Sebelum saya menemukan Terminal Mojok sebagai media untuk menerbitkan tulisan kita layaknya blog, dahulu sekali saat zaman masih laris HP tipe Java, sekitar 2014, saya sering menulis sesuatu di Facebook saya. Tentu saja tulisan-tulisan saya dulu adalah tulisan yang sangat pendek, atau ide pokoknya saja. Zaman Facebook masih berjaya dulu, sih, orang menamainya dengan “status”.
Lambat laun, saya mulai mengenal Google dan mencari informasi di sana. Mulai saat itulah saya banyak mengunjungi blog yang tentunya sangat membantu pekerjaan saya sebagai pelajar. Kemudian, terbesit di pikiran saya, “Bagaimana cara membuat suatu tulisan yang agak panjang agar bisa masuk Google?” Saya mulai mencari dan mencari, bagaimana caranya.
Akhirnya saya menemukan suatu fitur dalam internet bernama “blog”. Sepintas, blog ini memang mirip sekali dengan Facebook. Namun, disebutkan dalam artikel yang saya baca saat itu, blog mengakomodasi keterbacaan tulisan kita oleh semua orang di dunia, bukan hanya teman-teman kita saja seperti Facebook. Hal tersebutlah yang membuat saya tertarik untuk mendalami dunia blogging ini.
Dua platform blog yang terkenal saat itu, dan saya kira hingga saat ini pula, adalah Blogspot/Blogger besutan Google dan WordPress. Saat itu, saya menelusuri tentu dengan HP Java saya, bagaimana saya bisa membuat Blogspot atau WordPress. Setelah saya kunjungi situsnya, ternyata membangun blog di Blogspot dan WordPress terlalu berat untuk ukuran HP Java saya karena keduanya hanya userfriendly pada perangkat desktop dan beberapa HP tipe tertentu seperti android yang keberadaannya masih sangat jarang saat itu.
Singkat cerita, saya menemukan Mywapblog sebagai solusi atas keterbatasan perangkat yang saya miliki untuk membangun blog. Saya ingat betul, blog pertama saya memiliki domain cinta-indonesia.indonesiaz.com. Maklum saja, saya sangat nasionalis saat itu. Blog saya isi dengan tulisan-tulisan ringan seperti puisi, cerpen, dan berbagai jenis teks lain yang biasanya bekas dari tugas sekolah saya.
Mywapblog memang diciptakan khusus untuk mengakomodasi perangkat-perangkat mobile kurang canggih yang saat itu berkembang, seperti HP dengan OS Java atau Symbian. Tidak hanya dimudahkan dalam menulis kiriman semudah membuat status Facebook, tapi tampilannya dan hasil akhirnya juga sangat responsif untuk dibuka dari berbagai macam perangkat mulai desktop sampai HP butut sekalipun. Tentu hal tersebut menjadi nilai plus mengingat Blogspot dan WordPress saat itu dan mungkin hingga sekarang masih berat untuk tampilan mobile karena sering kali temanya dipenuhi gambar-gambar background yang besar.
Mywapblog diciptakan oleh Arvind Gupta, pemuda asal India, pada 2008. Saat menciptakan Mywapblog, Arvind berusia 19 tahun. Saat itu, Arvind Gupta memang memiliki keprihatinan khusus atas permasalahan layanan blog yang tidak bisa bebas diakses oleh ponsel spesifikasi rendah seperti Java atau Symbian. Wah, Mr. Arvind di usia 19 tahunnya seharusnya sudah mendapat gelar sarjana, ya. Berhasil memecahkan masalah banyak orang saat itu sekaligus menciptakan ladang bisnis baik untuk dirinya sendiri maupun lapangan pekerjaan untuk orang lain. Mywapblog, merujuk pada kata “WAP” yang lebih diartikan sebagai situs seluler atau situs yang bisa diakses dengan perangkat seluler atau mobile.
Bukan main, Bos, untuk mengetik satu tulisan yang pendek, saya memerlukan waktu sekitar setengah jam. Belum lagi jika tulisannya mendadak hilang. Jujur saja, keterbatasan perangkat menjadi kendala yang begitu besar untuk membangun blog saat itu. Amunisi yang saya siapkan tentu saja satu-satunya HP tipe seadanya, Bbowser Java Opera Mini, sedikit kuota internet (ngomong-ngomong, saat itu kuota 1 GB bisa bertahan buat sebulan ngeblog dan nge-Facebook loh), serta tulisan yang biasanya saya tulis dahulu di kertas agar nantinya tinggal disalin (diketik).
Selain dapat diakses dengan HP tipe apa pun yang penting ada internetnya, seperti HP Java atau Symbian, Mywapblog juga dapat diakses dengan perangkat desktop seperti Blogspot dan WordPress. Maka dari itu, sesekali saya juga ke warnet agar lebih cepat dalam mengetik. Namun, karena keterbatasan uang saku, saya biasanya ke warnet hanya seminggu sekali.
Perkenalan saya dengan dunia blogging nggak berhenti sampai dengan tulis menulis dan ketik mengetik saja. Petualangan-petualangan berikutnya saya berhasil mengetahui seluk beluk dunia blog seperti “blogwalking”, yakni salah satu istilah dalam dunia blog di mana kita saling bertukar kunjung dengan pemilik blog lain dan meninggalkan komentar di salah satu tulisannya. Saat itu, Mywapblog merupakan platform yang ramah dalam fitur per-blogwalking-an, berbeda dengan Blogspot yang tidak memiliki fitur yang memudahkan blogwalking. Jika bisa dibandingkan dengan sekarang sih, sama seperti WordPress begitu.
Setiap hari ulang tahunnya, Mywapblog sering mengadakan lomba atau kontes blog yang meliputi kontes menulis dan kontes CSS. Namun sayang seribu sayang, Mywapblog yang tersisa kini tinggal kenangan. Arvind Gupta, pria asal India, selaku pembuat Mywapblog memutuskan untuk menutup dan menghapus Mywapblog dari internet pada 2016. Semua Mywapblogger saat itu diminta untuk ekspor xml agar nantinya apa yang sudah ditulisnya di blognya tidak hilang begitu saja dan dapat diimpor (dipindahkan) ke layanan blog lain seperti Blogspot dan WordPress. Usai sudah kebersamaan saya bersama Mywapblog selama kurang lebih 2 tahun. Terima kasih sudah mengenalkan saya kepada dunia kepenulisan internet.
BACA JUGA Kalau Mau Dapet Cuan, Blogger Harus Memahami 4 Langkah Ini dan tulisan Rezky Yayang Yakhamid lainnya.