Umur hanyalah angka, sebab menurunnya kapasitas dan kualitas seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan makin bertambahnya usia. Setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan yang sama. Dan ketika diberikan kesempatan dan kepercayaan, berapa pun usianya termasuk lansia, manusia bisa menjadi sosok yang berperan menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Mungkin itulah yang ada di pikiran Kusnadi Raharja, Presiden Direktur Boga Group.
Diketahui bahwa Boga Group merupakan perusahaan yang membawahi sejumlah brand outlet makanan cepat saji seperti Bakerzin, Shaburi, dan Pepper Lunch. Perusahaan ini beberapa waktu lalu ramai jadi perbincangan di berbagai platform media sosial karena berani untuk merekrut karyawan yang berusia di atas 60 tahun.
Langkah yang diambil oleh Kusnadi Raharja ini menjadi gagasan segar di tengah pola pikir perusahaan lain yang acap kali memberikan kriteria khusus saat merekrut karyawan seperti usia di bawah 25 atau 30 tahun dan berpenampilan menarik. Soal berpenampilan menarik ini tentu jadi penilaian yang sering kali subjektif.
Daftar Isi
Merekrut lansia bekerja patut diapresiasi
Selaku individu yang berusia hampir kepala tiga, melihat lowongan kerja berisi kriteria usia maksimal 25 atau 30 tahun ini jadi sesuatu yang sangat menyebalkan dan diskriminatif. Kalau pekerjaannya jadi atlet Mobile Legends atau renang, mungkin masih bisa diterima. Tapi kalau jadi staf office analyst, back office, atau pekerjaan dengan intensitas fisik yang tidak tinggi, saya rasa pelamar berusia di atas 30 tahun juga nggak akan berkurang kemampuannya dalam bekerja. Asal sudah punya pengalaman, kan? Terlebih kalau pekerjaannya sederhana semacam pramusaji atau server di outlet makanan dan penjaga stand minuman, usia di atas 60 tahun saja masih bisa dan mampu.
Praktik tersebut sudah dibuktikan sendiri oleh Boga Group. Secara umum, kriteria lansia yang direkrut oleh Boga Group berusia di atas 60 tahun, mampu berkomunikasi dengan baik, minimal punya ijazah SMA, bersedia melakukan tes EKG (tes jantung), dan mendapat surat persetujuan bekerja dari keluarga. Kriteria terakhir ini sangat penting agar pihak keluarga mengetahui bahwa orang terdekat mereka yang lansia sedang bekerja.
Dalam praktiknya, Boga Group juga tidak memberikan beban kerja yang tinggi bagi para lansia yang direkrutnya. Para lansia ini bekerja selama 5 hari dengan jam kerja 4 + 1, yaitu 4 jam bekerja, 1 jam beristirahat. Selain mendapatkan gaji yang layak, para lansia ini juga mendapatkan fasilitas catering karyawan.
Bukan hal baru, para lansia di luar negeri juga masih aktif bekerja
Apa yang dilakukan oleh Boga Group ini sebenarnya bukan hal baru. Beberapa perusahaan di Singapura misalnya, juga mempekerjakan karyawan di atas 50 tahun. Komposisinya pun tidak sedikit, setidaknya ada 31,5 persen pekerja lansia di negara singa tersebut. Contoh lain adalah Hongkong, di negara Jackie Chan ini terdapat sekitar 153 ribu karyawan lansia. Mereka bekerja di berbagai sektor usaha dan jenis pekerjaan.
Para lansia ini, ketika dipekerjakan dengan tidak eksploitatif, akan membuat mood sosial mereka juga jadi membaik. Pasalnya, mereka jadi punya aktivitas untuk tetap berpikir, bergerak, dan berkomunikasi dengan sesamanya.
Saya percaya, lansia yang masih aktif bergerak justru punya angka harapan hidup yang lebih tinggi dari pada yang hanya berdiam diri di rumah. Para lansia yang dibiarkan menyendiri dan melamun itu pada akhirnya hanya membawa mereka dalam kubangan overthinking sehingga emosi mereka pun acap kali tidak stabil. Ketika itu terjadi, tentu akan mengundang berbagai penyakit untuk datang menyerang.
Hal itu saya yakini karena terjadi pada nenek saya sendiri. Nenek saya di usia 80 tahunan masih mampu bergerak, memasak, berbelanja di pasar, dan aktif di pengajian, di saat lansia dengan usia yang sama hanya mampu duduk di kursi dan menonton TV. Kondisi itu karena nenek saya selalu punya aktivitas setiap harinya sehingga dirinya masih mampu mengerjakan banyak kegiatan.
Boga Group menjadi inspirasi dan panduan bagi perusahaan lain di Indonesia
Akan tetapi mempekerjakan lansia perlu memperhatikan aspek kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan fisik mereka. Perlu ada payung hukum agar para pekerja lansia ini tetap terlindungi dan terhindar dari praktik eksploitatif.
Apa yang dilakukan oleh Boga Group ini semoga jadi inspirasi dan panduan bagi perusahaan lainnya di Indonesia. Setidaknya mereka sadar, bahwa karyawan yang berkompeten dan dedikatif tidak hanya dilihat dari segi mudanya usia apalagi penampilan yang menarik. Mereka yang usianya tua pun sejatinya masih bisa bekerja dengan baik, asalkan pekerjaan yang diberikan kepada mereka sesuai dengan kapasitas fisik mereka.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Batas Usia Melamar Kerja di Indonesia Nggak Adil. Usia 30 Tahun Nggak Boleh Kerja Gitu?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.