Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Booking Lahan Camp di Gunung oleh Biro Open Trip Itu Nggak Masuk Akal, Sejak Kapan Gunung Jadi Lahan Milik Pribadi?

Kevin Nandya Kalawa oleh Kevin Nandya Kalawa
4 Juni 2025
A A
Booking Lahan Camp di Gunung oleh Biro Open Trip Itu Nggak Masuk Akal, Sejak Kapan Gunung Jadi Lahan Milik Pribadi?

Booking Lahan Camp di Gunung oleh Biro Open Trip Itu Nggak Masuk Akal, Sejak Kapan Gunung Jadi Lahan Milik Pribadi?

Share on FacebookShare on Twitter

Mendaki gunung itu mestinya soal berhadapan sama alam, menikmati pemandangan, menghirup udara segar, dan tidur di tenda sambil dengerin suara jangkrik. Tapi belakangan, pendakian di beberapa gunung Indonesia malah berubah jadi drama rebutan lahan camp, karena ada tren aneh: booking lahan camp oleh open trip. Iya, kamu nggak salah baca, ada yang ngaku-ngaku bisa “booking” tempat tenda duluan kayak booking hotel, bahkan sebelum kita nyampe.

Drama ini meledak di Gunung Merbabu beberapa waktu lalu. Viral video pendaki mandiri yang udah duluan pasang tenda tiba-tiba disuruh pindah. Kenapa? Karena spot itu katanya sudah “dibooking” sama rombongan open trip yang datang belakangan. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Pak Nandang, dengan tegas bilang, “Tidak ada aturan yang membolehkan booking tempat tenda.” Jadi, dari mana datangnya istilah “booking lahan camp” ini?

Kalau dipikir-pikir, ini mirip drama sinetron: ada pihak yang datang duluan, tapi karena mereka bukan bagian dari open trip, mereka ‘digusur’ demi kepentingan rombongan yang dateng belakangan. Ini bukan cuma soal berebut lahan, tapi juga soal etika dan hak sebagai pendaki. Bukannya gunung itu ruang publik, milik bersama yang harusnya bisa dinikmati semua orang tanpa diskriminasi?

Open trip dan praktik booking lahan camp: antara wajar dan berlebihan

Buat kamu yang belum tahu, open trip adalah layanan pendakian yang diorganisasi oleh biro perjalanan. Mereka biasanya punya jadwal, guide, porter, dan peserta yang sudah didaftarkan. Karena mereka bawa rombongan besar, kadang ada strategi: kirim porter atau pendaki lebih dulu ke lokasi camp buat “booking” tempat.

Musisi sekaligus pegiat alam, Fiersa Besari, pernah ngomong soal ini. Menurut dia, praktik porter datang duluan untuk mendirikan tenda bagi peserta open trip itu biasa. Tapi, yang nggak boleh itu adalah mengusir pendaki mandiri yang udah duluan di spot tersebut.

Masalahnya, open trip yang makin marak bikin gunung jadi ‘ladang perang’ rebutan lahan camp. Pendaki mandiri yang cuma mau menikmati alam dengan santai sering jadi korban “booking dadakan” ini. Bukannya dibiarkan tenang, mereka malah harus geser-geser tenda dan cari tempat baru yang belum tentu aman atau nyaman.

Kenapa harus susah-susah booking? Bukannya gunung itu milik bersama?

Praktik booking lahan camp ini sebenarnya muncul karena terbatasnya kapasitas lahan camp yang ada di banyak gunung. Pihak pengelola memang membatasi jumlah pendaki demi menjaga kelestarian alam. Tapi sistem “booking” ilegal ini bikin kacau, karena nggak ada aturan resmi yang mengatur hal tersebut.

Kalau kamu perhatiin, ngurus izin pendakian itu sudah ribet. Ditambah harus ribet juga urusan lahan camp, pendaki bisa jadi stres sendiri. Pendaki mandiri malah jadi pihak yang dirugikan, karena mereka nggak bisa “booking” dan harus bersaing dengan open trip yang sudah punya jaringan.

Baca Juga:

Semua Boleh Mendaki Gunung, Tidak Perlu Takut Dianggap FOMO

Berak di Gunung Adalah Kegiatan Paling Merepotkan bagi Pendaki, Penuh Taktik dan Sangat Memacu Adrenalin

Camping ground resmi: solusi anti drama?

Kalau kamu mau camping dengan nyaman, aman, dan nggak ribet, ada alternatif yang lebih baik: camping ground resmi. Contohnya Bukit Cita Cita Camping Ground di Cisarua, Bogor. Tempat ini menyediakan lahan camping yang rapi, fasilitas memadai, dan pastinya bebas drama rebutan spot.

Di camping ground resmi, kamu bisa booking lahan dengan harga wajar, fasilitas lengkap seperti kamar mandi, musholla, dan akses mudah. Ini solusi buat kamu yang pengen suasana camping yang adem dan tanpa drama.

Apa kata pemerintah?

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Pak Nandang, sudah menegaskan bahwa tidak ada aturan resmi yang mengizinkan booking lahan camp di area pendakian. Pihaknya bahkan sudah menegur operator open trip Tiga Dewa Adventure Indonesia yang kedapatan melakukan praktik tersebut. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga mengingatkan agar semua pihak mematuhi aturan demi menjaga kelestarian alam dan kenyamanan bersama.

Data dari pengelola taman nasional menunjukkan bahwa kapasitas lahan camping memang terbatas, sehingga sistem pendakian harus mengedepankan prinsip first come first served. Praktik booking ilegal berpotensi menimbulkan ketegangan antar pendaki dan memperparah dampak kerusakan lingkungan akibat penumpukan tenda.

Gunung itu bukan pasar swalayan yang bisa kamu booking seenaknya

Jadi, buat kamu para pendaki mandiri, jangan baper kalau tiba-tiba disuruh pindah tenda oleh rombongan open trip yang ‘booking’ lahan duluan. Anggap saja itu ujian kesabaran dan jiwa petualang. Tapi, buat operator open trip, tolong hargai pendaki lain dan jangan sok jagoan booking lahan.

Gunung itu milik kita bersama. Tempatnya untuk menikmati alam, bukan untuk diperebutkan dengan cara yang nggak etis. Kalau mau booking, mending ke camping ground resmi yang sudah ada izin dan fasilitas.

Jadi, yuk jaga gunung dan etika mendaki. Karena mendaki itu soal menikmati alam, bukan rebutan lahan camp yang bikin suasana jadi panas. Ingat, di gunung, kita bukan cuma bertemu dengan puncak, tapi juga dengan sesama pendaki.

Penulis: Kevin Nandya Kalawa
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menggugat Alasan Mendaki Gunung Para Pemula: Sebuah Percakapan Nyinyir

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2025 oleh

Tags: booking lahan campMendaki Gunungopen triptiga dewa
Kevin Nandya Kalawa

Kevin Nandya Kalawa

Bapak satu anak yang sedang belajar sabar menghadapi dunia dan birokrasi.

ArtikelTerkait

solo hiker

Solo Hiker: Lagi Naik Gunung Malah Disangka ‘Laku Ngilmu’ Jadi Dukun

5 Juli 2019
Naik Gunung untuk Mengobati Patah Hati Itu Niat yang Konyol terminal mojok.co

Naik Gunung untuk Mengobati Patah Hati Itu Niat yang Konyol

27 November 2020
Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantisismenya mojok.co

Menyoal Larisnya Konten Horor Pendakian Gunung dan Nyinyiran pada Konten Romantismenya

26 Agustus 2020
Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung terminal mojok.co

Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung

16 Oktober 2020
Semua Boleh Mendaki Gunung, Tidak Perlu Takut Dianggap FOMO

Semua Boleh Mendaki Gunung, Tidak Perlu Takut Dianggap FOMO

27 Juli 2024
mitos mendaki gunung pendakian mojok

Mitos, meski Tidak Rasional, Tetap Merupakan Kunci Selamat dalam Mendaki Gunung

19 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.