di Jagakarsa, Berdamai dengan Hal-hal Menyebalkan di Balik Label “Daerah Ternyaman” Se-Jakarta Selatan
  • Ribuan Warga Kecamatan Kandangan Dibiarkan Menderita Selama 10 Tahun Lebih oleh Temanggung
  • Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Disuruh Servis Laptop hingga Dituduh Hacker

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.