Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Bus Sinar Jaya: Dulu Jadi Pilihan Pemuda Kabupaten Menjemput Mimpi di Kota, Kini Tak Lagi Relevan sejak Bikin Suite Class

A Faradilla Diatri Febriani oleh A Faradilla Diatri Febriani
29 Juni 2025
A A
Bus Sinar Jaya: Dulu Jadi Pilihan Pemuda Kabupaten Menjemput Mimpi di Kota, Kini Tak Lagi Relevan sejak Bikin Suite Class.

Bus Sinar Jaya: Dulu Jadi Pilihan Pemuda Kabupaten Menjemput Mimpi di Kota, Kini Tak Lagi Relevan sejak Bikin Suite Class.

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika saya masih kecil, sering kali saya ikut ke mbah saya ke terminal untuk menjemput orang tua saya. Kebetulan saya tinggal di salah satu kecamatan kecil di Banyumas, dan tentu saja terminal adalah jadi satu-satunya tempat para pemuda desa menjemput mimpinya di kota besar. Termasuk orang tua saya dulu. Biasanya bus akan datang di terminal setelah maghrib atau pun isya. Tergantung keadaan jalan saat itu macet atau tidak. Dari semua bus yang ada di Terminal, bus yang selalu digunakan orang tua saya ketika pulang adalah Sinar Jaya.

Meski bukan satu-satunya bus yang mengantar para perantau, Sinar Jaya selalu menjadi pilihan para pemuda desa berangkat ke kota. Alasannya simpel sebenarnya, murah dan meriah. Dengan hanya bermodalkan 50-60 ribu rupiah saja, kita bisa sampai Jakarta/Bandung dalam waktu 6-7 jam.

Meski tergolong lebih lama di jalan dibandingkan dengan kereta atau travel, dengan harga segitu tentu harganya akan terasa lebih murah. Apalagi rata-rata penggunanya adalah pemuda-pemuda desa yang baru saja lulus SMP atau SMA, termasuk saya saat itu, yang sudah pasti uangnya masih terbatas dan biasanya mendapatkan “sangu” dari hasil orang tua mereka menjualkan hasil kebun atau gabah di desa.

Selain bus Sinar Jaya, sebenarnya ada pilihan bus lain. Hanya saja, dengan harga yang hampir sama tingkat kenyamanan dari busnya jauh berbeda. Sinar Jaya, pada saat itu, memiliki interior yang nyaman khas bus baru, dengan leg room yang lebih manusiawi. Hiburannya memang hanya speaker bus yang diputarkan musik dangdut pantura selera Pak Supir. Namun, dengan kaki yang lebih leluasa, menikmati lagu “bang SMS siapa ini bang” terasa lebih meriah tanpa khawatir kaki kesemutan.

Perubahan Bus Sinar Jaya, dari bus ekonomi terjangkau kini menjadi bus suite class

Beberapa tahun belakangan, fenomena bus mewah sedang hits di Indonesia. Para pengusaha bus beramai-ramai membuat bus eksekutif hingga suite class. Kebanyakan bus dilengkapi fasilitas yang hampir mirip seperti hotel berjalan. Dari cemilan yang mengharamkan penumpangnya untuk lapar, hingga kasur yang dilengkapi selimut tebal di dalamnya.

Sinar Jaya pun tidak mau kalah, mereka mencoba memperbaiki eksekutif class, membuat bus double decker, dan puncaknya dengan membuat suite class yang fasilitasnya hampir sama dengan bus mewah lain. Yang menjadi nilai pembeda dari Sinar Jaya adalah harganya yang diklaim lebih murah dibanding bus mewah lain.

Apa yang dilakukan bus Sinar Jaya sebenarnya sudah benar, adaptasi bisnis tentu sangat diperlukan agar tidak kalah saing dengan bus-bus lain. Sayangnya, dari segala pembaruan yang dilakukan, bus ekonomi Sinar Jaya tidak terlalu banyak berubah. Terakhir kali saya ke Jakarta menaiki bus ini, fasilitasnya sudah mulai banyak yang rusak. Mungkin itu yang menjadi alasan kenapa saat itu saya tidak banyak menemui pemuda yang sama-sama naik bus kelas ini ketika dari terminal.

Sudah tidak lagi menjadi pilihan utama bagi pemuda kabupaten menjemput mimpi di kota.

Semakin sepinya para perantau yang naik bus Sinar Jaya, berbanding lurus juga dengan keadaan terminal di kecamatan saya sekarang. Dulu, di tiap hari minggu sore sampai malam, terminal sudah pasti ramai dipenuhi orang-orang yang akan berangkat atau kembali dari perantauan. Pedagang mendoan laris karena memang  menjadi salah satu makanan yang cocok untuk bekal ketika perjalanan di bus.

Baca Juga:

Bus Bagong, Bus Ekonomi Murah Rasa Jet Tempur

Bus Sinar Mandiri: Sugeng Rahayu-nya Pantura yang Membuat Saya Mengingat Tuhan Sepanjang Kudus-Semarang

Sekarang, pedagang mendoan di area terminal hanya bisa dihitung jari. Kebanyakan sudah pindah ke tempat yang lebih ramai. Terminal pun semakin sepi, hanya terlihat beberapa bus kecil yang masih terparkir, tapi sepi penumpang.

Yang membuat saya makin sedih adalah, bus Sinar Jaya, yang sudah lama menjadi bus langganan di terminal itu, kini hanya lewat saja dan tidak lagi diberangkatkan dari terminal tersebut. Kalaupun ada penumpang yang sudah memesan tiket, paling bus hanya berhenti saja beberapa menit kemudian berangkat kembali begitu penumpang sudah naik.

Seiring perkembangan jaman, bisnis juga selayaknya harus mengikuti. Sinar Jaya pun begitu. Memperbaharui bus menjadi lebih eksekutif serta membuat suite class mungkin memang menjadi terobosan bagi mereka untuk tetap bisa eksis di tengah persaingan. Namun, karena mungkin dianggap kurang menguntungkan, Sinar Jaya kelas ekonomi jadi kurang diperhatikan dan lama kelamaan menjadi semakin sepi peminat.

Tapi tidak apa, meski begitu, bus Sinar Jaya kelas ekonomi sudah pernah menjadi saksi mengantarkan para pemuda-pemuda desa berusaha mengubah nasib di Ibu Kota.

Penulis: Hardika Ilhami
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Setelah Tidak Pernah Naik Bus, kini Saya Menyesal Mencoba Naik Sleeper Bus Sinar Jaya Suite Class

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Juni 2025 oleh

Tags: bus ekonomibus sinar jayasuite class
A Faradilla Diatri Febriani

A Faradilla Diatri Febriani

Manusia yang sedang belajar.

ArtikelTerkait

Pengalaman Pertama Naik Bus Ekonomi 14 Jam: Murah sih, tapi Banyak Huru-hara, Sopir Nggak Ramah!

Pengalaman Pertama Naik Bus Ekonomi 14 Jam: Murah sih, tapi Banyak Huru-hara, Sopir Nggak Ramah!

17 Juli 2025
Sinar Jaya Bus Favorit Keluarga dengan 6 Kekurangan (Unsplash)

Sinar Jaya: Bus Favorit Keluarga dengan 6 Kekurangan

18 Juni 2023
Bus Sinar Mandiri: Sugeng Rahayu-nya Pantura yang Membuat Saya Mengingat Tuhan Sepanjang Kudus-Semarang

Bus Sinar Mandiri: Sugeng Rahayu-nya Pantura yang Membuat Saya Mengingat Tuhan Sepanjang Kudus-Semarang

26 Juli 2025
Saya Kapok Naik Bus Ekonomi Madura-Surabaya, Armada Bobrok dan Pelayanan Bintang Satu Mojok.co

Saya Kapok Naik Bus Ekonomi Madura-Surabaya, Armada Bobrok dan Pelayanan Bintang Satu

19 Juni 2024
Senja Kala Bus Mulyo, Sesepuh Jalur Purwokerto-Jogja yang Kini Tinggal Menunggu Mati Mojok.co

Senja Kala Bus Mulyo, Sesepuh Jalur Purwokerto-Jogja yang Kini Tinggal Menunggu Mati

4 Maret 2024
Pertama Kali Naik Bus Bagong ke Malang Jadi Pengalaman Paling “Membagongkan” dalam Hidup Mojok.co

Pertama Kali Naik Bus Bagong ke Malang Jadi Pengalaman Paling “Membagongkan” dalam Hidup

9 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.