Meski hujan deras nggak pake nalar kembali menerpa beberapa hari ini, tapi kita harusnya sepakat, bahwa tanda-tanda musim kemarau sudah terlihat. Salah satunya, tentu saja, panas yang amat menyengat. Dan tidak ada obat panas menyengat paling mujarab selain meruntuhkan oligarki es teh jumbo.
Saya kira kita sama-sama sepakat, selama kita tidak peduli risiko diabetes, es teh jumbo adalah minuman yang wajib diteguk di siang hari, tiap hari. Terlebih pada bulan-bulan ke depan. Atau dari sekarang pun sudah wajib saya rasa, karena panasnya memang beneran tidak masuk akal sekalipun nanti tiba-tiba mendung.
Meski saya bukan peramal bisnis yang baik, tapi saya rasa, bisnis es teh jumbo kembali jadi hal yang menarik.
Memang meredup, tapi tak berarti mati
Harus kita akui, bisnis es teh jumbo memang sempat jadi primadona dan sumber cuan yang kelewat mudah. Meraih untung 200 ribu sehari bahkan bukan hal yang sulit. Masalahnya, sebagaimana bisnis franchise pada umumnya, pemilik franchise “mengobralnya” dengan masif dan akhirnya jadi kelewat banyak jenis franchise dan booth es teh bertebaran. Bahkan, beberapa booth bisa ditemukan hanya dalam radius satu kilometer.
Nggak perlu jadi jenius pun kita tahu bahwa hal tersebut jelas bukan hal yang baik.
Akhirnya, bisnis es teh meredup. Pemasukan jelas menurun. Terlebih kita diserang musim hujan yang tanpa henti. Alih-alih minum es, jelas keruntuhan rezim lalim kopi lebih menarik. Tapi meski meredup, tak berarti para penjual tersebut menutup dagangannya.
Memang beberapa booth saya lihat tutup permanen, tapi yang sudah pernah meraih untung yang amat besar, tetap bertahan. Ini artinya, jika bisnis es teh jumbo kalian sudah meraih pelanggan tetap, niscaya mereka akan balik sekalipun musimnya tidak cocok minum es.
Ayolah, kita pasti punya kenalan yang kelewat absurd. Entah mereka suka minum es saat hujan, makan bakso kuah teh, atau milih Gibran saat pilpres kemarin.
Bisnis es teh jumbo masih mungkin meraih pemasukan besar
Kalian percaya nggak kalau masih ada booth es teh jumbo dengan omzet 1 juta per hari?
Ini beneran ada, tetangga saya sendiri malah, kenalan istri saya. Dia memang tak cuman jualan es teh, dia juga jualan cilok. Tapi saya ragu ciloknya menyumbang pemasukan besar. Kalau es tehnya, saya yakin karena rasanya memang enak.
Bedanya cuman satu: dia bikin tehnya sendiri, nggak seperti bisnis es teh jumbo lain yang gulanya nggak jelas, tehnya racikan dari franchise.
Nah, ini bisa jadi tanda bahwa sebenernya, es teh jumbo itu masih bisa memberimu pemasukan yang lumayan. Tapi juga pertimbangkan faktor lain kayak posisi booth, harga, seberapa banyak orang lewat boothmu, dan hal-hal lain.
Kalau saya pribadi sih, keknya meraup untung bersih 100 ribu per hari masih masuk akal untuk sekarang. Yang penting strateginya harus tepat dulu.
Bagiku, kekayaan itu usaha plus momentum. Momentum cuaca yang panasnya nggak masuk akal ini menurut saya wajib dikapitalisasi dengan bikin usaha es teh. Mumpung masih awal, bisalah buka dulu untuk bikin awareness. Kalau produknya ternyata cocok dari segi rasa, aku yakin orang bakal balik lagi. Percayalah, bisnis sepele kayak cilok, cireng, es teh, itu kalau udah enak, pasti laku.
Maka, saran saya, daripada nendang pintu buat minta Aerox, mending ngajuin KUR BRI untuk dagang es teh jumbo. Saya nggak yakin diterima, tapi apa salahnya berusaha?
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Es Teh Jumbo, Minuman Kekinian yang (Mulai) Merangkak Menuju Kebangkrutan




















