Siapa sangka kalau di Sidoarjo, ada bumbu masak instan yang sudah jadi andalan banyak ibu di wilayah Sidoarjo hingga Surabaya. Namanya Bumbu Masak Machmudah.
Mengolah bumbu menjadi faktor utama penyebab malas masak, itu bagi saya. Secara teori saya tahu segala macam abu rampe perbumbuan dan cara memasak masakan tradisional. Seperti memasak rawon misalnya, saya tahu bumbu dasarnya kluwek dan saya tahu cara mengolah bumbunya. Tapi, saya tak punya kemampuan mengupas kluwek.
Bagi yang belum tahu, mengupas kluwek itu PR banget. Kulitnya keras dan cara membuka kulitnya harus dipukul menggunakan ulekan. Kalau hanya untuk memasak 1kg daging sapi, saya menyerah. Lantas, apakah saya tetap memasak rawon? Tentu saja, tapi pakai bumbu instan.
Tak hanya rawon, segala masakan yang bumbunya effort banget, saya selalu pakai bumbu instan. Meskipun memakai bumbu instan, saya juga pilih-pilih. Saya memilih bumbu masak instan yang berbentuk pasta atau basah, dibanding yang berbentuk bubuk. Alasannya, bumbu basah rasanya lebih mantap dibandingan bumbu bubuk. Ada satu bumbu terbaik versi saya, yaitu Bumbu Masak Machmudah (BMM) dari Sidoarjo.
Daftar Isi
Bumbu Masak Machmudah mudah didapatkan di tukang sayur keliling
Di daerah tempat tinggal saya, siapa sih yang tidak kenal Bumbu Masak Machmudah. Tak ada tukang sayur keliling yang tidak menyediakan bumbu instan ini. Tukang sayur langganan saya malah punya SOP yang memudahkan pelanggannya dengan bertanya setelah melihat apa saja yang saya beli.
“Mau masak lodeh, Mbak?” begitu katanya. Dan setelah itu bumbu lodeh BMM ikut dimasukkan ke belanjaan saya. SOP tukang sayur ini tentu saja jadi memudahkan pekerjaan saya di dapur.
Bumbu Masak Machmudah tak hanya dijual tukang sayur keliling, tapi juga di semua pasar tradisional di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Mungkin juga mudah didapatkan di wilayah Jatim lainnya, saya kurang tahu pasti.
Harga per kemasan sachetnya hanya Rp2.500, tapi kadang-kadang ada juga tukang sayur yang menjualnya seharga Rp3.000. Kalau mau beli dalam jumlah banyak untuk stok di rumah, saya sarankan beli di pasar saja. Selain varian bumbunya lebih lengkap, harganya juga lebih ekonomis. Oh iya, setelah saya cek, ternyata Bumbu Masak Machmudah juga banyak dijual di Shopee dan Tokopedia.
Punya 16 macam bumbu, bukan rasa pabrikan
Agar mendapat rasa masakan yang mantap, racikan bumbu dan jumlah bumbu harus pas. Maksud saya, kalau bumbunya cuma sedikit, rasa masakan jadi kurang meresap. Saya suka pakai bumbu dobel biar makin sedap, misalnya saja kalau masak ayam goreng ungkep. Meskipun di kemasan Bumbu Masak Machmudah tertulis untuk mengungkep ayam 1kg, saya biasa pakai dua bungkus. Tapi, semua kembali ke selera masing-masing, suka bumbu jumlah banyak, pas atau tipis? Bebas saja.
Nah, bumbu ayam ungkep dari BMM adalah bumbu andalan saya. Biasanya saya tinggal menambahkan sereh dan daun salam untuk memasak ayam ungkep. Yang paling penting, rasanya mirip dengan bumbu ungkep buatan ibu saya. Rasa rumahan, bukan rasa pabrikan.
Saya pernah mencoba beberapa merk bumbu masak instan yang berbentuk bubuk untuk ungkep ayam. Tapi kemudian saya kapok karena rasa masakan saya jadi kayak masakan olahan.
Bumbu Masak Machmudah Sidoarjo punya 16 varian, semuanya masakan tradisional rumahan. Tujuh di antaranya selalu menjadi persediaan wajib saya, yaitu bumbu rawon, kare, krengsengan, ungkep ayam, ayam bumbu rujak, soto, dan bumbu bali. Punya stok bumbu ini di kulkas cukup membantu meringankan beban pikiran “mau masak apa besok”. Biasanya saya cek isi kulkas dan freezer, baru menentukan menu sesuai stok bumbu yang ada. Selain bisa mikir ringan, juga sat-set kalau masak. Pokoknya wajib nyetok bumbu ini biar hidup nggak semakin ribet.
Disnaker Sidoarjo sebaiknya berguru ke Bu Machmudah
Sepertinya selama ini saya terlalu fokus sama “masak apa hari ini” sampai-sampai baru sadar kalau Bumbu Masak Machmudah itu produksi UMKM Sidoarjo. Pantesan bumbu ini jadi primadona tukang sayur keliling di perumahan saya, serta mudah didapatkan di pasar tradisional wilayah Surabaya dan tentu saja Sidoarjo.
Bumbu Masak Machmudah adalah usaha kecil rumahan yang berdiri sejak tahun 1999 di Desa Putat, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Izin usaha Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) baru didapatkan oleh Bu Machmudah satu tahun kemudian, dan setelah itu usaha rumahannya terus meroket.
Sementara Disnaker Pemkab Sidoarjo tidak tahu harus bagaimana mengatasi angka pengangguran rakyatnya yang mencapai 8,05%, Bu Machmudah, pemilik usaha BMM, ternyata diam-diam sudah sejak lama mempekerjakan masyarakat sekitar Desa Putat, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Jumlah produksinya setiap hari mencapai 30 ribu bungkus, kurang lebih usaha ini sudah memiliki 100 orang karyawan yang semuanya tinggal di wilayah Putat.
Saya dengar banyak cerita dari orang Tanggulangin tentang kebaikan hati pemilik BMM. Katanya, Bu Machmudah tidak mempermasalahkan ijazah pekerjanya. Bahkan berbagai sumber juga mengatakan kalau beliau mengizinkan karyawan yang tidak memungkinkan bekerja di rumah produksi boleh WFH, biasanya ibu-ibu yang memiliki anak kecil atau kakek-nenek yang harus mengasuh cucunya. Tentu saja pekerjaan yang dilakukan di rumah tidak perlu berhubungan langsung dengan proses produksi.
Bumbu Masak Machmudah yang sekian tahun sudah menjadi solusi kemalasan saya untuk mengupas kluwek dan memudahkan saya memasak, ternyata bukan usaha rumahan biasa, ini aset terbaik Kabupaten Sidoarjo. Usaha milik Bu Machmudah ini bahkan layak disebut tempat kerja inklusi yang ramah terhadap semua kelompok, termasuk perempuan dan lansia.
Penulis: Rina Widowati
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sidoarjo: Surga untuk Pebisnis, Neraka bagi Perantau. Pengeluaran Selangit, Pemasukan Sulit!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.