Di era modern ini, kebutuhan akan toilet bukan hal yang bisa dianggap sepele. Apalagi di daerah sekitaran tempat wisata, bisnis toilet umum bisa jadi sangat menguntungkan. Meski sering dipandang sebelah mata, sebenarnya ide usaha ini memiliki potensi keuntungan yang besar jika dikelola dengan baik.
Daftar Isi
Semua orang butuh toilet
Tak dapat dimungkiri bahwa toilet memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang yang ingin BAK dan BAB butuh pergi ke toilet.
Saya pernah ke Waduk Cengklik yang ada di Boyolali. Di sana saya kesulitan menemukan toilet umum. Untungnya di luar pintu masuk waduk ada rumah-rumah penduduk yang membuka bisnis toilet umum. Akhirnya saya putuskan untuk ke sana. Toiletnya cukup bersih dan nyaman. Sangat membantu pengunjung waduk yang kebelet seperti saya saat pengelola tempat wisata tak menyediakan toilet umum.
Salah satu alasan mengapa bisnis toilet umum kerap dipandang sebelah mata karena dianggap kurang menguntungkan daripada bisnis kafe atau bahkan bisnis tempat parkir. Selain itu, bisnis ini dianggap nggak sementereng bisnis lain karena bersinggungan dengan kakus. Biasanya warga daerah lebih memilih rumahnya dijadikan tempat parkir daripada membuka usaha toilet umum.
Bisnis toilet umum dipandang sebelah mata padahal berpotensi untung besar
Salah seorang teman saya yang kebetulan tinggal di daerah wisata membuka bisnis toilet umum ini. Menurutnya, bisnis ini cukup menggiurkan dan kerjaannya ringan. Teman saya hanya duduk menunggu pengunjung yang nantinya datang. Pengunjung yang buang air kecil cukup membayar Rp2 ribu, sementara pengunjung yang buang air besar harus membayar Rp3 ribu. Rata-rata pengunjung memakai toilet umum sekitar 3-10 menit per orang tergantung kebutuhan.
Saya lalu iseng bertanya pada teman saya, seandainya ada pengunjung yang mengaku BAK padahal nyatanya BAB gimana? Memangnya bisa dibedakan? Teman saya lalu menjawab bahwa itu bisa terlihat dari durasi pengunjung masuk ke dalam toilet. Kalau dia butuh waktu lama untuk keluar dari toilet tapi hanya bayar Rp2 ribu, teman saya akan mengatakan kalau tarifnya Rp3 ribu.
Akan tetapi menurutnya, ada juga pengunjung yang ngeyel nggak mau bayar sesuai aturan. Meski begitu teman saya jarang menemukan pengunjung yang ngeyel gini, menurutnya, rata-rata pengunjung membayar taat aturan. Teman saya juga menambahkan kalau mau jadi penjaga toilet umum harus galak dan sangar supaya pengunjung nggak seenaknya sendiri.
Saat saya mencoba bertanya keuntungan yang diraup dalam sehari dari bisnis toilet umum itu, dia tak menyebutkan nominalnya, melainkan hanya menjawab lumayan. Tapi menurut penuturan teman saya ada sekitar 100-200 pengunjung yang menggunakan toilet miliknya. Kalau pengunjung tempat wisata sedang banyak, misalnya saat weekend atau hari libur, keuntungan yang dia dapat juga makin banyak.
Teman saya mengakui bahwa bisnis toilet umumnya bisa berjalan lancar karena lokasinya strategis. Seperti saya bilang, rumahnya dekat dengan tempat wisata. Akan tetapi ada pula hal yang bikin dongkol. Misalnya ketika ada ibu dan anak yang sama-sama masuk ke toilet dan menghabiskan banyak air, tapi bayarnya hanya untuk satu orang. Hal-hal seperti ini memang perlu dijaga agar tak rugi.
Mending buka bisnis toilet umum daripada bisnis parkiran
Banyak orang yang menyarankan membuka usaha parkiran karena dianggap lebih mudah. Padahal sebenarnya membuka usaha parkiran tak semudah yang dibayangkan. Sebagai pengelola, kita harus menata, menjaga, dan mengarahkan kendaraan yang menggunakan jasa kita.
Jangan salah, persaingan tempat parkir ini juga sangat ketat sehingga penyedia lahan parkir harus ekstra menarik dan mengarahkan pengunjung untuk masuk ke tempat parkirnya. Makanya hal ini jelas nggak bisa dikerjakan satu orang, setidaknya untuk bisnis parkiran harus ditunggui oleh 2 sampai 3 orang. Pembagian hasilnya juga harus rata.
Oleh karena itulah menurut teman saya, keuntungan dari bisnis parkir nggak semaksimal bisnis toilet umum. Kalau toilet kan dia buka sendiri di rumahnya, dia juga bisa jagain sendirian. Tinggal siapkan saja beberapa bilik toilet untuk pengunjung yang datang.
Cukup menguntungkan, tapi…
Teman saya mengaku bisnis toilet umum ada dukanya, yakni saat mendapat pengunjung yang jorok. Sebenarnya bisnis ini nggak butuh banyak modal, perawatan, atau tenaga, tapi kedatangan pengunjung jorok itu menyeramkan.
Masih menurut teman saya, setiap pagi sebelum buka, dia pasti akan membersihkan toilet terlebih dulu sebelum digunakan pengunjung. Tapi kalau sudah ada pengunjung yang datang, tentu dia tak bisa terus-terusan mengecek bilik toilet karena harus fokus juga menjaga kotak pembayaran. Apesnya kalau ada pengunjung lain yang masuk dan melaporkan kondisi toilet yang kotor, mau nggak mau teman saya harus membersihkannya dulu. Tentu saja pembuat onar sudah pergi jauh.
Di era seperti sekarang ini, kita harus pintar mencari ide usaha yang bisa menghasilkan uang tambahan. Tapi ingat, usaha yang kita rintis juga perlu dikelola dengan baik dan bertanggung jawab. Jangan sampai lengah, pantau potensi apa saja yang ada di sekitar kita untuk dapat menghasilkan cuan. Seperti teman saya yang bisa memanfaatkan rumahnya yang dekat tempat wisata untuk menghasilkan tambahan uang dari bisnis toilet umum.
Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.