BPOM Tangannya Kotor ya, kok Cuci Tangan?

BPOM Tangannya Kotor ya, kok Cuci Tangan?

BPOM Tangannya Kotor ya, kok Cuci Tangan? (Pixabay.com)

BPOM sedang jadi sorotan. Kasus gagal ginjal yang bikin orang tua di Indonesia insecure setengah mati ini bikin mereka ibarat sedang berkubang di air panas. Sejak kasus itu diumumkan, mereka lalu memperbarui informasi tentang obat-obat yang menyebabkan gagal ginjal pada anak.

Namun, yang jadi pertanyaan bagaimana bisa sebuah Lembaga pemerintahan sebesar ini bisa lalai dalam menentukan dan mengawasi obat? Bahkan lebih parahnya lagi, ada perusahaan yang akan segera dipidanakan oleh mereka.

Hah? Gimana? Lembaga ini mau mempidanakan perusahaan, padahal mereka sendiri lalai dalam tugas mereka?

Banyak orang menganggap itu adalah usaha cuci tangan yang dilakukan oleh BPOM, agar tangan mereka tak terlalu terlihat berdarah. Dan masalahnya, upaya cuci tangan ini memang lagi sering dilakukan. Menkominfo dengan bocornya data, PSSI dengan Tragedi Kanjuruhan, dan masih banyak contoh upaya cuci tangan yang bisa kita temukan. Apa yang di benak mereka, saya tak tahu, kok berani-beraninya cuci tangan kek gini.

Saya juga tidak sepenuhnya menyalahkan mereka di sini, karena pastinya mengawasi beberapa perusahaan farmasi juga bukan perkara hal yang mudah. Terlebih adanya perusahaan yang bandel dengan memasukkan kandungan berbahaya di dalam kandungan tersebut. Jika memang ada perusahaan yang memang bandel dengan memasukkan kandungan tersebut, it’s fine dan itu bisa diterima.

Hanya saja, tugas BPOM adalah mengawasi. Sekali lagi, mengawasi. Ketika obat tersebut beredar, ada andil mereka di situ. Ketika ada bug lolos, QA tester bertanggung jawab. Ketika ada produk cacat lolos, QC lah yang bertanggung jawab. Dan BPOM, di sini pun tak berbeda. Mereka yang mengawasi, jadi ya, mereka juga harus bertanggung jawab.

Artinya, mereka pun (harusnya) bisa dipidanakan. Kan ini tanggung jawab mereka. kalau mereka malah memidanakan perusahaan lain tapi dalam waktu yang sama, mereka tak mau dimintai tanggung jawab, lha ya aneh. Jelas kalau itu adalah upaya cuci tangan.

Pada hakikatnya adalah manusia merupakan tempatnya salah. Namun sesulit itukah mengakui kesalahan?

Pada momen ini, seharusnya baik pemerintah dan BPOM segera merumuskan solusi, dan yang paling utama, mengakui bahwa mereka memang melakukan kelalaian dan bertanggung jawab akan hal itu. Jangan malah mencari kambing hitam, seakan-akan yang salah hanyalah satu pihak saja. Seakan-akan, kekacauan muncul karena satu pihak saja.

Kalau memang nggak mau disalahkan, dan menganggap mereka sudah melakukan tugas sebaik mungkin, ya susah. Gimana nggak susah, kalian sedang berurusan sama sebongkah batu yang berlumut, apa yang kalian harapkan?

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA BPOM vs Industri Farmasi: Menelaah Lubang Hitam Industri Farmasi Negeri

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version