Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Buku ‘Bahagia Bersama’ Bocorkan Rahasia Sukses 30 Tahun JNE

Melalui buku ini, saya baru tahu orang-orang yang saat ini memimpin JNE ternyata pernah merasakan posisi dari nol.

Katharina Stogmuller oleh Katharina Stogmuller
23 Oktober 2021
A A
Buku ‘Bahagia Bersama’ Bocorkan Rahasia Sukses 30 Tahun JNE mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

“Permisi, Paket… Paket….”

Itulah suara lantang yang selalu kita tunggu-tunggu. Terkadang mengagetkan kita ketika tidur siang. Namun, selalu membuat kita tanpa ragu mencelat secepat kilat untuk menghampirinya. Kita menyambutnya dengan senyuman yang paling hangat seakan bertemu dengan orang yang sudah lama kita nanti-nantikan.

Tak ada orang yang tak senang mendapatkan paket. Perusahaan ekspedisi seperti JNE memang dekat dengan kehidupan kita. Buku Bahagia Bersama yang ditulis Kang Maman ini menggambarkan betul bagaimana peran JNE dalam kehidupan sehari-hari kita yang memang seakan sebagai suatu kesatuan tak bisa dipisahkan. Buku ini pun menyajikan rahasia mengapa JNE bisa bertahan hingga saat ini. Tentu saja dibawakan dengan gaya penulisan Kang Maman yang enak dibaca.

Hangat, begitu rasanya setiap kali saya selesai membaca kisah demi kisah. Rasanya sama seperti saya sedang mendengarkan lagu-lagu Phil Collins yang berkumandang di soundtrack Brother Bear. Mak nyes sekaligus kurang ajar! Lha kenapa? Karena beberapa kali saya harus ngelap ingus yang tiba-tiba meler sampai dikatain Ibuk.

“Kowe ki ngopo to sentrap-sentrup wae? Bar dipedhotke meneh po kowe?”

“Bukunya bagus, Momsss!”

Duh, untung saja ingus saya tidak membasahi bukunya. Sayang kalau bukunya sampai basah, isinya bagus gini. Kang Maman memang berhasil membangun energi positif melalui buku ini. Sesuai deh sama judulnya, Bahagia Bersama. Pembaca seakan diberi pelukan hangat sekaligus ditampar. Dua kombinasi yang sungguh menyebalkan.

Iyaaa. Buku ini menyadarkan pembacanya untuk selalu berbuat kebaikan. Buku ini pun terbilang cukup unik karena juga mengisahkan kiprah JNE yang bisa bertahan selama tiga puluh tahun di dunia ekspedisi. Saya kini paham rahasia yang membuat JNE bisa langgeng, nggak kayak hubungan saya. Ternyata tipsnya adalah berbagi kebaikan.

Baca Juga:

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Beneran lho, saya nggak habis pikir ternyata JNE juga berpikir untuk berbuat kebaikan. Pandangan saya, perusahaan yang besar “hanya” mencari keuntungan. Ternyata JNE rajin memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu, janda tidak mampu, dan kaum dhuafa. Kebiasaan JNE ini tidak lain karena warisan dari pendirinya, Alm. Bapak Soeprapto Suparno.

Buku ini dibagi menjadi tiga bab. Bab pertama berjudul “Berbagi Tak Mengurangi” berisikan kisah-kisah Kang Maman. Sebenarnya, ini adalah bab paling kurang ajar di buku karena berkali-kali saya ditampar melalui kisah-kisah ini. Mengingatkan saya untuk selalu berbagi, berbagi, dan berbagi.

Bab kedua, “Tiga Serangkai”, merupakan kisah orang-orang yang saat saat ini memimpin JNE. Menurut saya, bab kedua ini isinya adalam sumber inspirasi yang menggugah. Bab terakhir, “Cerita Juara”, adalah kumpulan-kumpulan cerita para pemenang lomba menulis JNE.

Berbagi memang tak harus kaya, begitulah kisah awal dari buku ini dimulai. Kang Maman menceritakan bagaimana hatinya tergerak setelah melihat video yang sempat viral di media sosial, mengenai bocah cilik penjual gorengan yang memberi dagangannya kepada seorang bapak tua di emperan toko. Kang Maman kemudian menggalang donasi dan berhasil mengumpulkan dana yang terbilang cukup banyak untuk si anak penjual gorengan ini. Anak kecil tersebut menjadi bukti nyata bahwa masih banyak orang baik di tengah dunia yang semrawut.

Setelah kisah itu, Kang Maman juga bercerita ketika tak memiliki uang sepeser pun. Saya nggak pernah membayangkan Kang Maman yang wajahnya ramah banget ternyata pernah menjadi pencuri buah jambu. Namun, begitu cara Tuhan menolongnya. Ia bertemu sang pemilik jambu. Bukannya diteriaki maling atau bagaimana, sang pemilik justru mengajaknya untuk berbuka puasa di rumahnya. Bahkan, ketika pulang pun Kang Maman diberikan uang saku. Memang terkadang sungguh ajaib cara Tuhan bekerja.

Saya cukup terkejut karena melalui buku ini, saya baru tahu orang-orang yang saat ini memimpin JNE ternyata pernah merasakan posisi dari nol. Tentu saja, hal ini menginspirasi saya, mungkin suatu saat saya bisa menduduki posisi ibu negara, hahaha. Yah, saya pikir, orang yang menjadi “putra mahkota” JNE langsung makbenjunjuk mendapat posisi presiden direktur menggantikan Alm. Bapak Soeprapto Suparno, eh ternyata beliau pun memulai kariernya benar-benar dari bawah, bahkan pernah merasakan menjadi seorang kurir on board.

Begitu juga dengan Pak Edi yang menjadi direktur, beliau pernah merasakan menjadi seorang kurir. Sama halnya dengan Pak Chandra yang kini menduduki posisi direktur keuangan, ia dulunya bermula dari seorang tukang ketik. Maka dari itu, saya yakin bahwa para pemimpin JNE akan lebih menghargai karyawannya karena pernah merasakan bagaimana berjuang dari nol. Hal ini juga adalah pembelajaran yang dapat diberikan kepada orang-orang muda, yakni untuk jangan pernah takut untuk memulai karier dari bawah. Selagi giat bekerja, pasti akan membuahkan hasil. Entah, itu kapan mbok yakin pastilah membuahkan hasil.

Di bab terakhir berisi tulisan para pemenang kompetisi menulis yang pernah diselenggarakan oleh JNE, sebenarnya agak unik halamannya. Saya nggak tahu ini kebetulan atau tidak, namun cerita dimulai dari halaman 111 yang dikenal sebagai “angka keberuntungan”. Haduh, aku mulai ngelantur lagi.

Bab terakhir buku ini berisi kesaksian orang-orang yang pernah berurusan dengan JNE, entah itu konsumen ataupun pegawai JNE itu sendiri. Dari cerita-cerita ini saya sadar, ternyata paket-paket sepele yang biasanya saya beli di lapak online bisa sampai karena peran banyak orang. Bab ini juga menyadarkan saya perjuangan kurir. Saya teringat seorang kurir JNE yang menerjang hujan mengantarkan paket saya dalam keadaan kering, padahal isinya hanyalah maskara dan bedak yang saya beli gara-gara promo, huhuhu. Hebatnya, Mas Kurir itu masih tersenyum hangat.

Oh, iya saya kelupaan membahas tampilan buku ini. Sungguh eye catching, mbok tenin! Tidak membosankan untuk dibaca karena Kang Maman bekerja sama dengan Mice sebagai ilustratornya. Saya sempat mbatin, lho ini kan nggak asing gambar-gambarnya. Lha yo pantas saja, ini kan ilustrator yang sering saya jumpai di koran Kompas setiap Minggu.

Buku ini pun berisi banyak kutipan yang cukup menampar. Ada satu kutipan yang paling menyentuh hati saya, bunyinya, “Orang-orang baik tak hidup untuk dirinya sendiri. Ia juga hidup juga untuk orang lain. Menjadi cahaya. Setidaknya, membawa cahaya, memberi dan membagikannya kepada sesama.” Daleeem.

Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Mojok.co dan JNE.

Terakhir diperbarui pada 23 Oktober 2021 oleh

Tags: advertorialbahagia bersamajnekang mamanpilihan redaksi
Katharina Stogmuller

Katharina Stogmuller

ArtikelTerkait

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
Serba-serbi KPR: Tips dan Trik agar Pengajuan KPR Diterima dan Bisa Dapat Bunga yang Rendah sewa rumah

Serba-serbi KPR: Tips dan Trik agar Pengajuan KPR Diterima dan Bisa Dapat Bunga yang Rendah

26 Oktober 2022
8 Rekomendasi Kopi Sachet yang Bikin Mata Melek Semalaman untuk Belajar, Kerja, Atau Melawan Oligarki

8 Rekomendasi Kopi Sachet yang Bikin Mata Melek Semalaman untuk Belajar, Kerja, Atau Melawan Oligarki

13 Februari 2025
gusti ahmad pelarian HB V mojok kraton jogja

Kisah Gusti Ahmad: Ayahnya Dibunuh Selir, Takhtanya Direbut Sultan HB VI, Hidupnya Diburu Sultan HB VII

29 Januari 2024
Urutan Teh Kemasan Indomaret dengan Kandungan Gula Terendah hingga Tertinggi. Harus Bijak Dikonsumsi!

Urutan Teh Kemasan Indomaret dengan Kandungan Gula Terendah hingga Tertinggi. Harus Bijak Dikonsumsi!

9 Februari 2024
Menghitung Penghasilan Tok Dalang Upin Ipin yang Membuatnya Jadi Crazy Rich Kampung Durian Runtuh

Menghitung Penghasilan Tok Dalang Upin Ipin yang Membuatnya Jadi Crazy Rich Kampung Durian Runtuh

7 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.