Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Bioskop di Indonesia Timur Jarang, Wajar kalau Film Kaka Boss Sepi Penonton

Tiara Uci oleh Tiara Uci
29 September 2024
A A
Bioskop di Indonesia Timur Jarang, Wajar kalau Film Kaka Boss Sepi Penonton

Bioskop di Indonesia Timur Jarang, Wajar kalau Film Kaka Boss Sepi Penonton (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Papua dan Maluku kekurangan bioskop

Kita sepakati dulu yang disebut Indonesia timur itu mana. Kalau kita berpatokan pada zona waktu WIT (Waktu Indonesia Timur). Indonesia timur hanya di Pulau Papua (6 provinsi) dan Kepulauan Maluku (2 provinsi). Nah, di delapan provinsi ini, jumlah bioskopnya bisa dihitung jari.

Di Papua yang notabene memiliki enam provinsi, sependek ingatan saya, bioskop hanya ada di Jayapura (Provinsi Papua), Sorong (Papua Barat Daya), dan Manokwari (Provinsi Papua Barat). Di Mimika (Provinsi Papua Tengah) ada sih bioskop, tapi aksesnya terbatas untuk PT Freeport. Artinya, tidak semua provinsi memiliki bioskop.

Di beberapa daerah Papua biasanya ada bioskop mini (usaha perseorangan atau komuntitas), tapi film yang diputar umumnya bukan film baru. Kebanyakan film lama atau film-film lokal dan dokumenter karya anak negeri yang memang didistribusikan dengan biaya murah bahkan gratis.

Meskipun Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland, akses transportasi darat di pulau ini masih terbatas. Misalnya ada warga di Provinsi Papua Pegunungan mau nonton bioskop harus ke Jayapura dulu. Dan mereka hanya memiliki dua pilihan saja. Naik pesawat ATR yang harga tiketnya mahal (kurang lebih Rp1,5 juta PP), atau menggunakan jalur darat yang terjal, yang berarti harus siap naik turun gunung dan menyusuri lembah seperti Ninja Hattori.

Berkebalikan dengan Papua, Maluku dan Maluku Utara adalah dua provinsi kepulauan. Bioskopnya hanya ada di dua, di kota Ambon (Maluku) dan Ternate (Maluku Utara).

Bayangkan saja, pulau terbesar Malut adalah Halmahera. Tapi kalau warga di pulau terbesar ingin nonton bioskop harus ke Ternate naik kapal selama satu malam. Kalian pikir sendiri, orang gila mana yang mau menempuh perjalanan seharian naik kapal seharga Rp350 ribu hanya untuk nonton film di bioskop? Ongkosnya saja bisa dipakai makan di Surabaya selama seminggu.

Jika menggunakan zona waktu sebagai patokan Indonesia timur, jangankan dapat penonton 1 juta, Kaka Boss tembus 100 ribu penonton saja sudah luar biasa bagus.

Sulawesi dan NTT termasuk Indonesia timur, tapi sama saja bioskop juga jarang di sana

Sementara kalau kita menyebut Indonesia timur dari kemiripan kultur, Pulau Sulawesi dan NTT termasuk meskipun zona waktunya WITA. Masalahnya, di NTT bioskopnya juga jarang, paling mentok hanya ada di Kupang.

Baca Juga:

Alasan Golden Theater Kediri Masih Bertahan dan Tetap Ada di Hati Masyarakat Kediri

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Sulawesi menjadi pulau di timur yang paling banyak jumlah bioskopnya, tapi tetap tidak bisa dibandingkan seperti di Jawa yang nyaris setiap kotanya ada bioskop. Kalaupun ada kota di Jawa yang belum memiliki bioskop, tapi ada kota lain dengan jarak tempuh dekat yang memiliki bioskop. Misalnya di Blora tidak ada bioskop, warga Blora bisa naik motor selama 30 menit ke Bojonegoro untuk nonton bioskop.

Sementara di Sulawesi, rata-rata bioskop ada di ibu kota provinsi saja dan jaraknya relatif jauh. Misalnya ada orang Enrekang mau nonton bioskop ke Makassar membutuhkan waktu 4 jam naik mobil. Padahal keduanya masih sama-sama di Sulawesi Selatan.

Film Kaka Boss tidak bisa diakses orang-orang yang menjadi pasar utamanya

Melihat terbatasnya jumlah bioskop, rasanya tidak adil menganggap sepinya film semata-mata perkara politik. Bisa jadi memang film tersebut tidak bisa diakses oleh orang-orang yang menjadi pasar utamanya.

Menurut saya, angka 752 ribu penonton yang diperoleh film Kaka Boss terbilang banyak bila dibandingkan film dengan tema timur lainnya. Sebagai perbandingan, film Cahaya dari Timur: Beta Maluku yang disutradarai Angga Sasongko dan berhasil menyabet dua Piala Citra 2014 (kategori film bioskop terbaik dan pemeran utama pria terbaik), jumlah penontonnya hanya 250 ribu, lho.

Meskipun terlihat tidak adil, tapi begitulah cara kerja dunia hiburan. Jumlah penonton tidak hanya ditentukan oleh bagus atau tidaknya film, tapi ditentukan banyak faktor. Salah satunya ketersediaan bioskop untuk melihat film tersebut. Soal bangga dengan karya putra daerah, saya kira orang timur pasti bangga, masalahnya mau nonton film di mana kalau bioskopnya saja jarang? Kan nggak semua orang timur merantau ke Jakarta atau Jawa.

Faktanya, tidak hanya infrastruktur jalan, pendidikan, dan kesehatan yang belum merata di Indonesia. Urusan hiburan pun belum merata, Gaes.

Penulis: Tiara uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jangan Nonton Bioskop kalau Nggak Paham Aturan Tidak Tertulisnya, Nanti Disebut Penonton Norak.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 29 September 2024 oleh

Tags: BioskopFilm IndonesiaIndonesia TimurKaka Boss
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

menonton film di bioskop

Plis Jangan Ngajak Anak Kecil Menonton Film Nggak Sesuai Rating!

19 Desember 2021
Biaya Hidup di Jakarta Itu Nggak Mahal, yang Bikin Mahal Itu Mindset-mu!

Biaya Hidup di Jakarta Itu Nggak Mahal, yang Bikin Mahal Itu Mindset-mu!

9 Maret 2024
Derita Menjalani Pembelajaran Jarak Jauh dari Salah Satu Wilayah di Indonesia Timur Terminal Mojok

Derita Menjalani Pembelajaran Jarak Jauh dari Salah Satu Wilayah di Indonesia Timur

6 Februari 2021
Jumbo Anomali Dunia Perfilman, Akankah Jadi Tren Baru Film Indonesia? Mojok.co

Film Jumbo Adalah Anomali, Akankah Jadi Tren Baru Dunia Perfilman Indonesia?

2 Juni 2025
Nonton Film di Bioskop XXI Premiere Nggak Lebih Eksklusif dan Nyaman dari IMAX

Nonton Film di Bioskop XXI Premiere Nggak Lebih Eksklusif dan Nyaman dari IMAX

15 Desember 2023
joker film review bioskop kekerasan rating R D 17 bawa anak ke bioskop kekerasan joaquin phoenix

Ortu Bebal Rating yang Masih Ngeyel Nonton Joker Bareng Anak Kecil

7 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.