Naruto adalah contoh sempurna bahwa mimpi tidak akan menguap jika dikejar dengan baik dan benar. Baiknya itu adalah jujur, benarnya itu adalah dengan cara yang gigih. Siapa yang nyana jika Naruto yang merupakan anak kecil paling “ditakuti” di desa, kelak akan menyelamatkan orang-orang yang membencinya.
Tapi, patut disetujui bahwa Naruto itu beruntung. Ada beberapa alasan, salah satunya adalah kawan-kawan sportif dan suportif yang ada di sekitarnya. Naruto tidak akan besar jika kawan-kawan di sekitarnya hanya memandang bahwa ada rubah ekor sembilan yang ada di dalam tubuhnya. Mereka—kawan-kawan Naruto—memandang Naruto sebagai kawan. Mereka mengenyam pendidikan ninja, memandang Naruto ya sebagai Naruto itu sendiri.
Kehidupan Naruto jauh dari kata baik meski uang jajannya ditanggung oleh Hiruzen Sarutobi. Walau begitu, dikatakan memenuhi pun jauh. Naruto lebih suka makan di ramen Ichiraku. Indikasinya ya murah, enak, dan banyak diskonan. Tapi, setelah Naruto sukses pun ia masih saja mengandalkan diskonan. Buktinya, ketika Teuchi—bakul ramen—memberikan voucher potongan harga sebagai hadiah penikahan dengan Hinata, ia masih menggunakan.
Naruto ini antara merakyat atau memang irit. Atau gaji sebagai seorang Hokage ia hibahkan ke mana, semua kemungkinan bisa saja terjadi. Yang jelas, Naruto adalah Naruto. Dengan caranya, ia tahu apa yang harus diperbuat.
Kita semua tahu, Naruto punya anak, yaitu Boruto. Dengan kondisi yang berbeda dari Naruto, mulai dari privilese, kemewahan, mental, hingga sokongan dari orangtua. Ya, kita sama-sama tahu bahwa ia tidak menyukai Naruto sibuk. Namun kita tetap saja mengindikasikan “hadirnya” orang tua di sisinya, dengan kondisi lengkap, bisa menjadikan daya dukung yang berbeda dengan kondisi Naruto yang dahulu.
Saya juga sepakat bahwa Naruto dan Boruto sebenarnya sama, sama-sama lahir dalam keluarga pemimpin. Namun, dalam kasus di atas kertas, kita harus sepakat bahwa kondisi lingkungan Naruto dan Boruto berbeda. Barangkali, ada yang membenci Boruto, itu karena dirinya nakal. Membenci pun tidak sampai taraf ekstrem, yakni dikucilkan.
Nah, dalam kondisi tersebut, kita harus bertanya, besar mana uang saku Naruto dengan Boruto? Kita harus menghitung Ryo dengan satuan Yen saja. Kenapa? Ya biar mudah. Menurut keterangan dari keterangan Fandom, 1 Ryo jika dikurskan ke dalam Yen, maka angkanya berada dalam kisaran 10-12 Yen. Sedang 10 Yen kini berada dalam angka 1200 Rupiah.
Jika berhasil menyelesaikan misi tingkat S (untuk Jonin ke atas), akan mendapat imbalan 1 juta Ryo. Jadi, satu misi tingkat S, para ninja bisa menerima untung 1,2 miliar rupiah. Tapi setelah melewati banyak waktu, angka tersebut pasti naik. Kita ambil angka 1 Ryo kini 15 Yen atau sekitar 2000 rupiah. Jadi, 1 misi tingkat S, para ninja bisa meraup untung 2 miliar.
Kita sudah mendapatkan angka Ryo masa Boruto. Jadi, berapa kah uang jajan Boruto selama sekolah ninja? Apakah ia mendapatkan uang yang layak?
Naruto sekarang kaya. Buktinya, dia punya rumah yang lumayan besar dan sampai sekarang, nggak ada sambatan dia mencicil rumahnya. Sakura aja masih nyicil rumahnya. Kok tahu? Kalau inget cerita Sakura diculik Shin Uchiha, pasti inget kalau Sakura sempet sambat cicilan rumah yang dia hancurin sendiri.
Karena Naruto kaya, otomatis uang saku Boruto pasti tinggi. Itu terlihat dari gaya hidupnya yang dikit-dikit nongkrong lalu beli gacha. Cara melihat kemakmuran ekonomi orang itu gampang. Liat cara dia gacha. Kalau gacha nggak pake istirahat, itu orang pasti makmur. Dan Boruto adalah tipe orang kayak gitu, apalagi dia berhasrat untuk mendapat kartu Sasuke.
Kartu Sasuke itu tingkatnya SSR, tingkat yang paling tinggi sebelum kartu tersebut di-evolve menjadi UR. Boruto tidak menyerah untuk mencari kartu SSR Sasuke yang ia inginkan. Dari hal itu kita bisa tahu bahwa uangnya berkecukupan.
Tidak diketahui satu pack kartu tersebut berapa. Namun jika ditelisik nilai pasar permainan kartu tersebut di Indonesia, ada di angka 20 ribu sampai 50 ribu. Tingkat konsumtif Boruto membeli kartu ini juga dapat ditengok obrolan Chocho dan Sarada, “anak laki-laki sering main itu,” mengindikasikan mereka tidak hanya beli sekali saja selama seminggu.
Jadi, sebulan, Boruto bisa mengantongi uang saku sebanyak 300 sampai 500 ribu rupiah karena tingkat “seringnya” ia membeli kartu. Juga, dengan tambahan data, ia sering nongkrong fast food dan makan thunder burger yang katanya pedas. Jika dihitung dalam Ryo, uang saku Boruto ada di angka 140-240 Ryo.
Naruto memang sayang dengan Boruto dan jor-joran, tapi apakah Hinata, ibunya, memperbolehkan anaknya memegang uang sebesar itu? Atau Naruto diam-diam ngasihnya ke Boruto? Hmm semakin penasaran.
BACA JUGA Teror Andong Pocong di Sidoarjo dan tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.