Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Camat Baito Dicopot Bupati Imbas Kasus Supriyani, Blunder yang Amat Tak Perlu

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
31 Oktober 2024
A A
Camat Baito Dicopot Bupati Imbas Kasus Supriyani, Blunder yang Amat Tak Perlu

Camat Baito Dicopot Bupati Imbas Kasus Supriyani, Blunder yang Amat Tak Perlu

Share on FacebookShare on Twitter

Camat Baito, orang yang dianggap membantu Supriyani, guru honorer yang dituduh melakukan penganiayaan terhadap muridnya dinonaktifkan oleh Bupati Konawe Selatan. Penonaktifan tersebut dilakukan lantaran Sudarsono, Camat Baito tersebut, tidak memberi tahunya perkembangan tentang kasus tersebut.

Bagaimana, udah ngerasa ada yang aneh? Belum?

Oke. Ada camat dicopot bupati karena tidak memberi tahu perkembangan tentang suatu kasus. Aneh nggak menurut kalian?

Saya tidak tahu banyak perkara chain of command di dunia pemerintahan. Tapi menurut saya, pencopotan ini aneh, amat aneh, terlebih dengan alasan seperti itu. Meski memang bisa, tapi misal saya jadi bupati Konawe Selatan, saya mending mengambil langkah dengan minta anak buah saya untuk mencari update kasus Supriyani tersebut. Apa pun akan saya lakukan, kecuali mencopot.

Kenapa? Ya sederhana saja, sentimen publik terhadap saya akan jadi jelek. Amat jelek bahkan. Kasus Supriyani ini sudah jadi perhatian publik. Publik jelas pro Supriyani: guru honorer berhadapan dengan polisi. Kasus yang amat David vs Goliath-esque. Publik akan pro dengan pihak yang tak punya kuasa.

Saya jadi bertanya-tanya, bupatinya nggak punya tim PR po? This is very bad move.

Asumsi liar yang tidak perlu

Kasus Supriyani ini benar-benar kompleks jadinya karena yang terlibat jadi kelewat banyak. Bupati Konawe Selatan bisa jadi dikira pro polisi atas langkahnya yang menurut saya tidak matang ini. Padahal dari yang saya baca, pencopotan camat ini dimaksudkan agar dua pihak saja yang berurusan, tak perlu ada pihak lain yang ikut-ikut. Apakah itu bagus? Nggak juga sih, cara hukum bekerja kan nggak seperti itu. Meski ya, saya agak paham kenapa Bupatinya harus kek gitu. Paham lho ya, nggak berarti setuju.

Saya tak mau naif, bisa jadi camat ini punya maksud tertentu. Maaf-maaf saja, saya pesimis kali melihat dunia. Tapi bisa jadi, niat camat ini beneran untuk membantu guru honorer tersebut. Lumrahnya seorang pemimpin, dia harus mengupayakan kesejahteraan dan keamanan warga yang ada di bawahnya. Kalau dicopot, malah asumsi publik jadi kelewat liar.

Baca Juga:

Ternyata Label Islami Tak Bisa jadi Jaminan: Pengalaman Pahit Jadi Guru Honorer Serasa Jadi Pegawai Serabutan

Kalau Mau Cari Uang Jangan Jadi Guru, Terus Mereka Mau Makan Apa? Tenaga Dalam?

Bupati Konawe Selatan bisa jadi dikira mengintervensi dan punya kepentingan tersendiri. Atau bisa jadi dianggap yang tidak-tidak gara-gara alasannya tidak diberi update. Sekelas bupati pasti bisalah mendapat perkembangan informasi beginian. Orang bisa jadi bupati itu butuh jaringan yang kelewat luas. Kasus Supriyani juga bisa dicari beritanya di media, alasannya jadi terdengar makin tak masuk akal.

Maka dari itu, saya bilang ini langkah yang amat buruk. Sekalipun niatnya baik, tapi dunia menunjukkan bahwa banyak hal buruk kerap diawali dari niat baik.

Belajarlah dari kasus Supriyani

Secara pribadi, saya ingin kasus Supriyani ini segera kelar dan beliau tidak diberi hukuman sama sekali. Guru adalah profesi yang begitu rentan, terlebih beliau honorer, yang jelas tak punya kuasa apa pun pada pekerjaannya. Sudah gajinya bikin sedih, konsekuensinya pun perih.

Apa pun niat Camat Baito dan Bupati Konawe Selatan, saya tak peduli. Tapi berilah Supriyani bantuan atau perlindungan. Buat wargamu merasa dibantu dan diberi ketenangan mendapat hukuman. Guru honorer melawan pihak berkuasa jelas terlihat ketimpangannya. Alih-alih bikin keputusan yang terkesan publicity stunt, lebih baik fokus untuk membantu warganya yang sedang berhadapan dengan kekuatan yang hebat. Itu saja dulu, nggak usah ngurus yang lain.

Ini baiknya jadi pelajaran untuk bupati atau pejabat sejenisnya yang sering bikin statement publik. For God’s sake, sewalah tim PR agar kalian nggak sering-sering blunder dan pikir betul efek keputusan kalian. Kekuasaan bukan free pass kalian untuk melakukan tindakan di luar batas, ingat itu.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Normalisasi Upah Rendah sebagai Jalan Terjal Karier Guru Honorer Adalah Sesat Pikir yang Dibangga-banggakan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 31 Oktober 2024 oleh

Tags: bupati konawe selatancamat baitoGuru Honorersupriyani
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

sarjana pendidikan guru nasihat kiai mengajar Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa PPG

Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa

2 Desember 2019
PPG Prajabatan Bikin Saya Menunda Cita-cita Bahagiakan Ortu (Unsplash)

Cita-cita Membahagiakan Orang Tua Harus Tertunda karena Kewajiban Ikut PPG Prajabatan: Tips dari Peserta yang Berharap Segera Lulus

1 Mei 2025
Guru Honorer Non-Serdik, Penderitaan Guru Kasta Terbawah (Unsplash)

Kasta Guru di Sekolah Negeri: Guru Honorer non-Serdik Paling Bawah, Selalu Minder, dan Bisa Dibuang Kapan Saja

21 Januari 2024
Guru SD Cuma Manusia Biasa tapi Dituntut Serba Bisa. Jangan Menaruh Ekspektasi Berlebihan pada Kami

Kalau Mau Cari Uang Jangan Jadi Guru, Terus Mereka Mau Makan Apa? Tenaga Dalam?

7 September 2025
Kalau Mau Bahagia, Jadilah Guru PNS. Kalau Mau Jadi Filsuf, Jadilah Guru Honorer

Apa Jadinya Jika Tak Ada Lagi Guru Honorer?

30 Mei 2023
Konten Kreator Pendidikan Lebih Menjanjikan daripada Jadi Guru Honorer. Sebuah Peringatan Sebelum Terjebak Terlalu Dalam Mojok.co

Konten Kreator Pendidikan Lebih Menjanjikan daripada Jadi Guru Honorer. Sebuah Peringatan Sebelum Terjebak Terlalu Dalam

7 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.