Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Bulan Ramadan dan Lebaran Membuat Banyak Orang Indonesia Jadi Auto Pengusaha

Nurkomala Hayati oleh Nurkomala Hayati
30 Mei 2019
A A
pengusaha lebaran

pengusaha lebaran

Share on FacebookShare on Twitter

Jadi auto-pengusaha. Kok bisa? Di bulan puasa melakukan kegiatan seperti hari-hari biasa saja beratnya nauzubillah—kok ya bisa-bisanya jadi pengusaha? Jumlahnya banyak lagi—bukan hanya satu dua orang yang beralih profesi.

Sebelum berbuka puasa ada kebiasaan yang banyak dilakukan oleh orang-orang di Indonesia—ngabuburit. Semacam kegiatan yang dilakukan untuk menantikan azan Maghrib tiba. Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan—seperti sekedar main kerumah tetangga melihat sedang masak apa dengan harapan saat pulang ke rumah bawa piring yang sudah berisi.haha. Bisa juga duduk di pinggir jalan bersama teman membicarakan si B dan A yang sedang menjalin asmara dan kemudian muncul orang ketiga—sungguh julid adalah nikmat yang ditentang oleh Tuhan namun tetap saja sering dilakukan~

Ada juga yang ngaburit dirumah sekedar menonton tv, dan versi manusia pencari pahala biasanya menghabiskan ngabuburit nya dengan membaca Alquran sampai khatam. Ada lagi golongan yang senang sekali ngabuburit jalan-jalan membeli makanan dipinggir jalan.

Nah ini, bulan Ramadan banyak sekali para penjual makanan yang muncul di pinggir jalan. Bahkan ada pasar yang buka sore hari di bulan Ramadan—pasar yang tidak ada jika tidak bulan puasa, hanya semacam pasar kaget yang beroperasi satu bulan. Di dalamnya banyak sekali penjual yang menjajakan berbagai macam makanan. Beberapa makanan jarang bahkan sulit ditemuin jika tidak bulan suci, seperti contohnya kolak pisang.

Namanya juga orang puasa, banyak haus matanya. Semua ingin dibeli mengingat sebentar lagi azan Maghrib tiba dan dengan oke-sip-nya memberi makan si perut kosong hingga kenyang. Padahal sesampainya di rumah es teh dan dua buah gorengan sudah cukup untuk buka puasa sebelum makan nasi. Maklum orang Indonesia, belum makan jika belum terisi nasi.

Itulah mengapa banyak pengusaha bermunculan saat bulan Ramadhan. Bayangkan saja di pinggir jalan melihat es buah yang menggoda? Siapa yang tidak tertarik coba. Ya syukur jika usaha terus berlanjut meski Ramadan usai. Namun disayangkan para pembeli pasti tidak senafsu untuk membeli ini itu saat hari-hari biasanya—mengingat perut berisi hingga nafsu mata tidak separah seperti saat bulan Ramadan.

 

Selain makanan yang merupakan kebutuhan pokok, pakaian juga merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi—ditambah lagi tidak sedikit orang ingin mengenakan baju baru saat lebaran. Kebiasan ini membuat pembelian pakaian naik seketika.

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

Tiap orang ingin tampil maksimal saat lebaran karena akan banyak bertemu sanak saudara. Syukur-syukur diselipin amplop kan ya saat pulang—yang sangat disayangkan saat sudah tidak dapat THR yang diharapkan, malah mendapatkan banyak pertanyaan—wabilkhusus untuk seorang anak rantau.

Kuliah dimana?

Semester berapa?

Oh semester tua, skripsi sudah sampe mana?

Kapan wisudanya?

Sudah punya pacar?

Rencana nikah kapan?

Sudah kerja?

Kerja di mana?

Gaji berapa ?

Duh Gusti, cobaan berat macam apalagi ini. Mengapa sulit sekali menjawab pertanyaan-pertanyaan ini—mengapa lebih sulit dari analisis skripsi? Mengapa mereka yang melontarkan pertanyaan itu seketika terlihat seperti dosen yang akan menguji saat sidang?

Selain itu, saat lebaran pasti banyak sekali nastar yang terjajar di ruang tamu. Ini adalah salah satu peluang bisnis luar biasa saat bulan Ramadan. Tidak semua emak-emak bisa membuat kue, tidak semua juga mau membuat kue—jadilah yang bisa dan juga rajin ditambah dengan otak yang berputar memikirkan bagaimana mendapatkan cuan ya tentu saja jualan kue. Harga kue tidak bisa dimasukkan kedalam list murahan, ngomong-ngomong.

Bahan-bahan  kue yang cukup terbilang mahal, dan kesabaran si pembuat pun harus diperhitungkan. Tahu kue lapis legit?Iya, yang berlapis-lapis itu. Ampun membuatnya lama sekali ditambah harus sekali sabar untuk menuangkan adonan kue yang tidak bisa sekaligus seperti bolu. Satu lapis jika sudah tidak terlalu encer baru kembali menuang adonan diatasnya dan begitu seterusnya. Sehingga dinamakan kue lapis dan harganya cukup lumayan oke, penasaran? Coba saja ke toko kue dan beli untuk lebaran nanti.

Ramadan Kareem membawa banyak berkah ya selain pahala yang dilipat gandakan—rejeki pun berjalan lancar. Wait, sehabis puasa muncul lebaran—lalu THR pun diharapkan. Namun yang amat disayangkan banyak pula orang tua yang hanya memberi ucapan untuk kalangan yang sudah tidak bisa dikatakan anak-anak lagi.

“Yang  sudah besar tidak usah ya”.

Hancur seketika harapan mendapatkan uang jajan tambahan, jika dipikirkan dengan seksama menggunakan perkiraan dana kehidupan yang akurat—justru yang sudah besar inilah yang lebih membutuhkan THR.

Anak kecil untuk apa sih? Es krim? Mainan? Duh dek, kebutuhan kami lebih banyak, apalagi mahasiswa tingkat akhir ini—kan lumayan uang THR untuk menambah dana mencetak skripsi yang berulang kali kena coretan dosen. Coretannya sedikit, nge-print-nya mengulang lagi dari awal, dana yang dikeluarkanpun ya berulang-ulang.

Satu lagi komplotan pengusaha yang banyak bermunculan meski Ramadan usai dan lebaran datang, penjual mainan. Apa sih yang diinginkan anak-anak jika memegang uang yang menurut mereka banyak? Ya mentok-mentok beli mainan. Nah, si anak yang merasa duit THR adalah milik mereka sepenuhnya jelas saja terserah mereka juga ingin menghabiskannya bagaimana.

Saya pun pernah menjadi korban peluang memanfaatkan momen lebaran. Saya menjadi pengusaha mainan anak seketika—duh ilehhh pengusaha. Padahal hanya jualan sekitar semingguan—tapi jangan salah loh, keuntungan yang didapatkan lumayan.

Si anak jika tidak melibatkan orang tua dalam transakasi jual beli mainan tentu saja sangat menguntungkan si penjual. Orang tua jika menawar bisa setengah harga bahkan ada saja penjual dadakan seperti saya yang tidak mendapatkan keuntungan dari satu mainan yang mereka tawar—tanpa menunggu si penjual setuju tapi pembeli melemparkan uang di atas mainan yang dijejerkan.

Untung saja  masih momen lebaran—waktunya saling memaafkan. Tidak mengapa, aku sebagai penjual tidak mendapatkan keutungan dari mainan yang kau beli. Doakan saja banyak anak yang akan datang tanpa mengajak orangtuanya—apalagi seperti ibu yang tipenya memaksa—duh.

Hidup pengusaha sementara—semoga hidup kita tidak terjajah oleh pembeli yang maunya menang sendiri.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Auto PengusahaLebaranRamadanTrend Masyarakat
Nurkomala Hayati

Nurkomala Hayati

ArtikelTerkait

5 Inspirasi Makeup yang Patut Dicoba biar Lebaran Makin Glow Up terminal mojok

5 Inspirasi Makeup yang Patut Dicoba biar Lebaran Makin Glow Up

9 Mei 2021
Menginap di Pelabuhan, Kiat Mudik Ekonomis Sedikit Miris

Menginap di Pelabuhan, Kiat Mudik Ekonomis Sedikit Miris

20 April 2023
Kalau di Kota Ada Kirim Parsel, di Desa Ada Ater-ater Tipe-tipe Orang saat Menunggu Lebaran Datang Terima kasih kepada Tim Pencari Hilal! Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Bulan Syawal Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Lebaran Buku Turutan Legendaris dan Variasi Buku Belajar Huruf Hijaiyah dari Masa ke Masa Serba-serbi Belajar dan Mengamalkan Surah Alfatihah Pandemi dan Ikhtiar Zakat Menuju Manusia Saleh Sosial Inovasi Produk Mushaf Alquran, Mana yang Jadi Pilihanmu? Tahun 2020 dan Renungan ‘Amul Huzni Ngaji Alhikam dan Kegalauan Nasib Usaha Kita Nggak Takut Hantu, Cuma Pas Bulan Ramadan Doang? Saya Masih Penasaran dengan Sensasi Sahur On The Road Menuai Hikmah Nyanyian Pujian di Masjid Kampung Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Horornya Antrean Panjang di Pesantren Tiap Ramadan Menjadi Bucin Syar'i dengan Syair Kasidah Burdah Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Pandemi Corona Datang, Ngaji Daring Jadi Andalan Tips Buka Bersama Anti Kejang karena Kantong Kering Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Rebutan Nonton Acara Sahur yang Seru-seruan vs Tausiyah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Aduh, Lemah Amat Terlalu Ngeribetin Warung Makan yang Tetap Buka Saat Ramadan Tong Tek: Tradisi Bangunin Sahur yang Dirindukan Kolak: Santapan Legendaris Saat Ramadan

Terima Kasih kepada Tim Pencari Hilal!

21 Mei 2020
Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi Mojok.co

Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi 

9 Maret 2025
megono

Belum Lebaran Kalau Belum Megono-an

6 Juni 2019
ibu

Dapat Tawaran Skripsi Jadi dan Calon Istri Saat Mudik Lebaran dari Ibu

24 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.