Sudah bukan rahasia lagi kalau kemandirian adalah salah satu kunci sukses kuliah di Universitas Terbuka alias UT. Bermodalkan kitab bernama katalog, mahasiswa UT bisa menemukan panduan apa pun terkait proses akademis yang ada di UT. Mulai dari cara registrasi mata kuliah, aktivasi tutorial online, pembelian bahan ajar, sampai proses pengajuan wisuda, semua ada petunjuknya di katalog. Tinggal dibaca, dipahami, dan dilaksanakan.
Lantas, bagaimana dengan mereka yang nggak mandiri-mandiri banget? Apakah itu berarti mereka nggak bisa daftar di Universitas Terbuka?
Begini, tidak semua orang bisa memahami sesuatu hanya lewat teks. Ada orang-orang tertentu yang baru paham setelah dijelaskan secara lisan, atau bahkan harus dituntun terlebih dahulu. Apakah mereka tidak berjodoh dengan UT? Sehingga bila dipaksakan kuliah di UT akan berdarah-darah nantinya?
Oh, jangan kuatir, MyLov.
Seperti kata pepatah yang menyebut bahwa ada banyak jalan menuju Roma, maka tetap ada cara buat kalian yang nggak mandiri-mandiri banget, tapi ngebet pengin kuliah di Universitas Terbuka. Yaitu, dengan memanfaatkan jasa pihak ketiga.
Jadi begini, Sob. Supaya jangkauannya luas, UT punya Unit Pembelajaran Jarak Jauh (UPBJJ) yang ada di berbagai kota besar di Indonesia dan luar negeri, seperti UPBJJ Semarang, UPBJJ Banda Aceh, UPBJJ Sorong, dll. Tiap UPBJJ itu, memiliki kantor pengelola yang jumlahnya nggak cuma satu di masing-masing daerah. Mbak dan Mas di kantor pengelola inilah yang nantinya berperan jadi pihak ketiga yang akan membantu kita dengan semua hal yang berhubungan dengan administrasi di UT.
Ya. Semua.
Misal, kamu bingung mau ambil mata kuliah apa, para pengelola akan bantu mengarahkan mata kuliah apa saja yang sebaiknya kamu ambil. Soal pemesanan bahan ajar juga bisa diatur sama mereka. Kamu tinggal duduk manis dan menunggu kabar saja.
Kalau mau ujian bagaimana? Oh, tenang. Kamu tidak perlu repot-repot nge-print kartu ujian. Mereka nanti yang akan nge-print, memberi tahu lokasi ujian, dan memastikan bahwa kamu tahu di mana persisnya lokasi ujian tersebut. Tapi itu sebelum pandemi, ya. Kalau sedang pandemi seperti sekarang, berhubung tidak ada ujian tatap muka, para pengelola akan menjelaskan tata cara mengikuti Take Home Exam (THE) ke kamu. Iya, kamu~
Pun ketika hasil UAS sudah keluar. Kamu tidak perlu turun tangan langsung untuk nge-print hasil ujian ataupun Lembar Kemajuan Akademik Mahasiswa (LKAM). Cukup mereka saja. Dan kalau kamu nggak puas dengan hasil UAS, mau registrasi ulang mata kuliah, atau bahkan mengajukan penundaan kelulusan, tinggal hubungi saja pengelolanya. Mereka bakal membantu semua itu. Jadi, kamu nggak perlu repot cari info bagaimana-bagaimananya lewat katalog. Dah, katalognya buat bantal aja. Kan, tebelnya lumayan, tuh.
Widihhh, kok enak, ya?
Hoya jelas. Pas banget, kan, buat kamu yang nggak mandiri-mandiri banget atau masih diliputi banyak tanda tanya soal UT dan butuh seseorang buat memandu? Jadi, kamu bisa fokus buat belajar tanpa harus ribet dengan urusan administrasi. Asal jangan sampai salah pilih kantor pengelola aja, sih. Kan nggak lucu juga kalau sudah bayar biaya pengelolaan tiap semester, tapi pihak pengelolanya cuek bebek.
Wait. Jadi berbayar, nih?
Woy… dengan segala kemudahan yang ditawarkan kau pikir semua itu gratisan? Ingat, Bro. Kita hidup di Indonesia! Ya, bayarlah! Biayanya berbeda tiap daerah. Bocoran dari kawan saya, mahasiswa UT semester 5 yang ngikut ke salah satu kantor pengelola di Kabupaten Tegal, biaya pengelolaan per semester besarnya Rp500 ribu plus Rp100 ribu untuk administrasi. Hmmm, lumayan mahal, atau lumayan worth it?